Chapter 9

282 26 0
                                    

Keesokan harinya Yona , Lidya , Naomi , Viny , Elaine dan Andela berkumpul di ruang rapat , Andela memimpin rapat hari itu yang membahas tentang rencana penyerangan ke markas Black Army.

"Kita mulai rapat pagi ini. Hari ini kita membahas tentang pertahanan yang ada di markas Black Army , markas itu di kelilingi tembok tebal setinggi 10 meter , hanya ada 2 pintu masuk yaitu di bagian belakang dan depan , kedua pintu itu terbuat dari baja yang sangat tebal dan hanya bisa terbuka jika ada perintah dari pusat kontrol markas itu. Untuk sekarang hanya itu yang kita tau" kata Andela

"Jadi kita tidak mengetahui bagian dalam markas itu?" tanya Yona

"Ya , kita juga tidak bisa melacak nya melalui dengan GPS karena data GPS berasal dari satelit yang dimiliki oleh Amerika Serikat , sedangkan negara itu sudah dikuasai oleh Black Army. Kita bisa saja meminta bantuan Jepang, tapi komunikasi jarak jauh mustahil dilakukan sekarang" jawab Andela

"Apakah ada yang memiliki info tentang markas musuh lagi selain yang sudah aku jelaskan?" tanya Andela lagi , dia melirik ke arah Naomi dan Viny sejenak

"Mungkin tahanan yang ada di markas bisa memberi kita beberapa informasi" kata Yona

"Tahanan?" tanya Andela

"Iya , setelah penyerangan Black Army di markas presiden , ada satu orang yang menyusup ke markas kami dan berhasil di tangkap oleh Lidya ,aku akan menyuruh Acha untuk menginterogasi orang itu" jawab Yona

"Baiklah , kelompok 2 akan datang nanti malam kan? Aku pikir rapat hari ini cukup sampai di sini. Kita akan melakukan rapat lagi jika semua anggota sudah berkumpul , termasuk Hanna" kata Andela

"Rapat selesai , bubar" kata Andela lagi , semua meninggalkan ruang rapat

"Yon" panggil Andela

"Ya?"

"Kamu mau ke tempat Hanna?" tanya Andela

"Iya , ada apa?"

"Soal tahanan yg tadi kamu bilang , tolong bilang Acha untuk merekam nya saat di interogasi" kata Andela

"Hmm , baiklah" jawab Yona. Yona pun pergi menuju ruangan tempat Hanna di rawat , di depan ruangan sudah ada Lidya

"Nggak masuk Lid?" tanya Yona

"Nggak , kamu aja yang masuk" jawab Lidya

"Loh , kenapa?" tanya Yona bingung

"Di saat kayak gini , cuma kamu yang bisa bikin Hanna tenang , jadi mending kamu aja yang masuk , aku nunggu di luar aja" jawab Lidya sambil tersenyum. Yona hanya tersenyum lalu masuk ke ruangan tempat Hanna di rawat. Hanna masih belum sadar sejak kemarin , Yona mengambil kursi lalu duduk di sebelah kasur Hanna. Sementara itu di luar ruangan Naomi dan Viny ingin menjenguk Hanna tapi dilarang oleh Lidya

"Di dalem lagi ada Yona" kata Lidya

"oh , terus kenapa kita ga boleh masuk?" tanya Viny bingung

"Gapapa , pokoknya kalian tunggu di sini aja" kata Lidya sambil tersenyum , akhirnya mereka bertiga pun menunggu di luar ruangan.

Di dalam ruangan , perlahan Hanna mulai sadar , senyum terkembang di wajah Yona melihat Hanna mulai sadar. Perlahan matanya terbuka , lalu dia bangun dari tidur nya

"Kak Yona" kata Hanna pelan sambil melihat ke arah Yona , Yona tersenyum gembira melihat Hanna sudah sadar , tapi tiba-tiba tangan kanan Hanna memegang kepalanya , wajah nya terlihat seperti ketakutan , keringat dingin mulai membasahi tubuhnya

"Ada apa Han?" tanya Yona bingung

"aaaaaaarrghhhhhh" Hanna berteriak histeris sambil memegangi kepalanya

"Han , kamu kenapa?" tanya Yona panik , sementara itu di luar ruangan Lidya , Naomi dan Viny yang mendengar nya menjadi cemas , tapi Lidya mencoba meyakinkan mereka kalau Yona bisa mengatasinya.

"Nggak ,nggakkkkkk" Hanna terus berteriak , tubuhnya gemetar , air mata keluar dari matanya , Yona pun langsung memeluk nya , Hanna meronta-ronta berusaha melepaskan diri , tapi Yona mengabaikannya , dia justru memeluk Hanna semakin keras hingga akhirnya Hanna berhenti meronta dan terduduk lemas di atas kasur

"Han , ini Yona han , tenang" kata Yona berusaha menenangkan Hanna. Di luar ruangan , tiba-tiba Elaine menghampiri Lidya , Naomi dan Viny

"Lid , kamu di suruh ke ruang pusat kontrol sekarang sama Andela" kata Elaine

"Sekarang? Ada apa?" tanya Lidya penasaran

"Kalo soal itu aku kurang tau" jawab Elaine

"Hmm , baiklah. Naomi , Viny , apapun yang terjadi , jangan masuk ke dalam sebelum Yona keluar" kata Lidya , lalu dia pergi mengikuti Elaine. Sementara itu di dalam ruangan , Hanna sudah tenang

"Kamu kenapa Han?" tanya Yona

"Aku mimpi buruk , aku mimpi tentang kejadian pembunuhan mama papa ku , dan pas aku bangun , aku ngerasa kayak aku balik ke waktu itu lagi" jawab Hanna

"Halusinasi ya" pikir Yona

"Ya udah sekarang kamu tenangin diri dulu. Dulu kamu udah bisa bangkit kok , jadi sekarang juga harus bisa" kata Yona. Tak lama kemudian Yona dan Hanna keluar dari ruangan , Yona merangkul Hanna yang masih lemas

"Hanna , gimana keadaanmu?" tanya Naomi cemas

"Udah baikan kok" jawab Hanna sambil tersenyum , mata Hanna tertuju pada Viny

"Kamu .... Siapa kamu?" tanya Hanna bingung

"Dia orang yang mau kamu tolong kemarin" kata Yona

"Oh ,kamu selamat ya , syukurlah" kata Hanna sambil tersenyum

"iya , makasih ya udah nyelamatin aku" kata Viny

"emm ngomong-ngomong , siapa nama mu?" tanya Hanna

"Ratu Vienny Fitrilya , panggil aja Viny" jawab Viny sambil tersenyum

"Wah , nama yang bagus" puji Hanna

"Makasih , haha"

Sementara itu di Ruang Pusat Kontrol

"Ada apa?" tanya Lidya yang baru masuk

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu" kata Andela sambil membalikkan badannya , Lidya terlihat bingung dengan perkataan Andela barusan.

Di tempat Yona , Hanna , Naomi dan Viny berada

"Yona" suara Acha terdengar dari alat komunikasi di telinga kanan Yona

"Ya , ada apa ?" tanya Yona

"Aku sudah menginterogasi tahanan itu , rekamannya sudah aku kirim ke Andela , lalu apa yang harus kita lakukan pada tahanan ini?" tanya Acha

"Apa dia sudah mengatakan semua yang dia tau?" tanya Yona

"Ya" jawab Acha

"Hmmm , kalau begitu bunuh saja dia , kita sudah tidak membutuhkannya lagi. Lagipula pertahanan markas akan melemah karena beberapa pasukan pergi ke sini , akan merepotkan kalau dia melarikan diri" kata Yona

"Baiklah" ucap Acha patuh

Sementara itu di markas Black Army , seorang perempuan baru saja masuk ke sebuah ruangan yang cukup besar , di dalam ruangan itu ada dua orang perempuan yang masing-masing duduk di sebuah kursi

"Bagaimana dengan Natalia?" tanya seorang perempuan berambut pendek

"Aku membunuhnya" jawab perempuan yang baru masuk itu

"Sadis seperti biasanya" kata seorang perempuan yang lain yang berambut panjang.

Bersambung.......

Black InvasionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang