[05] Study Tour

37 10 1
                                    


"Woi Cia, cepetan sinii, udah gue tap-in nih buat lo"panggil Valerie sambil melambai-lambaikan tangannya ke arahku yang baru memasuki bis.

Aku mengernyit sebal ke arah Valerie yang tengah asik sibuk ber-selfie dengan Rio dengan hebohnya sampai tidak memperhatikanku yang tengah memandangnya kesal.

"Selfie sama gue aja kali Cia, mumpung gue lagi ganteng nih"ledek Thomas merogoh tas ranselnya.

"One.. Two.. Three.."

Aku langsung menolehkan kepalaku dan tersenyum ke arah kamera. Thomas tersenyum kemudian ia tampak mengetikkan sesuatu kemudian dengan senyum merekah ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam ransel miliknya.

"Gue mau liat kali Tom fotonya"gerutuku sebal sedangkan ia hanya terkekeh kemudian mengusap puncak kepalaku gemas.

"Nanti gue kasih liat ya, Cia"ucap Thomas sambil tersenyum mencurigakan. Aku hanya berpikir, dari kemarin sikapnya agak mencurigakan seperti menyimpan sesuatu.

"Gila lo Tom, langsung nge-gas aja lo, inget nge-rem" Rio menjitak kepala Thomas kemudian beralih menatapku kemudian ia tertawa terbahak-bahak disertai kekehan dari Valerie.

Aku memilih untuk mengacuhkan mereka dan mendengarkan musik selama perjalanan. Ya.. Hari ini kami study tour ke kota yang terkenal dengan wisata kuliner, Bandung. Kota tempatku lahir, kota penuh kenangan dengan seseorang yang pernah sangat berarti untukku tetapi dengan sesaat ia menghilang tanpa jejak sampai sekarang.

"HUEK.. HUEK..". Aku menoleh ke arah Valerie yang tengah muntah di dalam kantong plastik, sedangkan Rio tengah menutup hidungnya dengan tangan kiri dan tangan kanannya memegang kantong plastik muntahan Valerie. "Lo niat ga sih megangnya!"sungut Valerie kesal sambil membersihkan mulutnya dengan tissue basah.

Rio terkekeh kemudian menggaruk tenguknya yang tidak gatal, "Bukan ga niat Val, cuma bau aja Val"jujur Rio dan seketika Valerie langsung melempar tissue bekas muntahannya ke arah Rio.

"Udah tau mau muntah masih duduk paling belakang"kritik Rio yang membuat Valerie semakin garang. Aku langsung menarik tangan Valerie dan memindahkannya ke samping Rio dan tepat sekarang aku paling pojok.

"Ciara"

Aku menengok ke arah Thomas yang tengah menatap ke arahku juga, dan aku merasa de javu sesaat. "Turun yuk udah sampe"ajak Thomas setengah berbisik sedangkan aku hanya mengangguk dan mengikutinya keluar bus.

"Perhatian ya semua! Ibu akan membagi kelompok disini, tolong di dengarkan sekali lagi!"perintah Bu Eca.

"Andre, Sherly, Renata, dan Richard kelompok 1. Stephanie, Gilbert, Hendry, dan Fero kelompok 2. Ciara,  Thomas, Valerie, Rio kelompok 3! Nanti akan dipimpin oleh Bu Tiara"

"Weh bro! Kita sekelompok lagi, jodoh kali ya" Rio langsung merangkul pundak Thomas dan terkekeh pelan yang sontak membuat sebagian kaum hawa melihatnya dengan kagum. "Gue sama Cia, lo sama si Valerie, udah klop deh"lanjutnya yang langsung dilempar botol aqua oleh Thomas.

"Cieee berduaan aja sama Thomas, tau deh yang udah jadian"ucap Valerie antusias yang spontan membuatku teringat dengan kejadian kemarin. Kejadian yang memukul telak hatiku.

Menyadari perubahan raut wajahku, Valerie langsung mengajakku ke tempat yang agak sepi. "Jadi lo kenapa Cia?"tanya Valerie to the point.

Aku menghela napas pelan, ya.. Saat ini hanya dia yang bisa memberi solusi seperti biasanya, "Thomas, dia.. Mau cari orang yang sering kasih surat ke dia"cicitku pelan sambil memainkan kakiku ke depan lalu ke belakang.

Valerie mengernyit kemudian tersenyum menenangkan, "Gini loh Cia, mau sampai kapan lo tutupin, suatu saat pasti bakal ketauan. Dan gue pikir mungkin sekarang saatnya Cia" Valerie mengusap kedua pundakku pelan. "Gaada satu rahasia yang ga terungkap Cia, pasti bakal terungkap tapi kita gatau kapan, itu permasalahan waktu"nasihat Valerie yang kubalas dengan anggukan.

Just HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang