Apron Stage!

280 23 65
                                        

Frohes Neues Jahr!

Warga kota Aachen berkumpul di depan Aachen City Hall. Gang-gang diblokade dan terpaksa orang-orang yang tidak ikut merayakan tahun baru harus bergabung ke dalam iring-iringan pawai agar bisa sampai ke gedung yang mereka tuju.

Schneider berlari dari Jakobstrasse dengan gulungan cetak biru di tangannya. Bahana terompet dan hujan konfeti tanda memasuki tahun 2016 menjadi latar belakang aksi lari cepatnya. Tak ada taksi maupun trem yang boleh mendekati lautan manusia di gedung balaikota Aachen Rathaus.

Schneider malang harus menabrak orang-orang untuk bisa sampai ke balaikota. Ia gelisah memikirkan apa reaksi orang-orang jika tahu ia masih bersikeras dengan penelitiannya, Aprodrive, mesin yang melanggar Hukum Gerak III Newton. Keputusan Dewan Antariksa membuatnya urung merayakan tahun baru bersama teman-teman di universitas. Schneider tak dapat berbuat banyak saat mengetahui tempat presentasinya berada di lokasi yang juga banjir manusia, dan bukannya di Universitas RWTH Aachen tempatnya mengerjakan penelitian.

Schneider memasuki ruangan presentasi amfiteater yang dipenuhi ornamen serba merah bernafaskan Charlemagne. Gemetar, Ia mengintip ke dalam ruangan dari balik pintu kayu ek, dan melangkah masuk.

"Guten Abend." Mendadak seisi ruangan terdiam.

"Masuk. Anda terlambat. Saya harap ini cepat dimulai." Schneider melangkahkan kaki menuju ke tengah panggung. Suara sepatunya menggema mengikuti detak jantungnya. Tiap pasang mata terfokus padanya.

Terdengar teriakan dari belakang. "Sudah hentikan saja Schneider!! Tidak ada yang mau percaya pada omong kosongmu!!"

"Saya mohon dengarkan dulu isi makalah Saya. Konferensi ini seyogyanya tidak menjadi bola salju kebodohan yang menghalangi kita menggapai teknologi perjalanan antar bintang."

Peserta konferensi berembuk dalam suasana kesal. Beberapa orang tertawa.

"Baik. Mulailah Tuan Schneider." Dewan mempersilakan.

"Siap Pak. Anda tidak akan kecewa."

Schneider memberikan presentasi selama tiga puluh menit. Cetak biru yang ia bawa tak terlalu berguna. Peserta konferensi hanya melirik sebentar lalu mengedarkannya lagi. Dan kembali ke tangan Schneider tanpa komentar satupun. Salah satu anggota Dewan Antariksa, Alicia Hoffmann, berdiri.

"Sistem propulsi elektromagnetik Aprodrive Anda melanggar Hukum Konservasi Momentum dan Hukum Gerak III Newton, Tuan Schneider!! Anda hanya akan jadi cemoohan di luar sana."

Ketua Asosiasi Ilmuwan Astrofisika juga ikut berdiri tanpa mengindahkan tata krama konferensi. Ia berteriak dari kursinya.

"Jangan ikuti ilmuwan Tiongkok itu, mereka pasti memalsukan data. Saat kami mengajukan pertanyaan mengenai kompatibilitas dalam ruang vakum dan versi superkonduktor dari mesin itu, mereka malah memberi alasan tidak punya cukup biaya untuk mengerjakannya. Penipu. Tiongkok punya banyak uang. Pasti kebohongan mereka akan ketahuan jika benda itu dinyalakan di dalam ruang vakum."

"Tuan-tuan sekalian, Saya mohon, beri kesempatan sekali lagi. Corong pendorongnya sudah hampir selesai dan minggu depan Tuan-tuan sekalian sudah bisa menyaksikan cara kerjanya. Bahkan saya bisa membuktikan alat itu bekerja dalam ruang vakum."

"Minggu depan? Anda jangan bercanda. Dalam empat hari Anda tidak memberi kabar, beasiswa Anda kami cabut. Viel Erfolg!"

Tawa dan caci maki menguasai atmosfer Aachen Dom. Schneider duduk termangu di tangga. "Empat hari? Mustahil."

Schneider kembali ke ruang kerja di RWTH Aachen University. Sendirian. Sementara teman-temannya diam-diam sedang asyik minum bir di Botanischer Garten.

***

"Kebocoran radiasi elektromagnetik ini akan menggagalkan penelitianmu."

"Mann, tolong bantu aku. Bidangmu sangat cocok untuk mengkaji Aprodrive."

"Aku hanya bisa membantumu membuat pelapis besi untuk mencegah kebocoran. Tapi itu butuh waktu tiga hari."

"Dua hari. Dan kau kutraktir minum."

"Kau gila Schneider." Mann menghela nafas dan mulai berpikir keras. Mesin ini akan gagal jika tidak diberi penahan radiasi. Dan ia juga akan kehilangan teman terbaiknya Schneider.

"Baik Schneider. Dua hari. Donnerstag."

"Danke."

***

Anak kecil itu menarik tangan papa dan mamanya menuju jalan terbuka di antara rumpun bambu.

Matanya berbinar melihat pertunjukan di kejauhan. Santa Apron II meluncur vertikal meninggalkan Bumi. Tak ada asap dan api dari ujungnya. Hanya dorongan propulsi jet bersih dari puluhan ribu piranti pendorong Aprodrive. Schneider telah berhasil mewujudkan teknologi magnetron penghasil dorongan gelombang mikro dari tumbukan elektron dan medan magnetik dalam bentuk corong thruster superkonduktor. Meski ditenagai oleh cahaya matahari, Aprodrive menghasilkan daya dorong yang sangat besar dan dipastikan mencapai Mars dalam tujuh puluh hari.

Tak hanya untuk perjalanan angkasa, Aprodrive juga digunakan dalam transportasi antar kota dan UAV pemantau.

Schneider sukses membagikan kado natal tidak hanya untuk peminat teknologi, tapi untuk sepuluh setengah miliar manusia.

"Hipotetikal? Tidak lagi Mann. Lihat betapa cepatnya benda itu melesat. Kau salah tentangku Mann. Mereka semua salah. Aprodrive memang tak semestinya hanya bersemayam dalam alat transportasi kecil yang berlalu lalang di kota ini. Aprodrive ditakdirkan untuk hal yang lebih besar."

"Sudahlah Schneider. Aku tak ingin membahas itu lagi. Kau menang. Bersiaplah, kita ada konferensi setengah jam lagi."

"Aku harus ke toilet Mann. Pilihkan tempat yang paling depan. Kau tahu kursi favoritku bukan?"

Mann hanya tersenyum dan beranjak pergi.

***

Mesin Aprodrive kelebihan panas. Plat besi buatan Mann tidak dapat menahan suhu ekstrem dari kerja magnetron. Superkonduktor berpendingin helium cair menjadi masalahnya. Bumi sudah kehabisan cadangan heliumnya sejak sebulan yang lalu. Sembilan puluh persen digunakan untuk mendinginkan magnet MRI.

Aprodrive meledak di ruang hampa sebelum mencapai Mars. Tak ada helium pendingin dalam tabung penyimpanan. Schneider menipu semua orang dengan menggantinya menjadi nitrogen. Para antariksawan terlempar menuju ruang vakum. Melayang-layang menunggu oksigen mereka habis.

Pidato duka dari Dewan Antariksa menggantikan semua siaran televisi. Schneider terduduk dalam toilet saat mendengar kabar mengerikan itu. Ia menangis.

"Apa yang sudah kulakukan?"

Terompet 2044 membahana. Kota Aachen diselimuti kesedihan dan rasa kecewa. Putra-putri terbaik Aachen telah disia-siakan dalam perjalanan angkasa menggunakan mesin Aprodrive. Dewan Antariksa segera menghubungi polisi untuk menangkap Schneider dan Mann.

Kesatuan polisi dikerahkan untuk mencari mereka di tiap sudut Kota Aachen.

Mann sedang duduk di kursi Red Lecture Hall Universitas RWTH saat polisi menjemputnya secara paksa. Ia tak memberi perlawanan.

Sementara polisi yang lain sedang bersiap-siap di dekat ruang kerja Schneider. "Buka pintunya Schneider!" Tak terdengar suara. Schneider telah melarikan diri melalui lorong ventilasi.

Hanya horor yang menyelimuti kota malam itu. Tahun baru yang menyedihkan. Balutan teknologi tak dapat menciptakan kebahagiaan yang mereka cari. Orang-orang berhamburan keluar dari alat transportasi apapun yang memakai Aprodrive.

Schneider berdiri di tepi Sungai Wurm. Tanpa busana.

Ketika berhadapan dengan mesin, bukan manusia yang berperan menjadi Tuan, karena setelah manusia melahirkan mesin, sebuah titik balik terjadi: tali kekang peradaban lepas kendali dan mesin yang pada mulanya sekadar alat kemajuan lantas berlari begitu cepat dengan menyeret manusia di belakangnya.

Akhirnya manusia akan menjadi alat untuk mesin itu sendiri, demi kemajuan (dan kekuasaan) atas nama mesin, manusia menjadi budak belian. -- William Butler.

Mini ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang