Matahari menjelma masuk ke dalam kamarku yang pemiliknya masih tertidur lelap. Hingga aku terbangun karena silaunya sinar yang menerpa mataku.
"Hmh. Udah pagi ternyata." Ucapku pada diri sendiri.
Aku bergegas mandi dan memakai seragam sekolahku. Dengan aksesoris biru yang lengkap.
Pagi ini, aku tak ingin sarapan. Aku hanya mengunjungi Bibi Ras yang ternyata sedang menyiapkan bekal untukku.
"Makasih ya, Bi. Caithline sayang Bibi." Ucapku dengan tulus padanya.
"Iya non. Bibi juga sayang banget sama non Caithline. Semangat ya non sekolahnya." Sahut Bibi Ras menyemangati aku.
At School
Setibanya di sekolah, aku segera menuju ruangan tempatku mengerjakan ulangan. Jadwal hari ini adalah matematika dan bahasa inggris. Pelajaran menghitung yang sangat menyebalkan untukku.
Karena aku tak seperti kak Cathrine yang jago menghitung. Dugaanku tepat, soal kali ini susahnya minta ampun, apalagi tadi malam aku tidak menyentuh bukuku. Hingga kertas ulanganku hampir tak terisi. Namun saat ulangan bahasa inggris, inilah kehebatanku. Semua soal dapat kukerjakan dengan mudah.
Karena sejak kecil aku sudah sangat fasih berbahasa inggris.
Seperti Om Frans dan Tante Viona──tetangga keluargaku saat mereka masih di Jakarta──yang sangat menyayangiku jauh lebih besar dari orang tua kandungku sendiri. Namun kini mereka telah pindah ke Amerika Serikat dengan anak mereka, Dimas.
"Jadi kangen sama mereka." Gumamku dalam hati.
"Hallo Caith? Halloooo." Tanya Boa teman dekatku, yang mengagetkan aku.
"Ihh apaan sih? Boa kebiasaan deh ngagetin aku terus! Untung aku gak punya penyakit jantung!" Jawabku sedkit kesal.
"Sorry deh, Caith. Lagian lo bengong aja sambil senyum-senyum sendiri. Apa.. ja-jangan-jangan lo kesambet setan ulangan tadi ya? ihhhh seremmmm.." Celetuk Boa dengan ekspresi horrornya.
"Ihh enak aja kalau ngomong! Aku itu cuma lagi kangen sama tante kesayangan aku doang kok! " Sahutku.
"Oohh begitu." Kata Boa ber-oh ria.
"Pulang yuk. Udah bunyi bel." Ajakku pada Boa.
"Yuk."
Akhirnya aku pulang sekolah bersama Boa.
Next~
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Me?
RomanceDulu mereka menyayangiku dengan kasih sayang yang tulus.. Tapi sekarang mereka seakan tak pernah menganggap diriku ada. Bahkan untuk meminta perhatiannya saja seakan mereka tak pernah mendengar apa yang aku rasa. Kalian selalu memperlakukanku berbed...
