Booster

237 23 56
                                    

Bumi, 2078

Sudah 3 bulan sejak matahari yang merupakan pusat alam semesta meredup, dan semenjak hari itu.. manusia di hantui rasa ketakutan dan pertanyaan retoris yang muncul di benak setiap orang, 'apakah ini akhir dari dunia kita?'

"Dampak dari redupnya matahari ini memperlambat periode revolusi dan rota--"

"Cih.. sudah 3 bulan semua saluran membicarakan hal ini.. membosankan.." Ucap seorang lelaki yang baru saja mematikan layar TV di hadapannya itu.

Drrtt drrt

Ponsel yang ada di meja sebelahnya itu bergetar, ia meliriknya dan ketika melihat nama yang terpampang disana ia langsung pergi menuju kamarnya untuk mengambil sepasang senapan yang cukup aneh miliknya.

Ia kemudian bergegas menuju keluar sembari mengambil ponsel-nya yang
masih bergetar dan mengangkatnya.

"Aku segera kesana, kirimkan saja lokasinya.."

Lelaki itu kemudian naik ke atas sepeda motor-nya yang terlihat tak memiliki roda.

Ia menyalakan mesinnya, lalu muncul sepasang cahaya dari tempat yang seharusnya ditempati oleh sepasang roda itu.

Sebuah peta kemudian muncul di kaca helm-nya, ketika ia sudah mendapatkan tujuannya, ia segera melesat dengan sepeda motor Anti-Gravity nya.

Tidak lama, ia tiba di tempat yang dituju, disana sudah ada seorang gadis yang baru saja menelponnya itu tengah berusaha melawan sekumpulan mahluk aneh berkaki empat dengan semacam tentakel yang menjulur di sekujur tubuhnya.

Satu dari mahluk itu kemudian mencoba menerkam gadis tersebut, namun dengan cepat lelaki itu menembaknya dengan laser dari senapannya.

"Sudah berapa kali aku menyelamatkan nyawamu?" Ucap lelaki itu ketika ia sudah berada di depan gadis tersebut.

"Cih.. lama sekali kau, Voster! Jarak rumahmu dari sini hanya 25km, butuh 5 menit untukmu sampai disini?" ucapnya tanpa memperlihatkan rasa terima kasih sama sekali pada lelaki yang baru saja menyelamatkannya itu.

Lelaki itu terlihat tak menghiraukannya, ia kemudian mulai menembaki mahluk-mahluk di sekitarnya dengan senapan lasernya.

"Sebaiknya kau menggunakan Saber-23G itu dengan baik jika ingin berterima kasih padaku, Frost.."

Gadis bernama Frost itu tersenyum mendengar perkataan rekannya, Voster. Ia kemudian mengambil kembali pedang alumunium yang dilapisi laser miliknya yang sebelumnya terjatuh dan mulai menebas mahluk-mahluk aneh itu.

"Ha! Kita lihat saja! Saber-23G ku ini pasti takkan kalah dari pengguna LaserGun jenis lama sepertimu! Kita lihat siapa yang bisa membunuh lebih banyak monster AUV ini!" Tantang Frost bersemangat.

Voster tak kalah bersemangat dan mulai menembaki para monster 'AUV' atau 'Anti Ultra Violet' itu secara membabi buta, sementara Frost dengan Saber-23G nya terlihat sangat luwes menebas para AUV itu.

Monster AUV ini bermunculan seminggu setelah matahari mulai meredup, mereka selama ini bersembunyi di bawah tanah karena kelemahan mereka terhadap UV..

Dunia sudah diambang kehancuran, namun.. masih ada orang yang tidak bisa begitu saja menerima semuanya, seperti kedua orang ini..

Slash!

Saber milik Frost menebas leher AUV terakhir disana, melihatnya, Frost berjingkrak-jingkrak senang.

"Yoo! Aku menang lagi!" Ucapnya.

Voster hanya tersenyum melihat kelakuan rekannya itu, ia kemudian mengangkat tangannya, mengajaknya untuk tos.

Namun, sebelum Frost menyambutnya, sebuah ledakan besar terjadi, dan sebuah cahaya yang amat terang dengan cepatnya seolah menyelimuti seisi bumi.

Voster tak dapat melihat apa-apa setelah itu, cahaya itu seolah membutakannya, dan ia tak sadarkan diri.

***

Voster membuka matanya perlahan, kepalanya masih terasa sakit, namun ia segera melihat sekeliling, mencari keberadaan rekannya.

Namun, ia terkejut bukan main setelah menemukannya.

Frost tengah melawan sekawanan AUV bertubuh besar, mereka adalah kelas Alpha yang 1 ekornya dapat membuat mereka kewalahan.

"Frost!! Apa kau gi--" Ucapannya terhenti ketika Frost menoleh ke arahnya, matanya itu menyala.. biru terang..

"Kau sudah bangun rupanya.."

Dengan cepat Frost menari diantara para Alpha AUV itu, dan seiring dengan gerakan tarinya itu, es tajam keluar dari tanah dan menembus tubuh para monster itu.

"Ledakan cahaya tadi.. membuatku memiliki kekuatan ini.. kau juga pasti mendapat satu, Voster!" Ucap Frost.

"Kekuatan? Apa kekuatanku?" Gumam Voster.

Zap.

Tiba-tiba saja muncul sekelebat cahaya dan 2 orang muncul di hadapannya.

Satu orang bertubuh tinggi, dan ia terlihat membopong satu orang yang lain, ia tak sadarkan diri.

"Kekuatanmu adalah melipat gandakan kekuatan apa saja, Voster!" Ucap pria jangkung itu.

"Si-siapa kau? Darimana kau tahu namaku?"

"Aku Steve, aku datang dari masa depan dengan bantuan anak ini.."

"Eh? Masa depan?"

"Ya, kita seharusnya bertemu 4 hari lagi, kita menjadi teman hingga akhirnya bertemu dengan anak ini ketika dunia hampir hancur, dan saat itulah Frost menyuruhku untuk menggunakan kekuatan Time-leap anak ini untuk pergi ke masa lalu dan melakukan rencana yang sudah ia susun.." Jelas pria bernama Steve itu.

"Sekarang dengarkan aku, Voster.. aku tahu kau sulit menerimanya, tapi ini kenyataan.. sekarang.. gandakan kekuatanku.. kekuatan Speedster-ku.. sudah tidak ada waktu lagi, dalam 10 menit aku akan kembali ke masa depan.." ucapnya mendesak.

Voster terlihat memikirkannya, kemudian menatap lelaki jangkung itu.

"Bagaimana caranya?"

Steve tersenyum kemudian ia menggenggam tangan Voster dan menyentuhkannya ke dadanya.

Sebuah gaya yang besar seolah memasuki tubuh Steve.

Lalu, dengan kecepatan kilatnya ia membawa tubuh Voster dan Frost, sementara anak yang sebelumnya ia bawa, ia tinggalkan begitu saja.

Voster's PoV

Lelaki ini.. ia terbang? Ia membawa kami ke langit?

"Terus gandakan kekuatanku! Voster! Dan tahan nafas kalian!" Perintahnya.

"Siapa kau?!" Tanya Frost.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan! Yang pasti, saat kita cukup dekat dengan matahari, aku ingin kau membuat semacam pelindung dari es agar kita tidak terbakar.. lalu Voster! Kau gandakkan kekuatan matahari itu!"

Aku.. tak begitu mengerti dengan perkataannya, namun aku hanya bisa menurutinya.

Kami sudah berada cukup dekat dengan matahari, dan panasnya ini.. tak dapat ku deskripsikan..

Frost membuat sebuah pelindung dari es, dan bersamaan dengan itu, Steve menghilang, kekuatan Time-leap nya habis kah?..

Ah, sudah tak ada waktu, aku bisa kehabisan Oksigen jika tidak bergegas..

Kuarahkan tanganku pada matahari, aku belum begitu mengerti cara kerja kekuatan ini.. namun tak salah untuk mencoba bukan?..

"Boost!" Teriakku.

Saat itu juga, matahari menyala lebih terang, sebuah ledakan terjadi, dan kami terpental jauh...

Es pelindung buatan Frost pun hancur, dan aku dapat merasakan sesak yang amat sangat seolah mencekikku di ruang hampa udara ini..

Jadi ini akhirnya? Aku.. mati dalam waktu sesingkat ini? Haha..

Tapi, aku mati sebagai pahlawan yang mengorbankan nyawanya, bukan?

Tamat.

Mini ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang