#4 Tragedi di masa lalu

145 5 0
                                    

Di saat menunggu kesadaran iqbal, Dina menceritakan semua kisah yang di alami iqbal hingga ia menjadi orang yang over penakut.

Saat iqbal berumur 7 tahun, ayah dan ibunya sedang ada panggilan acara pesta di salah satu perusahaan ayahnya. Ibunya ikut menemani ayahnya menghadiri acara itu.
iqbal dan agil tinggal di rumah saat mereka tertidur pulas di temani oleh pembantunya di rumah yaitu bi ijah.
Setelah merasa yakin mereka berdua telah tertidur, bi ijah keluar dari kamar dan menuju ke dapur untuk membuat sesuatu untuk di minum.

Entah kenapa, hari pada malam itu seperti berubah menjadi tidak bersahabat, angin kencang yang membuat jendela terbuka karena belum sempat di kunci sehingga percikan air hujan yang mendadak sedikit membasahi sekitar jendela , gemuruh kencang yang di sebabkan oleh petir terdengar beberapa kali sehingga terkadang rumah itu terasa beberapa kali pula bergetar apa bila datangnya petir.

Kuatir akan tangisan kedua anak majikannya itu Bi ijah segera berlari kecil menuju kamar tidur iqbal dan agil, tetapi saat bi ijah tengah di depan pintu dapur "bruuuuuk...!!!!" tiba-tiba pintu tertutup dengan kencang sehingga menimbulkan suara benturan yang kencang, angin saat itu memang begitu kencang memasuki ruangan-ruangan, akibatnya beberapa jendela terbuka dengan suara keras terbuka dan terkatup beeulang-ulang.

Bi ijah begitu kalang-kabut berusaha mengunci jendela-jendela yang terbuka, iqbal yang sedang tidur bersama adiknya terbangun mendengar suara gemuruh dan mulai merasakan angin dingin dan percikan-percikan air mengenai kulit tubuh mereka, iqbal pun bangun dan menyalakan lampu kamarnya agar mudah melihat dan memperhatikan ruangan kamarnya itu, ternyata jendela kamarnya belum sempat di kunci juga.

"kak...!!! Mau kemana?" melihat kakaknya beranjak dari tempat tidurnya.

" jendela kamar terbuka dek, harus di tutup kalo tidak kita bisa terkena penyakit, kakak mau tutup jendela nya dulu".

Setelah menutup jendela itu iqbal memerintahkan adiknya untuk kembali tidur, tetapi bukannya menuruti perintah kakaknya, agil berjalan keluar kamar dan menutup pintu kamarnya itu, iqbal tidak begitu mau repot karena dia masih merasa ngantuk sambil menarik selimut dan menutupi setengah badanya kemudian melanjutkan tidurnya yang sempat terpotong tadi, toh di pikirnya paling adiknya itu pergi tidak lama paling-paling hanya pergi ke dapur untuk minum atau pergi ke toilet buang air kecil. Saat itu iqbal adalah anak yang tidak takut dengan gelap dan sebelumnya iqbal tidak mengetahui yang namanya makhluk halus atau sejenisnya.

Tok....tok....tok...tok.........!!!

"Kak....!!! Bukain pintu" Suara agil dari luar meminta kakaknya membukakan pintu karena agil tidak bisa membuka pintu itu, padahal agil tidak mengunci pintu kamar itu dan begitupun iqbal, beberapa kali gagang pintu itu di putar bolak-balik oleh agil tetapi tetap saja tidak bisa membuka.

Dengan malas iqbal bangun lagi dari tempat tidurnya "kenapa tadi di kunci dek...!!!?" kata iqbal menuju kearah pintu. "agil nggak ngunci pintu itu tadi kak!!! Agil Cuma ke kekamar kecil bentar!!!" kata adiknya.

Saat gagang pintu di putar ternyata tidak bisa di buka dari dalam juga, iqbal merasa heran karena tidak biasanya pintu itu susah di buka, "dek...!!! Sepertinya macet dek!!! Tunggu bentar." Kata iqbal dan berusaha keras memaksa dan memutar gagang pintu agar bisa di buka.

terdengar suara iqbal memaksakan mengerahkan tenaganya agar mau terbuka, terdengar suara hembusan dari belakang, iqbal merasa angin dingin menusuk pori-pori kulitnya, mengetahui bahwa jendela itu terbuka lagi, tidak berapa lama tiba-tiba lampu rumah mereka menjadi padam sehingga seluruh ruangan rumah itu menjadi gelap, hanya sinar malam dari luar dan beberapa kilat memancarkan cahaya yang sedikit bisa membantu mata melihat keadaan sekitar.

" kakak...!!! Lampunya mati kak...!!! Agil takut....!!! Suara agil terdengar seperti hendak menangis.

" tunggu bentar dek....!!! Bentar lagi mau kebuka kok" Masih berusaha membuka pintu kamar itu.

Agil mulai meneteskan air matanya saat itu karena merasa ketakutan dan beberapakali meminta kakaknya agar cepat bisa terbuka pintu itu, sedangkan bi ijah di bawah tengah terlihat sibuk menutup beberapa jendela dan mengeringkan lantai yang telah basah di sekitar area jendela. Iqbal tetap berusaha membuka pintu, jendela di kamarnya semakin bebas membiarkan angin dan percikan air hujan memasuki kamar iqbal, dinginnya hawa pada malam itu tidak di perdulikan iqbal karena dia khawatir dengan adiknya di luar yang semakin lama semakin kencang tangisannya.

Masih berusaha membuka pintu, sesekali terpancar cahaya kilat sedikit menyinari ruangan kamar, saat di perhatikannya!!! Apabila cahaya kilat itu timbul, pantulan bayangan dari belakang terbentuk kearah dinding dan pintu, semakin lama iqbal merasakan ada yang semakin mendekat dari belakangnya, dan saat iqbal memalingkan badannya melihat kearah itu, betapa terkejutnya iqbal sesosok makhluk tinggi mengenakan pakaian putih dan rambut tergurai kedepan semakin mendekat kearahnya. Iqbal semakin panik dan berusaha membuka pintu itu dan sesekali melihat kearah makhluk itu yang secara lambat mulai mendekati iqbal, "dek....!!! Dek....!!! Adek....!!!" Suara iqbal memangil adiknya untuk memastikan apakah adiknya masih disana, dan ternyata adiknya masih menunggu di luar dan tidak menangis lagi.

dengan berusaha keras iqbal membuka pintu itu, sesekali dia menendang-nendang pintu itu berharap pintu itu bisa terbuka, ketakutan mulai menyerang iqbal bulu kudunya semakin berdiri seiring makhluk itu semakin terlihat maju kedepan mendekat kearah nya. Iqbal mulai terlihat semakin panik sambil teriak-teriak ketakutan dan meneteskan air mata.

Adiknya mendengarkan suara kakaknya dari luar dan mulai penasaran dengan apa yang terjadi di dalam kamar. Agil mendekatkan ke arah pintu dan mencoba melihat ke dalam melalui rongga di bawah pintu kamar yang sedikit bisa terlihat, agil melihat kaki kakaknya dan betapa kagetnya agil juga melihat seseorang selain iqbal, terlihat pakaian warna putih yang menyentuh sampai kelantai, dan melangkah sangat pelan mendekati kearah kakaknya yang tengah berteriak-teriak sambil berusaha membuka pintu. Agil tahu kakaknya tengah mengalami apa yang terjadi di dalam dan Agil berusaha membuka pintu itu juga.

"KAK...!!!" agil mulai ketakutan dan berusaha membuka pintu itu.

"dek...!!! Panggilkan bi ijah....!!! Teriak iqbal dari dalam.

Tanpa pikir panjang agil berlari menuju kebawah dan mencari bi ijah di kamarnya, dan akhirnya agil menemukan bi ijah tengah sibuk mengelap-ngelap lantai.

"Bi...!!! Tolongin kak iqbal...!!!" sambil menangis agil memberitahukan kejadian itu kepada bi ijah.

"Ayo kita Segera kesana den...!!!"

Bi ijah dan agil berlari menuju kamar, dan sekali putar gagang pintu itu langsung terbuka dengan mudah, kemudian lampupun kembali terang benderang memenuhi setiap ruangan dan yang paling anehnya hujan yang lebat di sertai angin dan Guntur tadi seperti tidak terjadi apa-apa, seolah-olah tidak terjadi hujan. Bi ijah dan agil mendapati iqbal tengah terduduk dipojok dinding sambil memeluk kedua lututnya, air matanya terus mengalir, dia terlihat sangat syok dengan apa yang terjadi barusan.

"den...!!! Den iqbal ngga apa-apa?

" kakak, kakak kenapa?

"

Iqbal tetap diam dan sesekali mengayunkan badannya dan agil mengetahui apa yang terjadi dengan kakaknya barusan, kemudian memeluk kakaknya dengan erat sambil menangis.

Belum lagi iqbal merasa tenang dengan kejadian yang dia alami.

Tidak beberapa lama suara telpon berdering dan bi ijah sedikit berlari menghampiri telpon dan mengangkatnya. Bi Ijah terkejut dan wajahnya langsung terlihat pucat mendengar apa yang di beritahukan orang yang tengah berbicara di seberang sana, bi ijah menangis dan terduduk di lantai.

Sambung ke chapter 5

Berikutnya akan mengetahui bagaimana kelanjutan kisah masa lalunya iqbal.

SANG PENAKUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang