Berbeda

16.3K 1.2K 7
                                    

Vanila dengan malas hendak memasuki sebuah rumah mewah dipenuhi penjaga, saat dia berada di depan pintu gerbang penjaga terburu-buru membukakan nya

"Selamat malam nyonya muda" sapa penjaga yang bernama fery

"Ehm"

Vanila hanya menjawab nya dengan deheman, lalu dengan langkah malas berjalan ke rumah yang masih sangat jauh, dia benci kehidupan nya terlalu banyak penjagaan. Sejujur nya pula tidak ada yang tau kalau sebenar nya dia seorang anak milioner terkaya di dunia kecuali meli. Cameron's Grup itu lah nama panjang yang sering ia sembunyikan di nama belakang nya, dia juga sudah bicara pada seluruh guru di sekolah nya agar tidak pernah menyebutkan inisial C pada belakang nama nya itu.

Vanila memasuki rumah nya tanpa mengucap salam ia langsung naik ke atas pergi ke kamar nya

"Vanila" panggil seseorang

Vanila berhenti berjalan dan berbalik badan

"Bisa kita bicara?" Tanya orang itu

Vanila turun kembali lalu pergi ke sofa di ruang tamu, masih dengan muka datar nya vanila duduk di hadapan orang itu

"Tadi pak margo menelpon, menyuruh untuk tuan dan nyonya menemui nya besok tapi...."

"....mama sama papa gak bisa dateng? Udah pasti!" Potong vanila

"I--iyah dan mereka menyuruh..."

"....Pak Tom yang dateng? Benarkan?" Potong lagi vanila

Orang yang mengajak nya ngobrol adalah kaki tangan papa nya vanila, dia yang mengawasi rutinitas apapun yang di lakukan vanila, dan vanila sangat membenci itu, pak tom juga sudah vanila suruh untuk tidak memanggil nya dengan embel nona muda or nyonya, terlalu ribet pikir nya

"Kemana lagi mereka pergi?" Tanya dingin vanika

"Amsterdam, dan tuan sudah mengirimkan uang 10 juta ke rekening anda" jawab pak tom

"Vani gak butuh uang, yang vanila butuhin mereka" gumam nya meretakan gigi nya marah, lalu bangkit dan pergi meninggalkan pak tom yang memandang vanila miris

"Kasihan vanila, dari kecil sampai sekarang tidak pernah berkumpul dengan keluarga nya. Malang kali nasibmu nona muda" iba pak tom

****

"ARRGGGGG..."

Vanila menarik seprai kasur nya ganas, menjatuhkan seluruh meja rias nya, mendorong vas bunga hingga pecah membuat kamar nya seperti kapal pecah, vanila menjambak rambut nya dan tubuh nya lolos terjatuh sambil terisak

"Kalau hidup gue kaya gini, mending gue mati sekalian" erang nya kesal di ikuti isakan tangis

Lalu mata nya terpaku melihat bingkai photo yang kaca nya pecah, ia mengambil nya dan di sana ada 3 orang tersenyum. Papa nya, mama nya dan vanila, seakan mereka sangat bahagia di sana, photo ini dia ambil saat usia nya masih 8 tahun itu sudah lama sekali, sekarang usia nya menginjak 16 tahun, 8 tahun dia hidup dalam ke sendirian tanpa kasih sayang orang tua. Itu semua yang membuat nya harus hidup layak nya orang aneh, berandal, dan bad girl. Dia berusaha ceriah di luar rumah tapi ketika di dalam rumah seakan semua nya sirna, senyum di bibir nya memudar dan tawa nya bersembunyi.

"Kenapa harus kaya? Kalau waktu untuk anak aja gak ada? Gue gak butuh uang, perhiasan ataupun barang brended. yang gue butuh KALIAN. Mah pah"

Vanila memeluk photo itu erat, tak perduli dengan tangan nya yang berdarah karna terkena pecahan kaca photo itu, seakan rasa sakit nya tak kalah akan rasa perih di hati nya

Driiiinggg

Iphone nya bunyi, vanila mengusap air mata nya, menetral kan tenggorokan nya agar tidak terdengar seperti menangis

Awan Vs VanilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang