Aku terbangun dari tidur yang melelahkan. Lagi-lagi, sosok itu muncul di dalam mimpiku. Selalu, ia selalu seperti ini. Datang di setiap mimpiku dengan semua tawa dan senyumnya. Aku senang dapat melihatnya seperti itu, tapi semua hanya ilusi dalam tidurku. Mimpi yang tidak pernah menjadi kenyataan. Itulah mengapa aku menyebutnya 'tidur yang melelahkan'. Aku terlalu lelah karena tidak bisa tidur tenang setiap hari. Tidak bisa menghapus setiap kenangan yang sudah terjadi. Tidak bisa melupakan seseorang yang telah lama tersimpan dalam hati. Bagaimana? Bagaimana bisa aku melupakannya jika ia terus hadir di setiap mimpiku?.
Dengan helaan nafas panjang aku bangkit, segera mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Percuma jika terus mengingat hal-hal yang terlihat semu. Percuma. Lebih baik mandi, berharap air yang mengucur dari atas kepalaku bisa melupakan itu semua.
Seperti biasa, setiap harinya aku akan bekerja di toko bunga milik Mrs.Gwan, seorang pengusaha korea yang menetap di Jakarta. Menurutku, dia terlalu baik. Bahkan aku tidak tahu gadis biasa sepertiku bisa diterima bekerja di toko bunga sebesar dan sesukses itu.
Setelah semuanya siap. Aku keluar dari apartement sederhanaku dan pergi ke toko bunga Mrs. Gwan. Kemeja putih dan celana jeans serta sepatu kets menunjang penampilanku hari ini. Tidak lupa tas kecil coklat dan rambut yang dikuncir satu, dan polesan make up sederhana untuk sehari-hari.
Setelah beberapa menit di perjalanan menggunakan kendaraan umum. Akhirnya aku tiba di tempat kerjaku. Masih terlihat sepi. Wajar saja, pagi ini masih pukul 7 dan toko dibuka jam 9 pagi. Dengan langkah santai aku membuka kunci pintu. Ah aku lupa memberitahu, baru-baru ini Mrs. Gwan mempercayakan aku yang memegang kunci toko ini. Jadi itu alasan lain yang membuatku datang sepagi ini selain 'ingin cepat bangun dari tidur yang melelahkan' tentunya.
Pintu terbuka dan dengan segera aku menghidupkan lampunya. Menyiram beberapa bunga yang memang diharuskan 'minum' pagi ini. Pekerjaan ini sudah seperti sebuah hobi bagiku. Walaupun memang awalnya aku selalu bosan dengan semuanya. Tapi Mrs.Gwan selalu bilang padaku bahwa "nikmatilah pekerjaanmu, pandang sebuah pekerjaan sebagai hobi atau kebiasaan yang tidak bisa kau tinggalkan barang sedetik pun". Dan disinilah aku, telah mengabdi dengan Mrs. Gwan dan toko ini selama 3 tahun.
Tiba-tiba bunyi bel yang sengaja disangkutkan di atas pintu berbunyi. Menandakan ada seseorang yang masuk. Aku terheran. Siapa yang datang sepagi ini? Mrs.Gwan? Karyawan yang lain? Atau customer? Tapi jika diingat lagi, papan 'close' belum aku balik menjadi 'open' jika yang datang benar-benar seorang customer.
"Permisi."
Aku dikejutkan dengan suara berat itu dan cepat berbalik sehingga air yang kugunakan untuk menyiram bunga sedikit tertumpah pada bajunya. "oh! Maaf!" aku cepat-cepat ingin mengambil sebuah serbet tapi ada tangan yang menahanku. "tidak perlu" lagi... suara berat itu. kemudian aku menangkap tatapan itu. Mata itu. mata seseorang yang selalu hadir di setiap mimpiku, mata seseorang yang selalu membuat tidurku tidak tenang! Mataku memandangnya tak percaya. Dia..
"Kyu...hyun." Aku melihat raut keterkejutannya disana.
"Ah lama tidak bertemu." Sapa orang itu akhirnya.
"Ya, lama tidak bertemu."
Kyuhyun. Nama itu. Sosok itu. Sekarang menjadi nyata. Ia berada tepat didepanku. Ia masih sama seperti dulu. Yah, masih sama. Mungkin hanya bentuk badannya yang sedikit berisi yang berbeda dengan dulu. Aku baru sadar bahwa tadi dia bukan bicara dalam bahasa Indonesia melainkan bahasa korea! Aku tidak percaya ini, dia nyata!
"Luna?"
"Ya? Oh maaf sekali lagi, toko belum buka jika kau ingin membeli sesuatu." Aku berpura-pura menyibukkan diriku sendiri. Aku tidak mampu untuk melihat mata itu. Aku takut lepas kendali dan langsung memeluknya erat jika terus menatap manik mata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM & HER
FanfictionAku Shin Luna. Gadis blasteran Korea dan Indonesia yang kini menetap di Jakarta sebagai pekerja di toko bunga Mrs. Gwan. Bukan hanya sekedar tinggal, namun aku berada di Jakarta mempunyai tujuan. Tujuanku adalah melupakan seseorang yang kini sedang...