22 Desember 2034
“Jadi benar bukan mesin itu bekerja?”
“Ya.” Kata Jerry Alexander.
“Aku heran,” professor Max termenung, “kenapa kau mengirim wanita itu pergi?”
“Vinny?”
“Benar.”
“Aku pernah bertemu dengannya di medan sekitar tahun 2010-an, aku mengatakan padanya kalau aku mungkin bisa menciptakan mesin waktu. Tapi setelah itu, kami belum pernah bertemu lagi. Akhirnya, beberapa tahun lalu ia datang dan menemuiku. Ia mengatakan, ia percaya akan mesin waktu dan meminta ijin untuk memakainya. Sebagai imbalannya, Ia bersedia menjadi objek uji cobaku. Ia pun bersedia membantuku apa saja asalkan ia bisa kembali ke sekitar tahun 2010 untuk tujuan yang sama denganku.”
“Aku tidak mengerti Jer,”
“Prof,” kata Jerry Alexander, “kekasihnya pun meninggal karena kecelakaan pesawat, maka dari itu ia ingin bertemu dengan kekasihnya sebelum kekasihnya meninggal.”
“Bagaimana mungkin, ia sudah tua sekarang?”
“Bisa saja, mengapa tidak?”
“Tentu tidak bisa,” protes Profesor Max, “kalau ia melakukan itu, bukannya akan membuat banyak masalah nantinya. Misalnya saja ia ingin mencegah semua naik pesawat atau ia bertemu pacarnya yang masih muda tentunya. Sejarah akan berubah, setidaknya sejarah mereka. Akan banyak kekacauan nantinya.”
“Aku sudah ingatkan akan hal itu,” jelas Jerry, “ia sudah mengerti. Ia hanya akan menemui lelaki beruntung itu, itu saja. Ia hanya ingin menemuinya.”
“Dia sudah punya suami?”
“Sudah meninggal. Ya mungkin ia merasa kesepian setelah kepergian suaminya dan akhirnya mengingat kekasih pertamanya itu. Sebenarnya, aku tidak tahu juga kenapa?”
Jerry Alexander tersenyum saat sebuah bunyi besar terdengar.
Dalam sekejam mata. Wanita yang bernama Vinny sudah ada di ruangan itu dan berdiri di sebuah mesin seperti mangkuk terbalik. Vinny ditemani seorang pria tua yang terlihat kebingungan sekali.
“Kau sudah kembali?”
“Sudah,” Kata Vinny.
Jerry dengan penuh haru mendekati pria tua yang datang bersama Vinny itu.
“Selamat datang pak Suryo!”
Jerry Alexander menyalami pria di hadapannya, sedangkan pak Suryo hanya terdiam kebingungan.
“Jangan bingung pak,” kata Jerry, “bapak masih ingat saya?”
“Kau Jerry?” Pak Suryo agak terkejut.
“Benar pak,” kata Jerry, “muka saya tidak terlalu berubah kan?”
Pak Suryo mengelengkan kepalanya.
“Sekarang bapak istirahat dulu, saya akan jelaskan perlahan-lahan untuk bapak…”
* * *
“Kau mau kemana?”
“Aku sudah pernah bilang bukan prof, bahwa aku akan pergi.”
“Iya,” kata Professor Max, “kau mau pergi ke mana dengan mesin waktu itu?”
Jerry mengeluarkan sebuah surat, lalu menyerahkan kepada Proffesor Max. Profesor Max melihat lekat ke arah surat itu dengan penuh tanda tanya.
“Apa ini?” Tanya Profesosr sambil mengangkat surat itu.
“Setelah aku pergi, kau boleh membukanya!”
“Apa ini Jer?”
“Kau akan tahu setelah membukanya.”
“Lalu soal pertanyaanku?”
“Yang mana?”
“Kau bilang Pak Suryo meninggal, bagaimana mungkin ia sekarang ada di sini? Lalu kau menjadi gila dan kau…”
“Prof,” kata Jerry Alexander, “kau akan mengerti semuanya setelah membaca suratku itu. Dan aku berpesan untuk kau menjaga pak Suryo ya.”
“Kau jangan bercanda, Jer. Kau mau kemana?”
“Aku mau ke masa lalu.”
“Untuk apa, bukankah?”
“Kau tidak mengerti?”
“Kau terlalu pintar atau aku terlalu bodoh? Yang jelas aku tidak mengerti.”
Jerry hanya tersenyum lalu seseorang masuk ke dalam ruangan itu dan menghampiri Jerry. Semua orang terdiam melihat siapa yang datang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You With Time Machine...
RomansaKisah cinta yang tidak terbatas ruang dan waktu... Vera berjanji pada Jerry yang berbeda 20 tahun lebih kecil darinya, kalau Jerry bisa membuat mesin waktu 20 tahun lagi lalu kembali ke masa Vera, Vera akan menjadi pacarnya. Tetapi 14 hari setelah j...