Psycho

2.5K 220 14
                                    

Vera sekarang ada di hadapanku. Gadis yang kucintai ada di hadapanku.

Hari ini aku membuatkannya kopi dan ia meminumnya tanpa curiga bahwa aku menaruhkan obat tidur di kopinya. Setelah semua pulang, aku bebas untuk berbuat apa pun yang aku suka, karena aku yang memegang kunci kantor ini.

Aku tidak sabar menunggu waktu ini. Sudah sekian lama aku memendam cinta pada Vera, gadis ini. Aku sangat suka padanya. Aku sekarang mengikatnya, menyumbat mulutnya dan membiarkanya di toilet kantorku.

Aku tidak sabar untuk menikmati keindahannya.

Dia sudah terbangun rupanya.

Aku tersenyum lebar.

“Kau sudah bangun Vera?”

Ia melihatku dengan tatapan tidak percaya. Ya tentu saja, bagaimana ia bisa menduga siapa aku sebenarnya? Ia tidak menjawabku, tentu saja aku memang menyumpal mulutnya.

“Vera…Vera…Vera….” Kataku, “kau sekarang menjadi milikku.”

Ia mencoba memberontak. Mungkin ia ingin mengatakan, “tentu saja.”

“Aku sebenarnya sangat ingin menciummu Vera,”

Matanya melotot. Ia semakin ketakutan. Tetapi itu cuma sementara. Aku baru saja menyuntiknya dengan obat yang akan membuatnya merasa bergairah. Ha…Ha…Ha….Aku sangat menunggu saat-saat ini.

“Vera,” kataku, “aku sudah menyukaimu sejak lama, tetapi kau tidak pernah menyadarinya. Mengapa? Ada yang kurang dengan diriku? Jangan kau sangka selama ini aku tidak peduli padamu. Tentu saja aku peduli akan semua yang kau lakukan. Makanya, aku mencuri buku diarymu. Tapi bukumu hilang entah kemana sekarang, mungkin di curi oleh laki-laki gila yang mengaku dari masa depan itu. Sudahlah. Itu tidak penting. Kau tahu Vera, pacarmu saat ini adalah playboy yang sangat terkenal, kenapa aku tahu? Aku sudah bekerja sekian lama di sini. Tentu saja aku tahu. Kalau kau tidak percaya, aku akan memperlihatkan padamu semua foto skandalnya.”

Aku sudah mencetak foto skandal Zylon dengan baik. Aku tahu siapa orang ini? Ia dan atasanku yang sekarang adalah pengila wanita. Mereka sering membawa wanita ke kantor, tetapi itu dulu. Jauh sebelum Vera bekerja. Tapi aku tahu itu. Zylon tidak menyadari bahwa aku sudah tahu itu.

Vera mencoba menutup matanya dan tidak mau melihat foto-foto tak senonoh dari pacarnya itu. Tetapi aku justru semakin suka. Melihat ia malu-malu.

“Aku meracuninya, tapi ia tidak mati,” tambahku lagi, “kau tenang saja Vera, aku pasti akan membunuhnya untukmu. Pasti. Kau suka kan?”

Ia mengelengkan kepalanya dan mulai menangis.

“Tidak perlu takut. Aku pasti membunuhnya.”

Ia semakin keras mengelengkan kepalanya. Tetapi semakin lama ia semakin melemah. Matanya mulai sayup-sayup. Nafasnya mulai tengengah-engah. Aku tahu apa yang sedang ia rasakan saat ini. Karena aku pun merasakannya.

“Malam ini,” kataku sambil mendekatinya yang sudah mulai tidak berdaya, “kau adalah milikku, Vera.”

“HENTIKAN!!!!”

Suara teriakan diikuti suara pintu terbuka. Siapa??? Aku menolehkan pandanganku dan melihat Danu anak baru itu berdiri di ambang pintu.

“Kau benar-benar wanita GILA!!!” seru Danu sambil menunjukku, “Merry!!!”

Loving You With Time Machine...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang