Chapter 11

317 25 0
                                    

Di malam itu , di padang rumput dekat makas Black Army , Desy dan Lidya sedang berhadapan satu lawan satu , Desy membawa sebuah pedang dengan tangan kanan nya , sedangkan Lidya membawa 2 buah pisau berukuran sedang di kedua tangannya yang ia pegang seperti kunai

"Lid , perlu aku bantu?" suara Hanna terdengar dari alat komunikasi di telinga Lidya

"Tidak , lagipula kau tidak di izinkan menembak sebelum ada perintah dari Andela kan? Aku akan mengatasi orang ini , kau fokus saja dengan tugas mu" jawab Lidya.

Desy melesat ke arah Lidya , dia menebaskan pedangnya secara vertikal ke arah kepala Lidya , tapi Lidya berhasil menahannya dengan kedua pisau di tangannya lalu mementalkan serangan itu. Lidya mencoba menyerang tapi Desy berhasil menahannya, pertarungan sengit terjadi antara mereka berdua , tapi tiba-tiba Desy mengeluarkan kekuatan spesial nya , gravitasi. Jika tadi dia mementalkan Lidya , kali ini dia menggunakan gravitasi untuk menarik Lidya ke arahnya

"!!!" Lidya kaget dengan kekuatan itu , tapi dia masih bisa berpikir cepat , dia melempar pisau di tangan kiri nya dan sukses mengenai lengan kiri Desy , hal itu membuat kekuatan gravitasi nya berhenti , Lidya pun terjatuh

"Sial" ucap Desy sambil mencabut pisau dari lengan kiri nya. Lidya pun berdiri

"Gravitasi tadi membuatku tidak perlu membidik saat melempar , semua yang ada di sekitarku akan tertarik langsung ke arahnya, menguntungkan juga" pikir Lidya.

"Baiklah , aku sudah meremehkanmu. Aku akan serius sekarang" kata Desy , dan dalam sekejap dia menghilang dari pandangan Lidya

"Dia menghilang??!!" pikir Lidya

"Tidak , dia tidak menghilang , dia hanya bergerak lebih cepat" pikir Lidya , dan benar saja , tiba-tiba Desy muncul di sebelah kanan Lidya , dia mengarahkan pedang nya ke arah Lidya , beruntung dia masih bisa menahannya dengan satu pisau di tangan kanannya , meskipun dia terpental karena serangan itu.

"Gawat , dia bertambah cepat" pikir Lidya , Desy kembali bergerak dengan cepat ke arah Lidya , kali ini dia berusaha menusuk Lidya dari depan

"!!!!" Lidya kaget ketika Desy tiba-tiba sudah ada di depannya dan siap menusukkan pedangnya ke arah Lidya. Lidya berusaha menghindar , dia menggerakkan tubuhnya ke kiri dan dengan pisau di tangan kanannya dia berusaha membelokkan arah tusukan dari pedang itu , meskipun begitu tetap saja Desy masih terlalu cepat sehingga pedang itu berhasil sedikit melukai tangan kanan Lidya. Dengan cepat Lidya menendang Desy yang berada di depannya hingga ia terpental ke belakang , meskipun hanya terkena sedikit tapi tangan kanan Lidya terluka cukup parah , darah mengalir dari tangan kanan Lidya

"pedang itu tajam sekali , padahal cuma sedikit tapi lukanya bisa separah ini" pikir Lidya sambil melihat ke arah lukanya

"Reflek nya luar biasa" pikir Desy sambil mencoba berdiri. Desy kembali bersiap untuk meyerang Lidya , Lidya memindahkan pisau dari tangan kanan ke tangan kirinya. Desy kembali melesat ke arah Lidya , kali ini dia menebas secara horizontal dari arah depan Lidya , dengan sigap Lidya menahannya dengan pisau di tangan kirinya , tapi serangan Desy belum selesai , setelah tebasan nya tadi berhasil ditahan , dia mengarahkan tendangan nya ke arah perut Lidya , tendangan itu sukses mengenainya dan membuat Lidya terpental cukup jauh dan punggungnya membentur pohon dengan keras

"arrghhh" Lidya merintih kesakitan , dia mencoba berdiri tapi tidak bisa , dia hanya terduduk lemas di bawah pohon itu. Dengan cepat Desy menghampirinya

"Sudah tidak bisa berdiri ya" sindir Desy , Lidya hanya tersenyum kecil mendengar perkataan itu

"Di saat seperti ini kamu masih bisa tersenyum" kata Desy , dia menarik pedangnya ke belakang lalu mennusukkannya ke arah perut Lidya

Black InvasionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang