Aku terbangun dari tidurku.
Menemukan 219 ada disebelah tempat tidurku. lagi.
Tapi kali ini dia sedang tertidur dikursinya.
Badanku sudah terasa ringan kembali.
Syukurlah.Aku pun melepas beberapa selang yang ada di bagian-bagian tubuhku.
Sakit.
Walau menyakitkan, aku tetap melepas semua selangnya.
"Fyuh"
Aku beranjak, lalu mengangkat tubuh 219 yang sangat ringan itu ke atas sofa.
Lalu memberikannya bantal dan menyelimuti tubuhnya sampai bawah dagu.
Dia pasti lelah menjagaku.
Aku pun menengok ke jendela.
Sudah malam?
apa aku tertidur selama itu?
Jam 7?
aku harus keluar sekarang.Aku pun langsung berjalan keluar kamarku lalu berbelok ke arah kiri.
Tetapi, ada seorang lelaki yang mencegatku dari samping. Ternyata dia memang sepertinya sudah menungguku diluar kamar.
"Siapa kau?" Tanyaku, marah.
"Maaf, mungkin kamu belum mengenal saya."
Aku tetap saja diam menatap wajahnya.
Wajahnya menawan. Umurnya pasti tak jauh dari umurku.
"Kalau begitu, kenalkan. Namaku Ray."
Aku lalu memandangi penampilannya. Ia seperti seorang yang bekerja di pemerintah? ah, tidak.
Ia berpakaian mirip dengan Harris. Tetapi dia hanya memakai kemeja putih,dasi hitam,celana hitam, dan gaya rambut yang sungguh menarik perhatian.
Kuakui, ia atraktif.
"Apa?"
"Kau tak mendengarku?"
"Aku hanya tidak peduli. Aku tak peduli siapa namamu. Apa yang kau lakukan. Mengapa kau mencegatku,"
lalu aku mengambil nafas lagi.
"Dan aku hanya perlu lewat."
Aku langsung berjalan melewatinya.
Dia lalu mencengkram lenganku.
Cengkramannya lumayan hebat. Sepertinya cukup kuat untuk anak seumurnya.
"Lepaskan"
kataku, lemas.
"Tidak sebelum kau mendengar apa yang ingin aku bicarakan kepadamu,"
"Percayalah, ini untuk kebaikanmu sendiri."
"Apa sih? yang kalian mau dari diriku?" Jawabku, lemas.
Akhirnya aku terpaksa mendengarkannya berbicara.
Masih berdiri, kami juga tak menghadap satu sama lain.
Ah aku harus pergi secepatnya dari sini. Tapi bagaimana dengan 219 dan 239..
"Percayalah pada kami, kau takkan menyesal mengikuti trials ini."
"Apa katamu? takkan menyesal? tsk."
"Bahkan dari pertama bertemu dengan pria bodoh seperti Harris saja aku sudah menyesal."Lalu Ray terdiam sebentar.
Aku pun menarik nafas, lalu mulai membuka mulut kembali.
"Kau tak bisa menghentikanku,"
"Sekarang lepaskan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Solar
Science FictionSeorang gadis yang besar di arena pertarungan, memiliki jiwa dan kekuatan yang jauh lebih besar dari yang ia sadari. Berbagai tahap percobaan yang menguji ketahanan dan kekuatan 250, perlahan membuat gadis tersebut menyimpan dendam tak berujung kepa...