10 menit berlalu. Para mahasiswa jurusan sastra mulai memasuki kelas. Mereka menempati kursi-kursi kosong di kelas ini. Tak butuh waktu lama, kursi di kelas ini sudah terisi penuh. Eva memasuki kelas dengan membawa sebuah buku, lebih tepatnya novel.
"Halo, teman-teman!" sapanya ramah
Teman-temanku tidak menghiraukannya. Mereka asik mengobrol sendiri. Merasa tak dihiraukan, Eva membanting buku yang di bawanya ke meja dosen. Kelas pun hening seketika.
"Good. Okay, guys. Sayang sekali Mr. McCurty tidak bisa hadir. Jadi aku yang akan mengajar kalian hari ini," kelas masih hening, dengan semua pandangan tertuju pada Eva.
"Karena kemarin kita sudah menjelajahi kampus ini, maka hari ini kita bisa mulai membahas materi, oke. Tapi sebelumnya, kalian harus absen terlebih dahulu" sambungnya sambil memberikan siswa yang duduk dipojok depan sebuah buku. Mungkin itu buku absen. Setelah itu, Eva keluar dari kelas dan entah pergi kemana.
Buku itu tiba di depanku. Aku melihat nama yang tertera di buku ini. Hanya nama nama pendek seperti Jane, Mack, Tiff, Jose, Bee, Britt, Jim, dan bla bla bla masih banyak lagi. Aku melihat sebuah tulisan di bagian atas buku ini 'pastikan hanya 1 suku kata ;)' astaga, apa lagi ini?! Benar-benar seperti anak SD!! Apa kampus ini sudah gila membuat program seperti ini? Lalu dengan terpaksa dan dengan perasaan aneh yang sangat teramat sangat, aku menuliskan nama pendekku dan memberikan buku itu pada orang di sebelahku.
Beberapa menit kemudian, Eva masuk dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Selalu. Dia mengambil buku absen dan melihat daftar nama disitu.
"Okay, Ash, ayo bantu aku" aku berdiri dan berniat menghampiri Eva untuk mejawab panggilannya, tapi aku berhenti karena laki-laki yang duduk di bangku paling belakang juga ikut berdiri.
Aku menatapnya bingung, begitupun dengannya. Aku melihat nama 'Ashton' tertulis di kartu namanya.
"Oh, ternyata ada dua 'Ash'. Tak apa, ayo kalian, ikut aku" kata Eva sambil terkekeh kecil. Kelas masih hening dengan pandangan terpusat pada kami bertiga. Oh, sungguh, jauhkan semua pandangan itu dariku. Ewh.
Aku bergegas mengikuti Eva keluar kelas. Laki-laki -yang ku tau bernama Ashton- tadi mengikuti di belakangku. Eva masuk ke dalam ruangan yang sepertinya adalah perpustakaan. Aku mengikutinya masuk ke dalam. Eva berhenti di depan rak novel. Lalu dia mengambil satu persatu buku dan menumpuknya di lantai. Aku dan Ashton hanya diam memandangi Eva tanpa tau harus bertindak apa.
Eva terus mengambil buku dengan judul sama sampai buku dengan judul itu tidak ada lagi di rak buku. Dia berhenti dan menghela nafas panjang.
"Okay, sekarang tugas kalian adalah membantu aku membawa novel novel ini ke kelas, ya.. Ayo" katanya
Aku mengambil beberapa novel ini dan kembali ke kelas. Ashton mendahului di depanku. Sedangkan Eva dengan buku yang lebih banyak dariku, berjalan tepat di belakangku. Aku meletakkan novel novel ini di meja dosen begitu sampai di kelas. Eva juga melakukan hal yang sama.
"Kalian sudah tau tugas kalian?" tanya Eva. Semua orang diam.
"Well, ku anggap itu 'tidak'. Jadi, ada yang pernah membaca novel ini?" lanjutnya sambil menunjukkan novel itu. Kelas masih hening.
"Seriously? Ini terkenal loh" kata Eva lagi. Dan lagi lagi kelas masih hening, membuat Eva seolah olah bicara seorang diri.
"Oh c'mon guys!! Jangan hanya diam seperti ini!! ini juga tugas dari Mr. McCurty. Okay, kalau begitu, bacalah buku ini. Minggu depan, Mr. McCurty akan membahas buku ini" Eva membagikan novel itu
Semua mahasiswa sudah mendapat novel ini. Termasuk aku. Aku menatap sampul novelnya, terdapat tulisan 'THE HOST' di sampulnya. Juga ada nama pengarangnya, Stephenie Meyers. Pengarang yang sama seperti Twilight, buku yang kubaca semalam
"Aku dengar ini buku tentang Alien" seseorang yang duduk di belakangku berbisik pada orang di sebelahnya. Aku tidak yakin mengatan itu sebagai bisikan karena dia berbisik terlalu keras sampai aku saja bisa mendengarnya.
Dan ya, kalau ini benar buku tentang alien, aku tak akan membacanya, mungkin. Sepertinya Stephenie Meyers sangat menyukai 'hal hal' seperti ibuku. Bertolak belakang dengan diriku, tentu saja.
"Baiklah, kurasa cukup untuk hari ini. Jangan lupa membaca buku itu" ujar Eva lalu keluar kelas. Begitupun yang lain, mereka menghambur keluar kelas.
Sekarang hanya ada aku disini, kurasa. Oh, tunggu, ternyata tidak. Ashton masih disana, membaca 'The Host' di bangkunya yang terletak di pojokan paling belakang.
Tanpa sadar, aku menatapnya. Dia cute juga. Wajahnya seperti familiar. Siapa ya? Apa dia yang si starbuck tadi?
Seperti membaca pikiranku, dia menoleh menatapku -juga- lalu tersenyum. Aku mengalihkan pandangan dengan cepat lalu keluar kelas dan memutuskan untuk membeli makanan.
***
Aku tiba di kantin, mataku terpaku pada seseorang berambut blonde yang tengah sibuk dengan I Phonenya. Taylor Swift. Si anak bencana!!
Aku mengurungkan niatku lalu menjauh dari kantin walau aku tau aku sangat lapar saat ini.Aku berjalan melewati koridor panjang dan masuk kedalam satu satunya pintu yang terbuka di sepanjang koridor ini. Pintu itu membawaku ke dalam perpustakaan. Lalu, aku berkeliling melewati rak-rak tinggi yang penuh dengan buku ini dan memilih buku apa yang menarik untuk kubaca. Aku berhenti di depan rak novel, dan mengambil buku berjudul 'Harry Potter'. Kudengar ceritanya bagus. Bahkan sampai difilmkan. Sampai sekarang, aku belum pernah menonton filmnya 1 seri pun. Menurutku, Harry Potter itu berhubungan dengan 'hal-hal' yang dibicarakan ibuku. Tapi rasa penasaranku lebih kuat, mungkin.
Aku menarik buku itu dari rak buku dan membawanya duduk di meja yang masih kosong. Aku mulai membaca halaman pertama buku ini. Suasana perpustakaan sangat sepi. Well, memang setiap perpustakaan itu selalu sepi, tapi maksudku bukan sepi hening, tetapi memang sepi tidak banyak orang di sini. Bahkan di meja baca saja hanya ada aku dan sepasang kekasih yang sedari tadi berbisik-bisik tidak jelas di kursi paling belakang. Aku merasakan kursi panjang yang kududuki bergerak. Sontak aku menoleh ke samping kananku, tempat asal pergerakan. Aku mendapati Ashton duduk disebelahku sambil membaca 'The Host'.
"Apa yang kau lakukan, huh?!" tanyaku sedikit ketus
"Kau tidak tau ya? Ini namanya duduk" jawab Ashton enteng sambil menatapku. Aku tak menghiraukan kata-kata terakhirnya dan melanjutkan membaca Harry Potter.
"Kau yang di Starbuck tadi, kan?" Ashton kembali bertanya dan itu membuatku menatap wajahnya yang cute itu.. Eh?
"Kurasa iya. Kau manusia peminum green tea itu, kan?"
"Secara teknik bukan, tapi ya, aku suka green tea"
"Kau membuatku bingung"
"Suatu saat kau akan mengerti"
Hening. Aku tidak menjawab kata-katanya karena aku bingung apa maksudnya. Dan aku tidak peduli, sebenarnya. Akupun melanjutkan kegiatan membacaku.
"Jadi, kau Ashley, kan?" Tanyanya lagi, membuyarkan konsentrasi membacaku. Aku menggeram,
"Ya. Dan kau, Ashton, apakah tujuanmu kemari hanya untuk menggangguku?! Lalu, apa guna novel yang kau bawa itu, huh?" Dia menyebalkan, oke.
"Aku sudah membacanya 7 kali"
"Lalu, mengapa kau diam saja saat Eva bertanya?!" aku mulai kesal
"Aku tak menyukai orang itu. Dia sangat palsu, bersikap baik di depan tapi berpikiran macam macam seperti menghina at-"
"Halo, Ashley!!" Taylor tiba-tiba muncul di depanku, memotong omongan Ashton sambil berteriak
"Ssttt," aku mengingatkan Taylor supaya tidak berteriak. Taylor lalu menutup mulutnya dengan telapak tangannya sambil cekikikan. "Bagaimana kau bisa menemukanku?" sambungku lagi
"Kita kan terhubung, Ashley.." dasar idiot. Ashton pun ikut menertawakanku sekarang!!
"Oh, iya! Ash, kau harus coba milkshake di kantin!! Kau pasti suka" Taylor kembali beteriak
"Ssstt!!" aku kembali mengingatkan, tapi Taylor tak menghiraukanku dan menarik tanganku menjauh dari perpustakaan dan menuju kantin.
***
Oke oke maap ini late update :'v Terus maap juga ini garing :'v
Vomments yak! :'3
![](https://img.wattpad.com/cover/50495696-288-k373156.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Clan - Irwin
FanfictionKenyataan itu menyakitkan, Ashley. Jangan berpikir kau tau siapa dirimu, sebelum kau benar benar tau. Jangan pernah berbohong, karena ia pasti akan mengetahuinya. Jangan pernah mencintainya karena kau berbagi tubuh dengan seseorang yang juga mencint...