"Heh! Ngapain lo, ngintip-ngintip didepan pintu udah kaya maling" sebuah suara yang cukup nyaring mengagetkan Chika. Sementara Stefan dan Yuki pun saling pandang saat mendengar suara yang tak asing lagi bagi mereka. Chika membelalakan matanya melihat Natasha yang tiba-tiba sudah berada dibelakangnya.
"Lo gagu ya? Minggir lo" Ucap Natasha ketus kemudian masuk kedalam ruang siaran itu."Natasha.." kaget Stefan saat melihat Natasha masuk ke ruangan itu. Ia segera melepaskan tangannya dari Yuki. "Kamu ngapain berdua sama dia diruangan ini??" Tanya Natasha seraya menunjuk Yuki.
"Kita bicara diruangan aku" ucap Stefan seraya menarik tangan Natasha keluar dari ruangan itu. "Lo gapapa Yuk" tanya Chika sesaat setelah Stefan dan Natasha keluar dari ruangan itu. Yuki seketika terduduk dikursi.
"Gue takut Chik" ucapnya pelan. Chika menepuk-nepuk pelan bahu Yuki seolah memberi kekuatan untuk sahabatnya itu. "Lo udah jadian sama Stefan?" Tanya Chika serius. Yuki menatap kearah Chika, sejenak ia terdiam kemudian perlahan menganggukan kepalanya.
"Lo berani banget sih Yuk,, lo tau kan dia udah punya pacar" ucap Chika sedikit kecewa.
"Gue tau Chik ini salah, gue tau. Tapi gue sendiri juga bingung sama perasaan gue. Semakin gue berusaha ngelupain dia, semakin kuat bayangan dia mendekat. Dan itu sakit" ucap Yuki lirih. "Apa lo yakin dia lagi ga mainin lo?" Tanya Chika serius. "Bukankan semua yang dilakukan dari hati akan sampai kehati juga. Dan gue ngerasain itu dari dia" Jawab Yuki yakin. Chika menghela nafasnya, ia terlihat khawatir.
"Gue cuma takut lo sakit hati aja Yuk,, lo kan tau dia punya pacar. Dan lo ga berhak nuntut apa-apa kalo suatu saat dia ninggalin lo gitu aja" ucap Chika menasihati. Yuki tersentak mendengar ucapan Chika. Tak terasa pipinya sudah basah oleh air yang keluar dari matanya.
"Apa Stefan akan ninggalin aku" batin Yuki, berbagai perasaan berkecamuk didalam hatinya. Terasa sesak untuk sekedar bernafas seakan terhimpit oleh benda keras yang menghujam hatinya.
"Gue bukan mau nakut-nakutin lo Yuk, gue cuma ga mau lo terlalu jauh sama dia. Gue cuma ga pengen lo lebih sakit dari ini" lanjut Chika. Yuki menatap Chika, terlihat jelas ketulusan dari sahabatnya itu. Ia kemudian memeluk Chika."Kamu ngapain disini" tanya Stefan sesaat setelah sampai diruangannya.
"Harusnya aku yang nanya sama kamu, kamu ngapain berdua sama dia diruangan itu" Natasha berbalik tanya dan terlihat emosi.
"Ya ini kantor dan dia karyawan aku, ini ga jauh-jauh tentang kerjaan. Kamu ga usah mikir macem-macem" kilah Stefan, ia tak mau Yuki terseret dalam masalah ini. Baginya hubungan dirinya dan Natasha harus diselesaikan tanpa melibatkan Yuki.
"Ohh gitu... Terus kenapa tadi kamu pegang-pegang tangan dia? Begitu cara kerja bos dengan karyawannya? Iya?" Tanya Natasha dengan nada tinggi, emosinya seperti memuncak.
"Cukup Natasha.. Cukup... Aku cape dengan semua kecurigaan kamu ke aku. Aku rasa memang kita harus berpikir dua kali untuk melanjutkan hubungan ini" ujar Stefan. Natasha tersentak mendengar ucapan Stefan, hatinya sakit tak percaya Stefan mengatakan itu. Stefan yang ia kenal selalu sabar menghadapinya, Stefan yang amat menyayanginya seakan hilang sosok itu kini. Airmata terus mengalir dari pipinya. "Kamu jahat Steff, kamu jahat.. Apa dasar kamu ngomong kaya gitu? Aku pacar kamu, apa aku ga boleh cemburu? Apa aku ga boleh marah ngeliat kamu begitu dekat dengan wanita lain?" Sedih Natasha lirih kemudian berlari keluar. Sedangkan Stefan mematung melihat Natasha yang berlari meninggalkannya. Seketika ia terduduk lemas dikursi. Hatinya kacau. Natasha terus berlari keluar, ia mengusap pipinya yang basah sampai ia berpapasan dengan Yuki. Pandangannya tajam penuh kebencian
"Gue ga akan ngebiarin lo deketin Stefan" ancam Natasha tegas kemudian berlalu. Terasa sakit saat ia mendengar ancaman Natasha itu.Yuki bergegas pergi setelah siaran selesai, ia tak ingin bertemu Stefan. Entah kenapa,, hatinya terlalu sakit. Stefan yang melihat Yuki keluar dari ruangannya segera mengejar Yuki.
"Yuk..aku antar pulang yah" tawar Stefan menarik tangan Yuki. Yuki menggeleng dan tersenyum namun ia terlihat dingin pada Stefan. Stefan tak menyerah ia tetap membujuk Yuki.
"Steff, jangan paksa aku. Aku lagi pengen sendiri" ungkap Yuki dengan nada meninggi. Stefan terdiam, perlahan ia melepaskan tangan Yuki.
"Okee... Kamu hati-hati ya. Langsung istirahat yah kalo udah nyampe" ucap Stefan pelan, suaranya terdengar parau menahan sesak dihatinya. Yuki tak menjawab apa-apa, menatap kearah Stefam pun tidak. Entah mengapa hatinya sangat sakit. Ia berlalu meninggalkan Stefan. "Maafin aku Steff,, maafin aku" batinnya lirih. Sedang Stefan terdiam memandangi Yuki yang semakin menjauh darinya, hatinya terasa sangat sesak."Rumit yah.." Sebuah suara mengagetkan Stefan, ia menengok kearah suara itu. Chika telah berdiri disampingnya.
"Gue bukannya mau ikut campur. Tapi gue ga tega ngeliat Yuki sakit kaya gitu. Dia sayang sama lo Steff" ungkap chika.
"Gue juga sayang Chik sama dia, gue sayang banget sama dia" ucap Stefan berulang-ulang.
"Tapi sayang lo ke dia salah. Lo ngasih sayang ke dia sedangkan lo masih terikat oleh orang lain. Lo yakin bisa ngebuat dia bahagia dengan cara kaya gini" tanya Chika memastikan.
"Gue sama sekali ga bermaksud menarik Yuki kedalam hubungan gue dan Natasha. Ini terjadi alami Chik, gue sendiri bahkan ga menyadari kapan pastinya rasa itu datang. Semua ngalir gitu aja dan kalo pun gue bisa milih, gue pasti akan nolak perasaan ini karena gue ga pengen ada yang tersakiti. Tapi perasaan ini kuat, gue ga bisa ngelak kalo sekarang gue cinta sama Yuki. Dia datang tanpa alasan, hati gue yang milih untuk berhenti di dia" aku Stefan serius. Chika menatap Stefan, memang terlihat ketulusan dari pria itu.
"Tapi lo tetep harus tegas Steff,, walaupun gue yakin akan ada salah satu yang tersakiti tapi setidaknya itu lebih baik daripada lo nyakitin keduanya" Chika menasihati.
"Gue yakin lo bisa nyelesein semuanya" ucap Chika seraya menepuk bahu Stefan kemudian tersenyum meninggalkannya.Yuki masuk kedalam kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur. Ia memejamkan matanya, airmata sudah deras mengalir dipipinya, tangannya meremas bagian tempat tidurnya merasakan sakit yang menyesaki relung-relung hatinya.
"Apa aku bisa bertahan? Andai aku bisa memilih, sungguh aku tak menginginkan perasaan ini terus tumbuh karna membiarkannya hidup dihati itu sama saja memelihara sebuah kesakitan. Jangan hempaskan aku terlalu jauh ya ALLAH..." Batinnya lirih. Ia mengambil handphonenya, dibacalah sebuah pesan masuk dari Stefan. "Jika aku hanya sebuah kesakitan maafkan telah menjadi duri dihatimu. Aku sungguh mencintaimu Yuk,, tapi memang bukan begini seharusnya cinta. Aku tak akan memaksamu untuk bertahan. Jika kita adalah takdir, cinta yang akan membawamu kembali padaku. Aku yakin cinta tak akan salah menemukan jalannya untuk pulang.."
Airmata semakin deras mengalir dari mata Yuki, ia menggigit bibirnya sendiri menahan sakit dihatinya. Ia merasakan hatinya teramat sesak. Cinta kini seperti sayatan besi tajam yang begitu kejam mengiris-iris hatinya. Ia merebahkan kembali tubuhnya, memejamkan matanya.
"Ya ALLAH...aku hanya ingin tidur agar sebentar saja aku lupa akan sakit ini" ucapnya dalam hati..
![](https://img.wattpad.com/cover/52944310-288-k969583.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cinta Kita
FanfictionCerita tentang seorang gadis manis sederhana yg tegar. Ia hanya tinggal berdua bersama sang Mama, ayahnya meninggal sejak ia kecil. Sedang Mamanya sakit-sakitan sehingga ia harus belajar hidup mandiri tak menyusahkan Mamanya. Yuki Anggraini Kato. Me...