Ga tau jadinya apaan. Pasrah aja gue sama Gusti.
---------------------------------
Nathan P.O.V.:
Katty tiba - tiba teriak. Aku ga tau dia kenapa. Tapi aku tetep nanyain ke Katty. "Kamu kenapa, Kat?" tanyaku. "Ada setan, Nat!!!" katanya sambil berlari ke arahku.Aku kaget setengah mati. Karena, aku juga takut sama yang namanya setan. Aku berdiri dan melihat ke arah setan tersebut. Aku hanya melihat tajam ke arahnya. Huh, aku tau ini setan siapa.
Aku menyuruh Katty membuka matanya. "Kat, buka matamu. Mereka bukan setan, kali. Ya kali kalo kamu mau ngatain sahabat kamu sendiri setan," kataku santai.
Katty terbelalak. Matanya yang kaget menuju ke arah mataku. "Hah?! Sahabat?! Maksudmu apa?" kata Katty kaget. "Mereka Hilla sama Inez. Buka aja kalo ga percaya," kataku lagi.
Katty perlahan - lahan mendekati kedua orang itu dan membuka kain putih yang menutupi mereka. Dan BOOM! Benar, mereka Hilla dan Inez (-_-").
Katty amarahnya naik. "Kalian tuh ga tau ya?! Aku sebel tau! Kalian kayak setan banget tau! ..." dan kemudian Katty berkata masih banyak lagi.
Hilla dan Inez diam. Inez angkat bicara "Kat, diem bisa gak sih. Nyerocos aja. Udah deh, kita ke sini mau nemenin kamu. Bosen di bis ga ada kamu."
Katty tertawa terbahak - bahak. Hilla, aku dan Inez menatap aneh ke arah Katty. "Kenapa?! Hilla sama Inez itu kayak emak - emak tau, gak! Aku dipeduliin banget dan mereka kayak anak kecil." Dan, tawa dari mulut Katty Argya Payne pun pecah lagi.
Hilla dan Inez diam saja. "Udah gak usah banyak ketawa. Makanan dimana? Laper," kata Hilla. Ia mengusap - usap perutnya yang lapar.
Aku tertawa kemudian berkata "Beli dulu sana di kantin bawah. Masih punya uangkan? Aku mau titip makanan biasanya," kataku.
Hilla menatap Katty. Katty juga lapar sepertinya. "Ayo, aku temenin!" kata Katty. Huh! Gagal berduaan sama Katty!
Aku dan Inez sama - sama diam. Ini gak enak banget. Ahkirnya aku buka keheningan.
Aku menghirup nafas dalam - dalam dan berkata "Kenapa ngga ikut?" tanyaku. "Ngga, ah. Males. Sebenernya aku tadi mau ikut bis sama Ale. Tapi ya gimana," kata Inez masih fokus pada hpnya.
Aku mengangguk - angguk, tapi aku tersadar ada yang aneh dari kata - katanya. "Kamu suka Ale?!!!" teriakku kaget dan itu kencang sekali. "Duh, ngga usah kenceng - kenceng deh. Seluruh sekolah aja udah tau, masa kamu belum. Ketinggalan," kata Inez mengejekku. "Biarin."
Inez berdiri dari kursinya, ia menghampiriku. "Aku ke toilet dulu, ya. Jangan kemana - mana," kata Inez memegang tanganku sebentar lalu pergi. "Masa aku mau pergi pake alat - alat sama infus ini. Dasar cewek bodoh," gumamku.
Aku tersadar jika toiletnya ada di dalam kamarku sendiri. "Heh, aku nggak bodoh! Siapa tahu kamu jalan - jalan," teriak Inez dari kamar mandi. Aku terkekeh pelan.
Inez lama sekali. Aku bosan. Mungkin dia mandi? Karena dia sangat suka mandi. Katanya, mandi itu enak dan menyejukan.
Aku melihat seorang memakai baju serba hitam menghampiriku. "Siapa kamu?!" teriakku. Dan, shit! Inez tidak mendengarnya. Ia sibuk menyanyi sendiri.
Dia membawa pisau di tangannya. Ia berkata padaku "Hey! Jangan kau coba dekati Katty!" teriaknya. "Kau siapa Katty?!" kataku balik membentak.
Pria itu menatap tajam ke arahku. Aku juga membalas tatapan tajamnya. "Aku tidak akan membunuhmu dengan sadis. Aku hanya menyopot alat - alat itu. Pasti kau kehabisan nafas dan mati! Hahaha!" tawa kejamnya menggelegar seketika.
Jantungku berdegup kencang. Bagaimana ini? Aku tak mau meninggal sekarang.
Pria itu mulai menyopot salah satu dari alat - alatku. Aku berusaha memberontaknya. Tapi ia memajukan pisaunya tepat di wajahku. Alat kedua, aku rasa aku masih seperti biasa. Ketika alat ketiga akan dicopot olehnya, jantungku berdegup tambah cepat. Karena, alat itu yang mengatur nafasku supaya teratur.
Dan saat ia akan menyopotnya, suara pintu terbuka berbarengan terdengar. Kurasa itu suara pintu kamar mandi dan pintu menuju ruanganku. Syukurlah!
Katty, Hilla dan Inez langsung berlari menghampiriku. Inez dan Hilla melawan pria itu, sedangkan Katty memeriksa keadaanku dan memasang 2 alat yang dicopot oleh pria sialan itu.
Hilla dan Inez ternyata pintar berkelahi. Tapi, sepertinya Inez lebih berbakat, karena dari tadi ia yang memukul pria tersebut.
Inez terahkir mendorongnya ke pojok ruangan. Pria itu merintih kesakitan. Siapa sebenarnya dia?
Pria itu membuka maskernya. "Fuck! Gue Bryan, gue cemburu sama lu! Gue akan berusaha ngebunuh Nathan! Camkan itu!" teriak Bryan. Ia lalu meninggalkan ruanganku. Huh, syukurlah.
Katty P.O.V.:
Kejadian tadi sangat menyebalkan. Mantan yang paling menyebalkan seumur hidupku datang dan akan ngebunuh masa depanku? Hell, no! Fuck!Aku berjanji, mulai saat ini aku akan menjaganya penuh. Aku tak mau dia menjadi korban pembunuhan Bryan FUCKING John itu.
Aku membuka kresek yang tadi berisi makanan tadi. Aku memakannya, sedangkan Hilla sudah memakannya dari tadi. Dan Inez, dia masih sibuk berkutat dengan hpnya.
Inez P.O.V.:
Yaelah! Jadi obat nyamuk lagi. Lagian salahku juga kenapa nggak ngajak ngomong.Aku sebenarnya nggak sibuk dengan hpku, aku cuma membaca novel di Wattpad.
Aku juga menelpon Ale dari tadi. Tapi ia tidak mengangkatnya.
Drrt... hpku bunyi. Yes! Telepon dari Ale.
"Kenapa nelpon, babe?" tanya Ale. Ya, sebenarnya aku sudah berpacaran dengannya.
"Gak papa. Sepi aja. Di bis gimana?" tanyaku.
"Sepi. Aku kangen kamu," kata Alejandro Zefa Rayo, itu nama panjang pacarku itu.
"Sama. Tapi kita cuma bisa LDR an selama 5 hari, secepatnya aku nyusul deh, babe," kataku.
"Bye, perfect girl. I want talking and laughing with my friends again. Good evening and don't forget to eat. I love you," kata Ale.
"Thank you, perfect boy. Have a nice day! I love you too," kataku menutup telepon.Shit! Bicaraku ternyata tadi keras sekali. Pantas saja, Katty, Hilla dan Nathan sok batuk. "Hey, mengakulah kalau sudah pacaran, Leay!" kata Katty. Ya, Leay adalah nama keluargaku. Sedangkan nama panjangku Angela Inez Dav Leay. Aku keturunan Inggris dan Spanyol. Mamaku Inggris, sedangkan papaku Spanyol.
"Maaf. Lagian kalian juga dibilangin nggak percaya," kataku membela diri.
"Iya - iya. Eh, kamu makan kali, Nez. Jangan sok diet!" kata Nathan mengejek.
"Hey, aku nggak diet. Males makan, kangen Alejandro," kataku memeluk guling yang aku bawa dari rumah.
"Ya sudah. Aku mau cari udara segar di luar. Sekaligus cari pacar. Kalian sudah pacaran sedangkan aku jomblo," kata Hilla.
Muka Nathan dan Katty memerah karena malu. "Hillaaaaaa!!!!" ucap Nathan. Hilla menjulurkan lidahnya lalu pergi.
Huft, aku capai. Aku ingin tidur di lantai saja. Aku tiduran di lantai. Dan, shit! Apa ini! Ada segumpalan darah yang tak tahu darimana.
Darah apa?!!!!
----------------------------
Next?
YOU ARE READING
Long Time
AcakAda seorang gadis cantik bernama Katty Argya. Banyak yang menyukainya, tetapi ia menyukai satu pria, yaitu Nathanael Putra. Nathanael Putra adalah pria tampan yang selalu sekelas dengannya. Nathan, ya itulah panggilan akrabnya. Ia sebenarnya punya s...