[07] Penasaran

26 6 1
                                    


Hai readers, udah lama juga ya ga update hehe.. Nah kali ini update lagi tapi kali ini khusus part-nya Rio. Hayo siapa yang kangen Rio mana suaranyaaa

----

Kenalin, nama gue Rio Dion Tanuwijaya, gue punya satu adek cewe namanya Karin, sama satu kakak cewek namanya Kiara, dan kebetulan gue itu kembarannya si Karin, walaupun lebih tua gue sih karena lahir duluan. Intinya, gue itu anak kedua dari dua bersaudara dan gue satu-satunya cowok di keluarga karena bokap gue kecelakaan pesawat pas gue masih SD, bokap gue pilot. Nyokap gue sih wanita karir. Oke ini ga penting sebenernya, abaikan aja.

Gue mengambil handuk di dalem tas lalu duduk di pinggir lapangan, jujur hari ini gue capek apalagi gue main sendirian, ngga sendirian sih tapi sama bola basket. Sama aja kali, Yo. Bego amat dah lo.

Gue menyengir lebar sambil mengangkat satu tangan gue ke atas lalu menggoyang-goyangnya ke kiri dan ke kanan. Thomas mendengus geli lalu melempar sebotol air mineral dingin yang pasti langsung gue tangkep.

"Gue ngambek ma lo, Tom. Baru kali ini lo biarin gue main sendirian, udah gitu udah sore gini lagi. Lo jahat serius, Tom. Lo udah beda pokoknya," cecar gue dramatis sambil memasang wajah ngambek.

Thomas menoyor kepala gue dan langsung duduk bersila dengan bola basket di pangkuannya. "Najis lo. Lebay amat dah, baru gue tinggal sebentar juga," komentarnya sambil menggulung lengan kaosnya yang sedari tadi di siku menjadi ke pundak. "Panas ya, padahal udah sore."

"Lo abis darimana? Keliatan gantengan."

Thomas terkekeh pelan, lalu melempar bola basket ke arah gue. "Biasa lah, abis jalan. Main yok."

Gue spontan langsung berdiri dan menyengir lebar. "Ayok. Lo jalan sama siapa?" tanya gue kepo.

"Ciara lah, bego amat dah lo, Yo," ledeknya yang sukses bikin gue mikir. "Lola banget lo dah sebagai cowok. Kasian gue sama pacar lo nanti."

"Tenang, masih ada Valerie kok. Lo Ciara gue kan Valerie. Cocokk," ucap gue sambil mengoper bola ke arahnya yang langsung ditangkap lalu dengan gampang Thomas memasukkannya ke dalam ring.

"Iya deh. Cape, Yo. Duduk yok."

Gue melotot ke arahnya. Gila Thomas, baru main sekali aja cape, mentang-mentang abis nge-date sama Ciara, jadinya gitu. Aduhh, jadi iri dah, jomblo sedih. "Baru main sekali juga lo"

Thomas mengurut keningnya perlahan, "Gue cape tau. Yo, akhir-akhir ini nggak ada surat lagi."

Gue menoleh ke arahnya. "Maksud?" tanya gue tanpa dosa.

Thomas mendengus pelan. "Nggak ada yang kasih gue surat. Entah kenapa, agak aneh sih emang, cuma ya ganjil aja gitu. Sekarang jadi kayak jarang gitu, gimana gue mau tau orangnya siapa kalau orangnya sendiri jadi jarang kirim surat lagi. Dan barusan sebelom gue kesini, gue nemu post-it, bukan surat sih, tapi kayanya sama orangnya."

Hai, Thomas :)
Gimana sekarang? Masih jago basket gak? Masih lah ya, pasti ga berubah. Kali ini gue pake post-it aja ya.
Sorry:(
Tapi, lo hrs tau, gue selalu ada buat lo
-Your Secret Admirer-

"Lah ini mah pasti sama orangnya," celetuk gue spontan yang langsung mendapat jitakan plus cibiran manis dari Thomas.

"Sotoy lo, tau darimana coba." Gue tersenyum lebar.

"Iyalah Tom, lo mikir aja. Klo bukan dari dia, dari siapa lagi? Secret admirer lo yang lain? Gila Tom, lo laku berat ya ternyata," sindir gue sambil melempar bola basket ke arahnya. "Ayo main lagi, yang serius kali ini. Ntar posisi kapten basket ganti jadi gue kan nggak lucu, Tom." Gue tersenyum miring.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang