6

20 0 1
                                    

"Hahahahahaha.." Tawa orang itu.

Walau aku tak melihatnya, aku dapat merasakan rasa kesal menjalar diseluruh tubuhku.

Rasanya ia ingin ku air-kick.

"Heh apa-apaan ini!"

Aku mendengar seseorang mulai berlari. Setelah ia sampai padaku dan kawan-kawanku,

Ternyata Ray.

"250, Kau tidak apa-apa??" Tanya Ray sambil mengelus pundakku.

"Ya, tak papa. cuma, orang ini membuatku.. " "Ingin memelintir hidungnya."

"Maafkan dia. Dia memang terlalu berlebihan." Kata Ray sambil mendorong orang-orang yang menyergap aku,219, dan 239 dari belakang tadi.

"Apa maksudmu Ray?" Tanya orang itu.

Lelaki ini seratus kali lebih mengesalkan daripada Ray.

"Sampai kau ketahuan berlaku ini lagi, akan kulaporkan kau ke Kepala Arena mereka." Kata Ray sambil menatap intens lelaki itu.

"Oke-oke aku kalah. Sampai bertemu lagi Ray."

Lalu lelaki yang agak lekong itu berjalan pergi bersama bodyguard-bodyguardnya.

Aku pun menengok ke arah Ray.

"Apa itu? Siapa dia? penguasa disini?" Tanyaku kesal.

"Ah, dia bukan siapa-siapa. Dia hanya bawahan." Kata Ray sambil merapihkan rambut coklat tua-nya itu.

"Cih, berani-beraninya dia," Kataku sambil merapihkan jaket hitamku.

"Kalian mau kemana?" Tanya Ray.

"Kami?" Tanya 219 sambil menoleh 239.

"Hm.. 250 yang tahu, 250, kita mau kemana?" Jawab 239 lalu menolehku.

Ray pun ikut-ikutan menoleh padaku.

"Hm... sebenarnya sih aku juga ngga tau..." Jawabku agak memelankan suaraku.

"Seriously, dude? come on," Kata 219 yang tiba-tiba berubah mimik muka.

"Kau tidak punya rencana sama sekali?" Tanya 239.

"Yah, intinya aku pengen cari jalan keluar dari sini." Jawabku sambil melipat tanganku.

"Oke, baiklah. Kalau gitu aku aja yang kasih kalian saran untuk kemana" Kata Ray tiba-tiba.

Kami bertiga pun menoleh ke arah Ray.

"Skydivye." Kata Ray.

"Hah? apa?" Tanyaku lagi.

"Nama tempatnya. Skydivye."

"Tempat macam apa itu?"

"Itu tempat dimana aku bekerja." Jawab Ray.

"Pusat Ilmu Pengetahuan?" Tanya 219 tiba-tiba.

"Bagaimana kau mengetahuinya?" Tanya Ray.

"Aku.. hm..." "Di barrack, aku sering mencuri buku-buku di ruang rahasia di arena... aku diam-diam membacanya... dan dari situlah aku tahu Skydivye.."

"What? mate, you've comitted crimes!"     Kataku sambil menganga tak percaya.

"I know.. so please don't tell this to anybody ya? 239? 250?"

"Yeah, alright. " Kata 239.

Walaupun begitu, aku masih tak percaya dengan perkataan 219.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SolarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang