Ps: That pic is so adorable ><
Enjoy :)
Author POV
'Kau adalah anak kecil paling beruntung di dunia'
Kalimat Liz terngiang-ngiang di kepala Taylor. Taylor berusaha untuk tidak memikirkan atau melupakan Liz. Tapi semakin dilupakan, Tay malah kasihan terhadap Liz. Ia masih ingat wajah Liz yang sedih. Dan Tay menjadi sedikit iba.
Taylor baru bisa berhenti memikirkan Liz ketika sampai di perpustakaan. Matanya sibuk mencari Lucas. Tapi pandangannya justru beralih kepada seorang laki-laki yang melambaikan tangan kepadanya. Itu bukan Lucas, itu Thomas. Dan tanpa alasan kaki Tay bergerak sendiri menuju Thomas.
"Aku sudah menunggumu dari tadi," kata Thomas ramah.
Tay bingung sekaligus terkejut dengan sikap Thomas. Sikap Thomas berubah 360º. Tapi Tay juga senang karena sifat Thomas berubah menjadi baik.
"Untuk apa kau menungguku?" tanya Tay tidak percaya.
"Kau sudah lupa ya? Bukannya kau ingin mengerjakan tugas bahasa?" Thomas mengingatkan Tay. Ia masih seramah tadi.
"Uhm ya, tapi sepertinya aku tidak bisa membantumu karena..."
"Kau ada janji dengan Lucas? Dia tadi kesini lalu bilang kepadaku kalau ia tidak bisa belajar denganmu?"
"Loh? Kenapa?"
"Katanya, ia ingin beristirahat!"
Tay menjadi sedikit curiga terhadap Thomas. Ia pun bertanya,"kau tidak berbohong kan?"
"Tidak! Ini buktinya!" ujar Thomas sambil menyerahkan secarik kertas.
Tay, maaf ya. Aku butuh istirahat. Lucas.
Kertas yang ditunjukkan Thomas memang benar-benar tulisan Lucas. Tapi Taylor masih tidak percaya. Tay mengira Thomas menipunya.
"Kau menipuku?" tanya Tay masih curiga.
"Tidak! Sudah ada buktinya!"
"Kenapa dia butuh istirahat ya?"
"Mungkin dia lelah,"
"Heh," Tay menghembuskan napas kesal,"apa yang akan kita lakukan sekarang?"
Thomas tersenyum,"mengerjakan tugas!"
"Ok! Kita mulai dari?"
"Emm, kakekku seorang hakim dan yang pasti ia menguasai ilmu hukum!"
"Jadi kita akan mengerjakan tugas dimana?" tanya Tay gugup. Dia takut bila mengerjakan di rumah Thomas. Taylor takut kalau semua anggota keluarga Collin mengetahui kakeknya meninggal karena menghina Thomas. Tay takut.
"Di tempat kerja kakekku," jawab Thomas.
Syukurlah, batin Tay lega.
Thomas dan Taylor berjalan keluar dari perpustakaan. Tay merasa canggung berjalan bersama Thomas. Banyak mata melihat mereka. Sementara Thomas, ia tampak biasa saja dilihat banyak mata.
"Dimana tempat kerja kakekmu?"
"Di pengadilan,"
"Maksudku, tempatnya ada di jalan mana? Dekat dari sini?"
"Oh, kita bisa mengendarai bus untuk sampai kesana!" ujar Thomas sambil terus berjalan.
Akhirnya Thomas dan Tay sudah berada di luar gerbang. Tay masih mengikuti Thomas. Sebenarnya juga Tay tidak tahu kemana tujuan Thomas.
"Sebenarnya kita mau kemana?" tanya Tay yang merasa sedikit lelah.
Thomas tersenyum,"aku kan sudah bilang Tay, ke tempat kerja kakekku!"
Akhirnya Thomas dan Taylor sampai di halte. Dewi keberuntungan mungkin ada di pihak mereka. Belum ada lima menit di halte,bis sudah datang. Dan Thomas yang membayari tiket Tay.
"Thomas," panggil Tay.
"Hmm?"
"Terimakasih ya! Kau baik!" kata Tay sambil tersenyum.
Perlahan-lahan senyum Thomas memudar, tapi kemudian ia tersenyum,"sama-sama Tay!"
Taylor POV
Jadi sekarang, aku berada di bis bersama orang yang menyebalkan. Ralat. Thomas tidak lagi menyebalkan. Sifat Thomas berubah sekali. Yang awalnya galak sekarang ia menjadi sangat ramah.
Tapi, jujur! Aku menyukai sifat Thomas yang sekarang. Mungkin dibelakangku ia bersifat seperti ini kepada Liz. Pantas saja Liz mencintai Thomas.
Akhirnya bis berhenti di sebuah terminal. Aku mengikuti Thomas turun dari bis. Well, sekali lagi Thomas membuatku terkejut. Tadi aku sempat terjepit orang-orang gemuk yang akan keluar dari bis. Thomas menyuruh mereka mengalah untukku. Yah, untukku.
Aww.
"Sekarang Tay, pegang tanganku ya!" perintah Thomas.
Dia berhasil membuatku terkejut lagi. Tanpa tanya aku segera menggenggam tangannya. Thomas juga mengenggam tanganku erat.
Aku dan Thomas menyeberangi jalan dengan berlari. Jalan tampak ramai sekali, jadi aku dan Thomas menyebrang jalan dengan berlari.
"Sekarang ayo ke tempat kerja kakek!"
"Berikan aku waktu untuk bernafas!"
Setelah bernafas aku mengikuti Thomas masuk ke dalam gerbang tempak kakekknya bekerja. Tepatnya Pengadilan.
Tiba-tiba seorang kakek-kakek menghampiri kami. Dia tersenyum ramah sekali kepada kami. Ralat, kepada Thomas. Mungkin dia kakek Thomas.
"Selamat datang Tuan Collin muda," kakek itu menyapa Thomas.
Aku menjadi sedikit ragu. Dia kakek Thomas atau teman kakek Thomas?
"Hai Alfred, dimana kakek?" tanya Thomas.
Ooo, jadi kakek ini Alfred. Tapi siapa dia?
"Kakekmu ada di rumah Tuan Collin muda," jawab Alfred.
Aku yang masih memikirkan siapa itu Alfred, terkejut mendengar kalau kakek Thomas ada di rumah. Jangan bilang kalau aku harus ikut Thomas ke rumahnya.
"Maaf ya Tay," ucap Thomas.
"Ma...maaf?" Aku menjadi bingung.
"Kurasa kita tidak bisa mengerjakan tugas hari ini," tutur Thomas.
"Ya tidak apa-apa," ucapku.
------
Hai, sebenarnya cerita ini udah dibikin. Tapi sering lupa update.
Btw, karena besok UAS, aku gak bisa megang tab jadi nunggu selesai UAS baru cerita ini update
- Tazki -
Ps: Di chap sebelumnya vote dikit, nunggu setiap chap 20 vote baru dilanjutin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Collin's family
FanfictionDiscontinued, i'm so sorry -author. But remember for always vote ;)