Chapter 1

4.9K 157 6
                                    

Pria kuning ini tertunduk lesu. Berkali-kali gadis didepannya selalu mengacuhkannya. Tidak. Lebih tepat dikatakan bahwa gadis ini selalu merendahkannya. Ia selalu menganggap bahwa pria kuning ini tak mempunyai kemampuan apa-apa di banding lelaki pujaannya.
"Sudahlah, Naruto. Berapa kali pun kau menyatakan perasaanmu padaku, aku tidak akan mungkin menerima lelaki bodoh dan miskin sepertimu. "sengit gadis mendongakan kepalanya kaget. Sepedas itukah mulut seorang wanita?
"Sakura-chan, kau boleh memanggilku bodoh,dungu,tolol atau apalah. Tapi, bisakah kau tidak memandang materiku?Aku tahu, aku tak punya apa-apa. Orang tua saja tidak punya. Aku saja numpang di rumah kakekku. Aku juga manusia biasa, yang punya perasaan. "kata Naruto sedih. Sakura masih membelakanginya.
"Hahahahaha. Itu lelucon yang lucu. Tapi, tidak membuatku tertawa. Ingat, Uzumaki Naruto. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Karena aku, hanya mencintai Sasuke-kun. Sekarang, pergi dari hadapanku!!!"usir Sakura. Naruto tertunduk. Gadis tidak berperasaan.....
Sasuke. Uchiha Sasuke. Naruto tahu siapa dia. Tentu saja tahu, Sasuke adalah teman masa kecilnya. Sekaligus, rivalnya. Naruto dan Sasuke adalah sahabat. Mereka berteman sejak kecil. Sasuke salah satu murid berprestasi di segala bidang, walau agak lemah di bidang olahraga yang salah satu bidang prestasi Naruto, ia mampu menguasai semua bidang.
Hal ini membuat Naruto terkadang iri. Semua orang, terutama wanita menyukai dirinya. Bahkan, gadis yang disukainya, Haruno Sakura juga suka padanya. Tak heran kalau Naruto sedikit sensitif dengan Sasuke. Ia juga mau bertarung sportif dengan Sasuke untuk mendapatkan Sakura, walau dia tahu Sasuke tak menyukai Sakura.
Tapi, setelah kejadian tadi Sakura seperti menginjak-nginjak harga dirinya. Membawanya terbang kelangit lalu dengan mudahnya dijatuhkan ke bumi. Itu terasa sakit sekali. Naruto tak bisa berbuat apa-apa.
Itulah kenyataan. Apa yang dikatakan Sakura memang benar. Dia bodoh. Miskin. Tak punya apa-apa. Tapi, setidaknya dia masih mempunyai perasaan yang sebagaimana kalau dilukai akan sakit.
"Dasar bodoh... Naruto, jelas-jelas dia tidak menyukaimu. Mengapa kau terus mengejarnya?Padahal, dia sudah menginjak-nginjak harga dirimu.... "gumam Naruto menendang sebuah kerikil.
Matanya menerawang ke langit biru yang bersinar cerah. Seandainya dia mendapatkan seorang gadis manis, berambut panjang dengan wajah polosnya yang bisa menerimanya apa adanya..
"Aarrgh!!Jangan mengkhayal yang tidak-tidak!Dasar idiot... "umpat Naruto pada dirinya sendiri.
Langkahnya terhenti ketika ia melihat seekor kupu-kupu berwarna-warni seperti pelangi melintas didepannya. Kupu-kupu itu cantik sekali. Seperti malaikat yang mempunyai sayap beraneka warna.
"Hah?Kupu-kupu yang cantik..... Aku baru melihat kupu-kupu seperti itu... "ujar Naruto. Dan, ia melihat kupu-kupu itu tersangkut di sarang laba-laba. Segera saja Naruto melepaskannya.
"Terbanglah. Sebebas mungkin. Kepakkan sayapmu ke atas langit. Menarilah di atas awan dengan riang. Jangan biarkan seorang pun menangkapmu... "kata Naruto setelah melepaskan kupu-kupu itu.
Kupu-kupu pelangi itu masih mengepakkan sayapnya di depan wajah Naruto. Seperti ada sebuah senyuman di sayap kupu-kupu itu. Naruto mengerutkan dahinya. Kupu-kupu itu terbang. Memberi sinyal pada Naruto agar mengikutinya.
Entah mengapa Naruto merasa kakinya ingin melangkah mengikuti kupu-kupu itu. Naruto terus mengikuti kupu-kupu itu sampai akhirnya ia sadar. Bahwa, dia sudah berada di sebuah hutan yang penuh pohon sejuk.
"Aku dimana?Bagaimana aku bisa berada di sini?"kata Naruto bingung. Kupu-kupu itu menghampiri Naruto lagi. Menyuruh Naruto mengikutinya lagi.
Ketika Naruto mengikuti kupu-kupu itu, ia mendengar sebuah suara yang terdengar merdu sekali. Seperti suara seruling. Naruto mengerutkan dahinya.
"Apakah ada orang di hutan yang sejuk ini?"gumam Naruto. Ia mencari sumber arah suara itu.
Matanya menangkap seorang gadis berambut panjang indigo yang sedang menghadap sebuah danau sambil memainkan serulingnya. Naruto terkejut. Ia menghampiri gadis itu.
"Maaf...... "Naruto menyentuh pundak gadis itu. Gadis itu terkejut dan mundur beberapa langkah.
"Kyaaaaaa!!!
"Tenang, tenang!Jangan panik!Aku bukan orang jahat. Aku... aku cuma mau tanya. Apakah kamu yang memainkan seruling itu?"tanya Naruto menunjuk sebuah seruling mungil di tangan gadis itu.
"Hm... I-iya..... "jawab gadis itu malu. Naruto memperhatikan wajah gadis itu. Ia baru sadar bahwa wajah gadis itu..... Manis..
"Maaf kalau aku mengagetkanmu.. Hehehehehehehe.... Hutan ini sejuk ya?Tampaknya, jarang ada orang yang ke sini. "ucap Naruto sembari duduk di samping gadis itu. Wajah gadis itu memerah. Naruto sadar.
"Kau kenapa?Sakit?Wajahmu merah sekali. "Naruto memegang kening gadis itu.
"Uhm... Ti-tidak.. A-aku tidak apa-apa kok... "kata gadis itu.
"Cara bicaramu lucu ya. Oh ya, aku belum tahu namamu. Aku Uzumaki Naruto. Kamu?"tanya Naruto menyengir. Gadis itu tertunduk malu.
"H-hyuuga Hinata.... "
"Hyuuga?Kamu keturunan Hyuuga?Waaah, hebat... "puji Naruto.
"Iya..... Terima kasih... "jawab Hinata.
"Salam kenal, Hinata-chan!!Eh, ngomong-ngomong kamu sekolah dimana?"tanya Naruto yang sok akrab memanggil Hinata dengan suffix chan
"Aku... Sekolah di Konohagakure... "jawab Hinata singkat. Wajahnya masih ada semburat merah.
"Konohagakure?"Naruto baru sadar kalau Hinata memakai seragam Konohagakure.
"Kok aku tidak pernah melihat kamu ya?"
"Ya... Aku jarang keluar kelas.. Tapi, aku tahu kamu Naruto-kun... "kata Hinata memainkan kedua jari telunjuknya.
"Eh?Tahu aku?"
"Ya... Setiap istirahat, aku selalu melihatmu sedang bermain basket atau sepakbola sendirian. Permainanmu hebat sekali.. Aku suka itu.. Kamu jago sekali di bidang olahraga.. "kata Hinata tanpa sadar.
"Sepertinya... Kamu tahu banyak ya tentang aku?"tanya Naruto membuat wajah Hinata semakin memerah..
"A-ano.. I...itu.. "
"Eh, tadi kamu ya yang memainkan seruling itu?Merdu sekali suaranya. Aku suka mendengarnya!"Naruto memotong kalimat Hinata.
"Ah... Arigatou... "sahut Hinata.
Naruto memperhatikan sosok Hinata. Manis, berambut panjang, dengan wajah yang polos. Benar-benar mirip dengan kriteria yang tadi di inginkannya. Mata Lavendernya yang cantik, rambut indigo panjangnya yang anggun, dan wajah polosnya yang kupu-kupu pelangi tadi mendengar ucapannya?
Waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Dan, saatnya mereka harus pulang.
"Aku antar ya?"tawar Naruto. Hinata membelalakan mata lavendernya.
"Ti-tidak usah.. Nanti merepotkanmu, Naruto-kun... "tolak Hinata halus.
"Tidak kok!Sekalian aku ingin tahu rumahmu!Ayo!"Naruto menarik tangan Hinata. Hinata berusaha menahan agar dia tidak pingsan.
Sebenarnya, sudah lama sekali Hinata menyukai Naruto. Sejak pertama masuk ke Konoha High School. Tapi Hinata tahu, bahwa Naruto pun sejak pertama masuk Konoha High School ia suka pada Sakura. Awal mengetahui itu, Hinata merasa sangat hancur. Tertekan. Ia tahu cintanya yang bertepuk sebelah tangan.
Gadis Lavender ini sadar, bahwa dia memang tak bisa menandingi kepintaran gadis pink tersebut. Tapi dalam hatinya ia membuat keyakinan. Kalau suatu saat, Naruto pasti akan menjadi miliknya....

TBC...

Rainbow ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang