Bertemu lagi

1.5K 124 7
                                    

"Ya Allah.. Beri aku kekuatan" batin Yuki, tiba-tiba nafasnya terasa begitu sesak. Yuki kembali sibuk dalam lamunannya. Hatinya benar-benar kalut.
"Yaudah kita cari makan dulu yuk" ajak Stefan kemudian bangkit dari duduknya dan menggandeng tangan Yuki.
"Mulai sekarang ngga usah temuin aku lagi Steff.." Ucap Yuki pelan tapi pasti, sesaat Stefan langsung menghentikan langkahnya mendengarkan kalimat itu. Yuki perlahan melepaskan genggaman tangan Stefan.
"Semuanya cukup sampe disini Steff, kita ngga usah ketemu dan berhubungan lagi" sejurus kemudian kata-kata itu lancar keluar dari mulut Yuki. Suara yang tak begitu keras itu terdengar sangat nyaring ditelinga Stefan, tepat menusuk perih dihatinya. Ia seakan mematung, sekujur tubuhnya seolah kaku. Raganya seolah tak berpenghuni terasa amat hampa. Yuki segera menghapus airmata yang terlanjur menetes dipipinya sebelum Stefan melihatnya, ia harus kuat didepan Stefan. Ia tak mau terlihat lemah. Diberanikannya Stefan menatap wajah Yuki yang terlihat dingin dan angkuh padanya. Entah apa yang membuat Yuki seketika berubah seperti itu.
"Kamu bercanda kan sayang?" Tanya Stefan seraya menyentuh pipi Yuki, suaranya terdengar sedikit bergetar. Yuki segera menepis tangan Stefan.
"Aku serius Steff, aku udah cape. Aku udah ngga bisa lagi bertahan buat kamu. Batas kesabaran aku udah habis" jawab Yuki serius.
Stefan menggelengkan kepalanya, ia tak salah mendengar. Yuki begitu pasti mengungkapkan keinginan untuk berpisah darinya. Dunia seakan menjadi gelap, tak ada lagi baginya cahaya itu.
"Kenapa Yuki, apa salah aku? Aku pasti akan berusaha sekeras mungkin buat pertahanin kita tapi please kamu tetep disamping aku. Aku butuh kamu buat nguatin aku. Please...." mohon Stefan tertunduk. Kata-kata terakhir Stefan itu terdengar sangat samar ditelinga Yuki. Stefan meraih tangannya dan mengecupnya berkali-kali. Yuki hanya memperhatikan dan merasakan tangannya basah oleh cairan hangat yang keluar dari mata Stefan, terasa sakit genggaman Stefan yang ia rasakan. Ia tau hati Stefan pasti sangat sakit. Ingin sekali ia memeluk Stefan saat itu tapi ia tak ingin lagi memberi harapan pada Stefan. Keputusannya sudah bulat.
"Ya Allah... aku telah menyakitinya. Maafin aku Steff,, aku juga sakit" ucapnya dalam hati.
"Cukup Steff,, cukup. Jangan buat aku tambah berat. Aku sudah cukup tersiksa. Kasih aku kesempatan buat bahagia" ucap Yuki dingin seraya menarik kasar tangannya dari Stefan. Stefan terkejut mendengar ucapan Yuki, ia tak mengerti akan perubahan sikap Yuki saat ini.
"Apa kamu ngga pernah bahagia sama aku Yuki selama ini? Apa kamu ngga bisa ngerasain cinta tulus yang aku kasih ke kamu. Apa semua yang selama ini kita laluin ga ada artinya buat kamu?" Tanya Stefan panjang lebar, ia perlahan menarik bahu Yuki ke arahnya agar menatap matanya karna Yuki sedari tadi terus membuang mukanya dan selalu menghindar dari tatapan matanya.
"Coba ngomong sekarang kalo kamu ngga cinta lagi sama aku" pinta Stefan serius, beberapa kali ia mengulang kata itu dengan menatap tajam tepat dititik mata Yuki. Yuki mencoba mengalihkan pandangannya dari mata Stefan yang begitu tajam menatapnya namun usahanya sia-sia, Stefan terlalu kuat memegang kedua pipinya.
"Demi Allah aku mencintainya. Tapi ini terlalu sulit untuk dijalani. Aku tak mau terlalu jauh menyakiti orang lain. Maafin aku Steff" Batin Yuki, ia sekuat mungkin menguatkan dirinya.
"Masih cinta atau ngga itu udah ngga penting. Keputusan aku udah bulat Steff. Kita ngga bisa sama-sama lagi, semuanya terlalu sulit. Cepat atau lambat aku yakin perpisahan ini akan terjadi. Kita ngga bisa nentang takdir" ucap Yuki yang sebisa mungkin menahan airmatanya, tak mudah baginya. Batinnya sungguh bergejolak, pilu itu mencabik seluruh hatinya tapi tak ada pilihan lain baginya. Keadaan memang sangat tak memungkinkan dirinya bersama Stefan. Stefan perlahan melepaskan tangannya dari wajah Yuki, hatinya seolah luruh lebur berkeping-keping. Ia perlahan menganggukan kepalanya.
"Aku ngga akan maksa kamu yuk, kalo ini bisa ngebuat kamu bahagia, aku ikhlas.." Ucap Stefan berusaha untuk tersenyum pada Yuki walau ia juga tetap tak bisa menahan airmatanya untuk tak keluar.
Mendengar ucapan Stefan, hati Yuki teramat sangat sakit. Ia seakan terhempas lepas jauh. Dadanya terasa begitu sesak. Mereka bangun dari duduknya, suasana sangat terlihat kikuk.
"Kamu baik-baik yah. Harus selalu semangat terus pokoknya" ucap Yuki seraya menepuk dada Stefan pelan, suaranya terdengar berat menahan airmata yang sejak tadi ia tahan. Tangannya perlahan merambat diwajah Stefan, ia mengusap lembut pipi Stefan yang basah. Stefan merasakan tangan Yuki bergetar diwajahnya, ia sebisa mungkin memberikan senyum untuk Yuki.
"Aku boleh minta sesuatu ngga?" Tanya Stefan menatap Yuki serius. Yuki menganggukan kepalanya.
"Aku boleh peluk kamu?" Tanya Stefan lagi pelan.
"Ngga ada yang lebih sakit dari ini" batin Yuki, ia langsung berhambur kepelukan Stefan. Stefan sangat erat memeluknya, dadanya yang sesak karna rasa sakit hati yang tadi ia tahan semakin bertambah sesak oleh dekapan Stefan.
Bahunya basah sudah oleh airmata Stefan, nafas Stefan juga terasa sangat berat terdengar jelas ditelinganya. Stefan perlahan menarik dirinya, menatap Yuki lekat-lekat kemudian mencium kening Yuki lembut. Yuki memejamkan matanya, airmata ikut mengalir disudut matanya. Ia tak bisa lagi menahannya. Stefan perlahan menarik wajahnya.
"Aku akan selalu mencintaimu. Bisa ataupun tak bisa kumiliki" ucap Stefan. Kata-kata itu tepat menancap di hati Yuki, terasa sangat sakit. Kata yang dulu juga pernah dia ucapkan pada Stefan.
Ia mencoba tersenyum pada Stefan, hatinya berdebar kencang, badannya terasa lemas. Yuki perlahan mundur menjauh dari Stefan, ia membalikkan badannya dan melangkah pasti meninggalkan Stefan.
Dia berlari meninggalkan Stefan membawa rasa sakit dihatinya. Pandangannya seolah kabur oleh air yang tergenang dimatanya.
Tiba-tiba ia menabrak seseorang. Ia menatap orang itu dan berhambur kedalam pelukannya.
"Lo kenapa Yuki?" Al bingung melihat Yuki yang menangis,, gadis itu beberapa kali berucap tapi tak bisa ditangkap oleh pendengaran Al karna suaranya yang terdengar sangat parau dan isaknya yang semakin kencang.

Perjuangan Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang