Chapter 9 [End]

2.6K 81 5
                                    

Dosen berambut hitam yang terlihat dari wajahnya tampak garang dan beringasan, melepaskan kacamatanya dan melihat jam tangan biru yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Baik, waktu saya sudah habis. Dan jangan lupa untuk menyelesaikan skripsi yang saya berikan tadi. Saya tunggu minggu depan."ujar dosen bernama Nagato itu melangkah keluar. Beberapa mahasiswa segera keluar dari ruangan itu.
"Hinata, apa kau tidak keluar? Mau ke kantin tidak?"tanya seorang gadis pirang pucat bermata ungu menyapa Hinata yang tengah asyik mencatat tulisan di papan.
"Ah, tidak Shion-chan. Aku mau menyelesaikan mencatat dulu. Kalau mau duluan, silahkan."jawab Hinata.
"Baiklah. Ja matte!"
10 menit kemudian, Hinata memasukkan bukunya ke dalam tas ungu lalu melangkah keluar. Baru beberapa meter ia keluar kelas, seseorang menutup matanya membuat Hinata kaget. Dan, 2 detik kemudian Hinata tahu siapa pemilik tangan itu.
"Siapa aku?"
"Naruto-kun.."
"Ah, Hinata-chan mudah sekali menebaknya. Kenapa kau gampang sekali menebakku?"keluh Naruto yang tidak berhasil membuat Hinata bingung.
"Hihihi, kita sudah bersama-sama selama 3 tahun dan apakah itu tidak membuatku hafal dengan tanganmu?"kata Hinata. Semenjak ia berpacaran dengan Naruto, gaya Hinata sudah tidak gagap lagi.
"Dasar kau ini. Memang membuatku gemas saja."kata Naruto mencubit pelan pipi Hinata.
"Oi, oi Naruto. Ternyata kau di sini. Menjemput Hinata saja lama sekali."seorang lelaki berambut hitam emo muncul di belakang Naruto bersama gadis berambut merah muda.
"Lalu kenapa kalau aku lama? Toh, kau kan bersama Sakura. Jadi tidak membosankan kan?"celetuk Naruto dengan tampang meledek.
"Hey, kalian sudahlah. Kenapa sih tidak bisa akur sebentar saja? Setiap ketemu ada saja alasan agar kalian bertengkar."sahut Sakura melerai Naruto dan Sasuke. Hinata tertawa kecil.
"Iya, daripada bertengkar lebih baik kita ke kantin yuk. Aku tadi di-sms oleh Miru-chan, katanya dia bersama Kiba-kun sedang menunggu di sana."kata Hinata menggaet tangan Naruto dan menarik Naruto ke arah kantin. Sasuke dan Sakura mengikutinya.
Sesampai di sana, mereka berempat melihat seorang gadis berambut biru langit sedang menyuapin sesendok nasi ke pria yang duduk di hadapannya.
"Waduh, waduh. Mesra banget deh."sindir Naruto menarik kursi di sebelah Kiba. Sontak saja, wajah Miru dan Kiba memerah.
"Apa-apaan kau. Memang kau tidak mesra dengan Hinata? Bahkan, setiap malam kau selalu berkhayal untuk bisa melaku-hmpp!!"Kiba yang sedang berbicara langsung dibekap oleh Naruto.
"Melakukan apa?"tanya Hinata bingung. Naruto nyengir kuda.
"Hehehehehe, tidak melakukan apa-apa kok!!"elak Naruto.
"Jangan buka aibku di sini! Nanti kubocorkan rahasiamu pada Miru, ketika kau mengintipnya mandi!!"bisik Naruto mengancam Kiba. Kiba mendengar itu langsung ciut dan membungkam mulut.
"Oh ya, apa nanti malam kalian ikut?"tanya Sakura membuka obrolan.
"Ikut apa?"
"Aduh!! Reunian Konoha High School, darling! Kan udah 5 tahun sejak kita lulus SMA."kata Sakura mencubit pelan pipi Miru.
"Eh iya ya! Aku pasti ikut dong. Kan kangen sama tema-teman dulu."kata Miru.
Semuanya tertawa. Naruto mengaitkan tangannya ke tangan Hinata di atas meja. 2 buah cincin putih yang tersemat di jari manis mereka menarik perhatian Sasuke.
"Eh iya, Naruto, Hinata. Kapan kalian akan menikah? Kalian kan sudah bertunangan, pasti sudah ada rencana menikah dong? Sudah 2 tahun bertunangan, masa belum ada rencana menikah?"tanya Sasuke melipat tangannya. Naruto dan Hinata sama-sama blushing.
"Hehehehehehehe. Rencananya, bulan April kami akan menikah.."jawab Naruto dengan semburat wajah yang menghiasi pipinya.
"Berarti 2 bulan lagi dong?! Wah, selamat ya! Jangan lupa undang aku. Pasti aku datang! Pestanya yang meriah ya!"kata Miru girang. Naruto dan Hinata tertawa.
"Ssst, Naruto. Nanti kalau sudah menikah, ceritakan aku tentang malam pertamamu ya. Biar aku bisa praktek dengan Miru-chan. Hehehehehe.."bisik Kiba yang bisa di dengar oleh Miru.
"Kiba-kun!! Otakmu memang selalu mesum ya!"omel Miru menarik telinga Kiba.
"Aduh, aduh! Miru-chan, ampun! Sakit!"Semuanya tertawa melihat tingkah laku Kiba dan Miru.
"Naruto, aku akan segera menyusulmu. Lihat saja, anakku pasti lebih hebat dari anakmu."sindir Sasuke menyenggol lengan Naruto.
"Apa? Mau menantangku? Lihat saja, keturunan Uzumaki dan Hyuuga tak akan pernah terkalahkan!!"balas Naruto.
2 buah cincin telah terkait. 2 hati telah menyatu menjadi 1 cinta yang abadi. Tak akan pernah ada yang memisahkan walau rintangan berusaha memisahkan. Di saat senang, susah, sedih, kecewa, cinta akan selalu mendampingi dan memperkuat hubungan kedua insan. Dan kini, Naruto dan Hinata tak akan pernah terpisah sampai waktu memanggil mereka berdua...

Tamat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rainbow ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang