Terrarum

224 19 4
                                    

Kevin POV

Suara decitan kereta sangat keras,membuat mereka yang berada disana menutup telinga ada pula dari mereka terjatuh dari keseimbangannya.

Semua orang telah bersiap siap untuk turun dan menuju ke sebuah tempat idaman itulah dia "Terrarum"

"This is Amazing" ucapku.
Aku pun mengikuti nicky jalan ke arah gerbang Terrarum, kami pun telah mengenakan seragam tahun pertama terrarum.

Seragam berwarna putih dan berompi rajutan coklat dan celana berwarna hitam polos dan jubah berwarna hitam pekat mewarnai hari pertama kami di terrarum,kulihat beberapa wanita cantik sedang berbisik sesuatu yang mengarah ke kami. Hahaha aku yakin pasti mereka membicarakan angga.

"Kemana dian?" Tanya angga tiba tiba mengejutkanku.

Aku pun melihat disekelilingku,tak ada wujud dian bebek di dekatku. Aku pun sadar dian pasti sudah menjelajah lebih duluan. Rasa penasaran dian memang sangat tinggi,aku yakin dia pasti kesuatu tempat yang membuat dia penasaran sedari tadi.

Kami pun memutuskan untuk mencarinya, padahal aku tau semua orang sebentar lagi akan memasuki ke pintu masuk terrarum.

"Diann" panggilku. Sudah 10 menit aku mencari dia tak kunjung datang,kulihat sesosok wanita sedang menatap lurus kedepan melihat kearah danau.

"Hey" sapaku

"Eh,ngagetin gue aja lo!"

"Lo ngapain sih mel ngendap ngendap gitu? Kayak maling aja lo."

"Pltakkk"

"Auu sakit tau!" Ucapku sambil memegang dahi yang barusan dipukul amel.

"Eh vin,coba liat itu dian kan?"

Aku pun melihat telunjuk amel yang mengarah ke sebuah gardu kosong,disana terlihat dian yang sedang menggali sesuatu. Aku pun lansung menghampirinya,dia seperti orang aneh aku yakin dia sedang menemukan sesuatu.

"Dian! Lo ngapain?"

Ia pun terkejut dan hanya menatap kosong ke kami berdua,aku tak tau apa yang sedang ia fikirkan terhadap kami.

"Heh ! Kalian tau,sedari tadi telingaku kedutan. Aku pun bingung lalu aku mendengar suara ketukan 'duk duk' .terus aku mengikutinya dan disinilah bunyiya." Ucap dian.

Aku dan amel pun hanya menatapnya heran,serasa tidak percaya atas ucapannya. Aku pun tak mendengar apa apa sedari tadi,mungkin amel pun begitu.

"Bek, kita sudah telat mendingan kita balik. Kita murid baru disini setidaknya kita meninggalkan kesan yang bagus pada hari pertama." Ucap amel

" kalian duluan aja, aku sebentar saja. Lagian bentar lagi pasti aku mendapatkannya."

"Ayolah dian bebek."

Aku pun menarik tangannya,namun ia bersih keras untuk tetap bertahan.

"Ini dia !"

Kami melihat sesuatu ditangan dian,sesuatu yang menurut kami sangat misterius. Mungkin bagi sebagian orang itu hanyalah sebuah buku biasa,namun tidak dengan mataku. Aku pun menangkap sesuatu hal yang ada di dalam buku itu. Sesuatu yang tak akan bisa dipecahkan dengan mudah.

"Buku ini,aku pernah melihatnya tapi aku lupa dimana." Ucap dian.

"Tinggalin aja bek,gue takut kayaknya itu punya orang yang ada kutukan gitu,kan di film film buku yang kita temukan secara misterius itu biasanya buku bertuah."

"Kebanyakan nonton film lo mel,udah bek bawa aja itu buku ntar kita periksa disana."

Aku pun menarik tangannya keluar dari lubang tanah itu,dian pun dengan baju lusuh kotor dengan tanah yang belepotan dan dengan wajah yang cemong membuatku ingin sekali menertawakannya.

Dark ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang