His Eyes

28 1 0
                                    

-Author POV-

Rana menatap keluar jendela "kita pulang aja deh kak. Aku taku mama tanyain. Lagian kan gaenak kalo aku keluar sama kakak"

"Emangnya kenapa?" Irfan tetap menatap keluar

"Ya gak papa. Aku takut aja" kemudian mereka sudah berada di depan rumah Rana.
"Kakak gak mampir dulu? Makan siang sama kita aja. Sebagai tanda terima kasih aku karena kakak udah ngabterin aku kesini" Rana menatap mata biru Irfan

'Shiit Matanya sangat indah' irfan bergumam dalam hati

"Well, kayaknya mama belum masak juga di rumah. Ide bagus bisa ngabisin waktu sama kamu"

Pipi Rana yang mengembang itu merona

"Yaudah kak, kita turun aja siapa tau mama ada di dalem" perkataan Rana langsung saja di iyakan oleh irfan

Sejurus kemudian mereka sudah berada di depan pintu bernuansa hitam dan Rana langsung membuka pintunya

Di dalam tampak sepi dan beberapa saat kemudian terlihat Bik Yaya pembantu di rumah Rana "waah non Rana sudah datang, mau makan siang ya non? Saya sudah siapkan makan siangnya di meja makan. Nyonya hari ini sedangvtidak di rumah non, beliau bilang, hari ini ada acara di Lampung jadi beliau berangkat ke lampung"

Rana mendengus kesal "yaudh bik makasih ya. Aku mau makan siang sebentar lagi. Oh iya bik, ini kenalin kak Irfan. Kakak kelas aku di sekolah baruku" Rana memperkenalkan Irfan

"Wah ganteng banget Non. Ini pacarnya yaa. Wah baru masuk udah dapet pacar" bik yaya langsung menyeletuk

"Bibik ini apaan siih. Dia tuh tadi nganterin aku pulang, soalnya bang adji gk jemput" Rana mencolek pinggulnya

"Den Adji sudah pulang non dari tadi, dia ada di kamar" bik yaya tersenyum

"Yaudah Kak Irfan silahkan duduk dulu ya. Aku mau ganti baju dulu"

"Iya Rana tenang aja" Irfan langsung menuju sofa berwarna Putih itu

"Bik bikinin Kak Irfan Minuman ya" bik yaya langsung menuju dapur dan Rana langsung menuju kamarnya

-Kirana POV-

Aku langsung menuju kamarku dan segera membasuh muka dan mengganti pakaianku
Aku menuju kamar Bang Adji

"Abang..." aku merengek menaiki tubuhnya dari atas

"Rana kenapa siih, selalu naik gini sama abang, kamu udah gede ah, jangan gitu" bang Adji menggeliat tapi aku tetap mendekapnya

"Terus kenapa? Abang risih aku giniin" aku mendengus

"Bukan gitu. Dasar tukamg ngambek. Kamu itu berat sayaaaang" Bang Adji memeluk tubuhku erat

Tiba tiba aku terkejut "ya tuhan..." aku langsung berlari ke bawah dan menemui kak Irfan "maaf ya kak, lama" ujarku setelah menuruni anak tangga terakhir

"Ya gak papa lah" tiba-tiba bang Adjie
Berada di belakang ku
"Ngapain lu disini Fan?" tanya bang Adjie
"Nganterin Rana pulang Bang, tadi dia bilang gaada yang jmeput, terus tadi dia ngajakin gue makan siang disini, yaudah gue terima"
Bang Adjie mengangguk tanda mengerti

"Yaudah yuk makan aku udh laper niih" aku menarik lengan Bang Adjie dan Kak Irfan mengikutiku dari belakang

Aku langsung duduk di kursi paling ujung dan kak Irfan di sebelah kiriku dan Bang adjie di sebelah kananku

Acara makan siangpun selesai dan aku langsung mengantar Kak Irfan Keluar pagar "makasih ya jamuan makan Siangnya" aku membalasnya dengab senyuman

"Yaudah aku langsung pulang aja ya"
"Iya kak hati-hati yaa, makasih juga udah nganterin aku tadi"
Dia mengangguk dan tersenyum kepadaku lalu dia masuk kedalam mobilnya
...
..
.
.

.

-To Be Continue-

Part of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang