Black Shadows

174 13 4
                                    

Hanya sebuah kalung penerang yang menerangi keadaan dian saat ini,kalung yang ia buat sendiri hingga bisa menjadi sebuah penerang.gelap,kotor itulah yang sedang dian hadapi saat ini,berbagai bisikan halus berlomba memasuki pendengarannya dan sangat tajam tak ia hiraukan.

"Busset dah ni kalung, cahayanya minim banget lagi !kalo kayak gini ceritanya mending gue bawak lampu petromak,eh enggak juga sih enakan yah bawak senter!hehe....ini kemana lagi? Jalannya tambah lama kayak got? Emang dikira gue codot nyeludup nyeludup ini tempat,aduhh!! Banyak banget lagi batu sama lumut licin tauu,entar kalo gue kepleset gimana? Kan gak ada yang nangkep,kalo pun ada yah gue maunya cuman stefan william." Celoteh dian sendirian

Dian terus memasuki alur ruangan itu,ruangan yang entah bagaimana bisa ia temukan.fikiran dan tujuannya sekarang adalah menemukan bayangan hitam itu,ia sengaja tak menghadiri aula pertemuan karena tak sengaja melihat bayangan hitam yang mengganggunya selama ini. Siapa dia? Mau apa dia?
Di balik lamunannya tiba tiba terdengar langkah kaki yang menghentikan langkah dian.
Wajah pucat dan penuh kewaspadaan kini mewarnai wajah dian.

"Yah tuhan ,siapa sih yang dateng? Apa dia juga ngikutin bayangan hitam itu atau jangan jangan dia mau nyulik gue terus gue di paketin ? Ahhh,, tidak! Jangan berfikiran  buruk dulu.tttapi aku takut..mending gue sembunyi deh."

Langkah kaki itu kini semakin mendekat,hanya keheningan yang terjadi disana. Desahan nafas dian tak teratur lagi,sama seperti detak jantungnya yang menggebu gebu tak karuan.

"Hey,kau keluarlah !" Ucap suara seseorang pria disana.

"Nah loh dian !mati lo! Dia nyuruh gue keluar,mampus gue.no no no jangan ngompol pliss!" Umpat dian yang masih tak berani keluar.

"Hey !apa kau tidak mendengarku? Aku rasa kau mendengarku,cepat keluar atau kau ku tarik paksa."

"busett dah ni orang,maksa banget sih. Gue aduin ke pengadilan agama baru tau ! Eh salah! Maksud gue komnasham,ah entahlah gue gak tau aduh gimana nih mama papaa tolongin barbie."

"Oke kalo lo gak mau keluar gue hitung satu,dua,tiii..."

"Eitsss ! Tunggu! Oke gue keluar,nih ! Lo tuh lagian ngapain sih nyuruh gue keluar? Lagian siapa sih lo!gue kan takut lo bentak bentak gue kayak gini."

Terlihat sesosok tubuh tinggi dan tegap sedang berdiri disana menatap gadis bertubuh mungil ini,tatapan kerinduan yang mewarnai matanya kini tertahan dan lansung di tepis oleh pria tampan ini.

"Lo gak usah takut,gue gak akan ngapa ngapain lo.gue akan ngelindungi lo."

"Lo polisi mau ngelindungin gue? Lo kan gak kenal gue,ngapain lo mau ngelindungi gue."

"Gak usah bawel,ayo kesini mendekatlah!"

Perlahan lahan dian berjalan mendekati pria ini,kini nampak jelas sosok yang ditakuti dian sebelumnya.pria berambut coklat gelap sedikit ikal,berhidung mancung dan bermata coklat amber kini dihadapannya.

[Busset dah,mimpi apa gue semalem? Ganteng bangett!! Mana batu bata? Timpok gue! Atau gak buang gue ke rawa rawa sekarang,gak tahan gue lihatnya.] Celoteh dian dalam hati.

"Ada apa menatap ku seperti itu? Aku tampan? Itu sudah jelas !"

"Ehh anu ehh jjangan geer deh lo.gue liat itu hidung lo ada nyamuk."

"Dasar bodoh" guman laki laki ini.

"Ayo ikut aku! Ada sesuatu yang akan ku ceritakan padamu."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Aduhh kita kemana sihh ? Jalannya kok malah kayak gini ?"

"Gak usah bawel udah ikutin aja!"

[Ini cewek,untung aja gue gak tinggal serumah sama dia ! Coba kalo gue tinggal sama dia,bisa bisa telinga gue abis meleleh denger ocehan dia !] oceh laki laki itu dalam hati.

Dark ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang