Ternyata dia (2)

12K 986 3
                                    

"Jadi waktu itu, anak bocah lelaki itu lo?..." vanila kaget

Awan hanya mengangguk dan senyuman di bibir nya tidak pernah lepas

"Pantes aja waktu gue cerita di atas pohon kalau gue anak cameron's grup lo santai tanpa kaget" lanjut vanila

Awan terkekah "Ya, saat itu keluarga camerons gempar gegara kehilangan putri jail nya" ujar awan

"Terus kenapa ini lo simpen aja" kini mata vanila beralih pada biola nya

"Gue gak yakin sekarang lo bisa senyum sama kalau bukan karna biola itu!" Vanila lalu memandang awan dengan senyuman

Ternyata dia, bocah lelaki yang di jahili nya saat kecil dan juga anak pertama yang ngobrol banyak dengan nya karna kalian tau kan kalau saat kecil vanila itu jahil ceriah namun jika berbicara banyak jarang sekali. Vanila masih tidak menyangka ini, manusia yang ia benci ternyata pernah hadir di masa kecil nya. Amazing!

Wajah vanila berubah seketika "Wait, bukan nya lo anak pindahan dari luar negri yah? Masih bingung deh gue. Dan bahkan sekarang lo gak se manis dulu, plus muka lo flat banget"

Awan membimbing vanila untuk duduk di samping nya

"Setelah lo di temukan setelah 3 hari di culik, gue yang kepengen banget ke temu lo buat minta mama gue pergi ke rumah keluarga lo, tapi saat perjalanan ke rumah lo, ayah kehilangan kendali dengan mobil nya sehingga kami mengalami kecelakaan.."

Terlihat raut wajah awan seketika kecewa, sedih dan menahan tangis. Vanila hendak memotong omongan awan namun terlebih dulu awan melanjutkan nya

"...dan untung nya gue terlempar ke luar tapi.." awan menghela nafas panjang, butiran kristal terjatuh dari mata nya. Dan entah kenapa vanila merasakan terpukul sama seperti awan, seperti ia juga merasakan nya

"..tapi mama, ayah dan kembaran gue masih ada di dalam mobil, sadis nya mobil itu tersangkut dia rel kereta, hingga kejam nya kereta melaju tanpa berhenti menyeret ketiga orang yang gue sayang" kini awan beneran menangis di depan vanila

Vanila yang gak kuat nahan air mata nya juga ikut mengeluarkan air mata. Banyak yang lebih menderita selain vanila itu lah yang di rasa saat ini.

Tuhan maafin vanila, ternyata selama ini vanila salah menilai kedua orang tua vanila. Awan begitu sangat menderita, tuhan kuatkan dia Batin vanila

Vanila memeluk erat awan

"Karna kejadian itu, sebulan kemudian oppa nyuruh gue tinggal di luar negri. Dan akhir nya juga gue balik lagi ke negara asal mama gue" awan berusaha tersenyum dan menghapus air mata nya

"Wan..sorry gue gak maksud.."

"..van udah! Gue tau lo bakal bilang gitu, dan ini udah gue siapin lama buat cerita ke lo tapi ternyata air mata gue gak bisa di tahan hehhe.. sorry bikil lo ikut nangis!"

"Ah..nang--nangis? Si--siapa?" Vanila menghampus air mata nya ngumpet. dan awan terkekah

"Dasar cewe jahil, ketahuan masih aja ngelak!" Awan mencubit pipi vanila sampai dia cemberut

"Sakit tau" rajuk nya, lalu pandangan vanila mulai redup

"Ada apa?" Tanya awan

"Gue kangen mama sama papa"

"Vanila kedua orang tua lo itu sayang sama lo, banget malah! Inget gak waktu lo di culik mereka ikutan panik"

"Tapi mereka selalu gak ada waktu sama gue"

"Vanila listen" awan menghadapkan vanila ke arah nya "Kata siapa mereka gak ada waktu? Hei kedua orang tua lo itu sibuk karna kerja buat kelangsungan lo nanti, lo tuh anak satu-satu nya mereka pengen lo hidup berkecukupan, mewah supaya gak ngerasaain gimana susah itu, harus nya lo ngerti. Dan pernah sekali aja ortu lo itu gak nelpon lo heh pernah gak?"

Vanila terdiam, ia ingat saat sebelum kedua orang tua nya pergi ke tokyo waktu itu, kedua nya sampai mengajak nya ke dufan tapi karna dia yang terlalu kesal akan ke sibukan kedua nya hingga membuat nya cuek dan malah pulang duluan. Ah jahat sekali berarti dia. Dan mama atau papa nya tidak pernah absen jika menelpon nya yah walaupun dia selalu nereject telpon orang tanpa melihat siapa itu. Vanila sangat menyesal!

"Dari pada lo nyesel sekarang telpon mama dan papa lo minta maaf dan bilang lo kangen mereka. Sebelum semua nya terlambat" sambung awan yang tersenyum miris di akhir kalimat nya

Vanila masih saja diam sambil memegangi ponsel nya. Geram akan apa yang di lakukan vanila, awan mengambil ponsel vanila dan mencari kontak orang tua vanila

"Halo..."

"Hallo sweethearts what happen?"

Awan menyerahkan ponsel nya ke vanila

"Ha---hallo mom"

"What happen babe? Kamu kenapa? Apa uang kamu kurang? Atau kamu sakit. Ah sayang ada apa?"

"bukan itu mom tapi..."

"Ada apa sayang kenapa kamu gugup, jangan bikin mama panik ada apa?"

Vanila menarik napas panjang

"Mama papaa.. vanila minta maaf selama ini selalu buat kalian kesal, berpikir kalau kalian gak sayang vanila, Maaf mom.. vanila sayang kalian and I miss you all"

Terdengar suara isakan di sebrang telpon

"Sweetheart kamu... ahh sayang I love you too dan..."

"..papa juga rindu kamu sayang.. kami akan pulang sekarang dan kamu tau, papa punya rencana bagus"

"Papa... ahhh aku kangen papa.. beneran pah. Papa i love you. Dan apa rencana nya?"

"Secret. Kita akan bicarakan saat papa dan mama sampai di indonesia sayang. See you we always love you..muuuucahhh"

Telpon terputus lalu refleks vanila memeluk awan

"Thank you...thank youu.. gue sayang lo awan gue sayang looooo" dan tanpa sadar berbicara seperti itu

Awan menegang mendengar pengungkapan refleks vanila. Dan vanila juga seketika sadar apa yang di katakan nya, lalu melepas pelukan nya

Vanila bodoh, karna lo terlalu seneng, lupa situasi dan hei lo bilang apa tadi, sayang dia. Ah vanila mau taruh dimana muka lo? Tong sampah apa?
Pikir vanila

"Mmmhpp...so---sorry wan"

Awan tersenyum "Its okey. Tumben"

Dahi vanila berkerut "kenapa?"

"Gak ngatain gue 'pysicopat lo, sengaja ya ngambil kesempatan dalam kesempitan' hmmm?" Awan meniru perkataan vanila saat di gudang dulu

"Mmmhhpp...sorry waktu itu kan gue refleks"

"Hahhah... ga apa kok, kalau sekarang lo mau lagi juga its okey.."

Dukkkk

"Aduhhh" ringis awan karna di pukul vanila

"Dasar lo yah mesum. Berani nya lo bilang its okey, gue aja masih kesel sama kejadian waktu itu... rasaaiin nih"

Vanila terus memukuli awan dan sebalik nya awan berusaha menangkis pukulan vanila

"Astaga...aduhh....kenapa...sisi sangar lo balik lagi sih...aduhhh"

"Bodo nih rasaiin nih"

"Aduhhh stop vanila...aduhhh"

Dan vanila terus memukuli awan tanpa ampun. Hahah perasaan vanila yang imut, cengen dan lembut baru saja datang kenapa setan nya masuk lagi. Ah dasar vanila dan awan

Awan Vs VanilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang