Hari Ultah Yang Menyebalkan

58 2 0
                                    

Gaje deh....
Lupakan....

*****

Aku sebal sekali hari ini. Siapa coba yang tidak sebal ketika hari bahagia seseorang malah tidak ada yang ingat dan mengucapkan selamat ulang tahun sekalipun.

Aku membanting kemudiku sembari bergumam "Fuck ya," setelah itu aku memutuskan untuk mampir di Starbuck dekat rumah Nathan.

Aku memesan Green Tea Latte panas. Aku sedang kacau sekali. Dan tiba - tiba ponselku berbunyi kencang.
"Everybody wanna steal my girl. Everybody wanna take her heart away, couple billion in whole wide world... fine another one 'cause she belongs to me.. na na na na oh yeah.." itu adalah lagu yang Nathan berikan kepadaku tahun lalu saat aku juara dalam perlombaan.

Aku mendiamkan saja panggilan itu. Toh paling tidak penting.

Namun, dia menelepon lagi dan lagi. Siapa sih dia ini? Ganggu aja!

Aku melihat namanya. Uhm, namanya Nathanael Putra. Aku langsung mengangkan teleponnya.
"Hai. Bisa ke starbuck gak?" tanya Nathan.
"Bisa. Dan ini lagi di Starbuck."
"Oh. Bagus. Tunggu aku."
"Ya."
"Kenapa cuek?"
"Lagi kesel."
"Kenapa?"
"Tau ah... Bye, aku tutup!"

Aku menunggu Nathan di sini. Nathan lama sekali padahal jarak rumahnya sangat dekat sekali dari sini.

Pintu Starbuck terbuka oleh seseorang. Oh, tu Nathan. Nathan melambai ke arahku. Aku hanya tersenyum tipis. Tipis sekali.

Dia duduk di sampingku. Dia diam saja. Aku membuka pembicaraan.
"Ngapain?" tanyaku. "Sepi aja," katanya simpel.
"Oh. Cuma gitu doang. Ya udah, aku kira kamu inget sesuatu," kataku mengode.
"Iya aku inget kalo aku harus minum obat," kata Nathan.
"FUCK!" teriakku.
"Ga boleh kasar," kata Nathan.
"Terserah." Aku meninggalkan Starbuck itu. Aku pulang ke rumah dengan perasaan kesal.

Di rumah, Hilla sedang membereskan pecahan kaca. Apalagi ini?!

Oh, ternyata hanya seekor kucing tetangga memecahkan gelas yang sedang tetangganya minum.

Saat di kamar, aku langsung merebahkan diriku ke atas kasur empuk.

Oh ya. Aku sangat membenci grandmaku. Entah kenapa. Mungkin karena dia sering kasar kepadaku. Akupun juga ingin kasar kepadanya.

Aku paling tidak suka diatur-atur. Dan, grandmaku ini orangnya pengatur dan kasar sekali. Aku membencinya!

Dia juga lebay. Tak hanya itu dia suka gosip dan sombong. Sangat menyesal aku terlahir dengan nenek menyebalkan seperti dia.

Tapi sekarang aku sudah memaafkannya. Karena aku ingat, dia begitu sebabnya dia ingin aku jadi anak yang berprestasi dan mandiri.

Aku mengingat cerita pahitku dengan grandma, dan sekarang aku memilih untuk tidur.

5.00pm

Aku terbangun jam 5 sore, wah aku tidur lama sekali. Sepertinya, nanti malam aku tidak bisa tidur sama sekali.

Aku membuka hpku. Ada missed call sampai 19 kali. Wah, siapa nih? Batinku. Ternyata Nathan. Kenapa dia meneleponku?

Aku meneleponnya. Tak lama, ada suara di seberang sana.
"Hai. Ada apa kok tadi nelpon nelpon terus?"
"Juga. Ada sesuatu buat kamu nanti malem. Dandan yang cantik terus kamu bakal dianterin Hilla sama Inez ke suatu tempat."
"Ha? Kemana?"
"Rahasia."
"Ya udah. Jam berapa? Apa aku harus siap-siap sekarang?"
"Iya. Kutunggu jam 7 ya."
"Oke. See you."
"See you."

Telepon dimatikan. Entah apa maksud Nathan menelepon seperti itu. Dan aku sangat kepo kenapa aku harus makeup cantik dan dianter oleh Hilla sama Inez? Kan aku punya mobil, pasti aku bisa ke sana sendiri.

Aku menghilangkan semua itu dari pikiranku. Grandma mengetuk pintu kamarku, karena aku tau ini ketukan grandmaku.
"Ada apa?" tanyaku sembari membukakan pintu kamar.
"Dicari Hilla sama Inez."
"Mana orangnya?"
"Di bawah."
"Oke, makasih grandma. Aku ke bawah dulu ya."
"Ya."

Kamarku terletak di lantai 2. Sehingga jika terjadi sesuatu di lantai 1 ataupun 3 aku pasti mendengarnya.

Aku turun ke lantai 1, dimana Hilla dan Inez berada. Ternyata mereka sedang menonton tv.
"Eh, makeup in aku," kataku dan langsung mengambil cemilan di tangan Inez.
"Ayo!" ucap Inez lalu menggeret tanganku ke lantai 3, kamar tidurnya. Capek juga dari lantai 1 ke lantai 3.

Aku terkesima melihat kamar Inez. Sungguh rapi dan feminim sekali. Aku membuka laci kecil yang ada di bawah meja makeupnya. Dan, wow! Ada banyak sekali makeup. Mulai dari blash on, eye shadow, lipstick, dsb.

"Ini semua punyamu?" tanyaku.
"Iya. Emang kenapa? Wajar kali," kata Inez lalu duduk di kursi.
"Udah deh, mendingan aku langsung di makeup in aja," kataku langsung duduk di kursi makeup.

Aku dimakeup oleh Inez. Uh tangannya lihai sekali memoleskan alat-alat kosmetik itu di wajahku. Sepertinya dia sudah terbiasa.

1 jam untuk makeup. Dan sekarang sudah selesai. Aku berdiri dan melihat wajahku di kaca. Wow! Aku terlihat berbeda dan tambah cantik.

"Kamu cantik banget, suer," kata Inez lalu membenahi sedikit makeupku.
"Hehehe, makasih."
"Ini dressnya cepet pake. Soalnya perjalanan ke tempatnya lumayan jauh," kata Hilla memberikanku sebuah dress warna putih dan sneaker wedges warna putih juga.

Hilla dan Inez meninggalkanku sendiri di sini untuk ganti baju. Aku ganti baju sembari melihat foto-foto Inez yang dipajang di kamarnya. Inez cantik sekali. Wajah, gayanya bak model.

Selesai aku berganti baju, aku mengenakan sneaker wedges yang diberikan Hilla.

Aku mampir sebentar ke kaca. Wah, aku terlihat benar-benar cantik seperti bidadari. Bukannya sombong, namun begitu keadaanku sekarang.

Aku keluar kamar. Inez dan Hilla memandangku tanpa berkedip.
"Kenapa? Jelek ya?" tanyaku.
"Kamu cantik kaya bidadari!" kata Hilla.
"Hehehe makasih," kataku.
"Ya udah aku ganti dulu. Hilla kamu juga. Terus Katty kamu turun ke ruang keluarga aja dulu," kata Inez. Kemudian ia masuk ke kamarnya. Hilla juga. Aku turun melalui tangga. Aku turun dengan pelan sekali karena heels yang di sepatuku sangat tinggi.

Aku menunggu di ruang keluarga. Menonton tv sembari menyemil makanan yang tersedia di ruang keluargaku.

Aku menunggu sekitar 30 menit. Mereka cukup lama untuk makeup dan berganti baju.
"Lama," ucapku.
"Hehehe, sorry tadi Inez yang lama," kata Hilla. Ya, memang Inez doyan sekali makeup an dan berfoto. Bukan selfie, tetapi foto difoto oleh fotografer.

Inez nampak cantik dan seperti bidadari bagiku. Hilla tampak manis dengan makeup tipis di wajahnya.

Aku, Hilla dan Inez masuk ke mobil Inez. Aku duduk di sebelah Inez, sedangkan Hilla duduk sendiri di kursi tengah.

Dalam perjalanan sepi sekali. Eh, hari ini belum satu orangpun yang memberi surprise ataupun ucapan ultah untukku.

Saat di sana....

*****

Long TimeWhere stories live. Discover now