Luna POV
Sudah 3 hari semenjak kejadian itu, kejadian dimana aku memasukkan topik "pacar Kyuhyun" dalam obrolan kami. Dan sudah 3 hari pula aku mendiamkannya, aku hanya menjawab seadanya bila dia bertanya ataupun menegur. Apalagi akhir-akhir ini Kyuhyun sering membantuku -dan karyawan yang lain tentunya- untuk melayani pelanggan toko bunga Mrs.Gwan. Tak jarang customer-customer wanita yang datang memuji Kyuhyun secara terang-terangan. Membuatku ingin mencekik leher mereka satu-satu lalu melempar mereka sejauh-jauhnya dari Kyuhyun.
Siang ini begitu panas dan sepertinya mesin pendingin di ruangan ini sedang rusak. Membuat peluhku semakin deras mengucur hingga kerah bajuku terasa basah.
Namun, tiba-tiba sebuah tangan tersolor panjang kearahku.
"pakai ini untuk mengelap keringatmu." Kata pemilik suara itu, Kyuhyun.
Karena tak enak hati terus mendiamkannya. Akhirnya aku menyerah, ternyata terlalu sulit untuk memusuhi seorang Cho Kyuhyun. Sikapnya berubah baik dan pengertian saat ia datang kesini. Aku tidak ingin memastikan apa tujuannya. Yang lebih penting adalah aku bisa melihatnya lagi sekarang. Hanya berdua. Berdua tanpa 'pacar Kyuhyun' itu. Aku bahkan lelah memikirkan sebenarnya apa yang terjadi pada dua sejoli itu atau pada wanita itu. Itu semua sungguh membuat kepalaku menderita migrain.
"terimakasih." Ucapku tersenyum setelah menerima sapu tangan bergaris biru itu. Lalu dengan segera menyeka keringat yang bercucuran.
Tak lama kemudian aku mendapatkan Kyuhyun yang tetap berdiri disana tanpa melepaskan pandangannya dariku. Pipiku memanas. Oh tidak, jangan lagi.
"hey Luna, kau kenapa?" Tanya Kyuhyun yang sedang menahan tawa.
"tidak ada, aah... disini panas sekali." Sial! Aku terperangkap basah sedang merona karena tatapannya.
Lalu dia ikut duduk disebelahku. Karena memang ada beberapa kursi disini, bagi karyawan.
"senang melihatmu tersenyum dan ingin berbicara lagi denganku." Ungkap kyuhyun pelan. Kemudian karena tak tahan mengacuhkannya aku menoleh, menatap mata itu lagi.
"aish kau ini bicara apa? Aku terlalu sibuk untuk menanggapi ucapan-ucapanmu." Lalu aku kembali sibuk menyeka keringatku.
"hey.. hey.. luna, jangan mengelak. Mataku terus melihatmu kemarin dan bahkan kau mempunyai waktu lebih senggang dibanding hari ini. Lihat, kau tak bisa berbohong." Katanya sambil memasang tampang kemenangan, membuatku semakin kesal dan sedikit malu karena ia memperhatikanku sepanjang hari.
"itu karena aku masih kesal." ucapku pelan. Menunduk. Tak ingin melihat bagaimana reaksinya.
"denganku?"
Aish dia ini bodoh atau apa?
"tentu saja, tuan Cho." Kataku singkat penuh penekanan.
Dia tertawa. Aku menatapnya dengan tajam sampai ia berhenti. Ia bahkan menyeka sudut matanya yang berair akibat kelamaan terbahak yang tidak jelas apa alasannya. Memangnya apa yang lucu dari perkataanku?
"Ya Tuhan, Luna. Kau tak perlu kesal begitu. Dengar, aku tak punya hubungan lagi dengannya, jadi kau tenang saja, ya?" Ungkapnya lalu menepuk pundakku pelan.
Apa?! Bagaimana bisa?! Jadi, jadi dia sudah tidak ada hubungan lagi dengan wanita itu?! sejak kapan? Apa yang terjadi? Apa masalahnya?
Aku menyimpan raut keterkejutanku untuk sementara. Lalu menatap horor pada Kyuhyun yang sedang santainya menunggu reaksiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM & HER
FanfictionAku Shin Luna. Gadis blasteran Korea dan Indonesia yang kini menetap di Jakarta sebagai pekerja di toko bunga Mrs. Gwan. Bukan hanya sekedar tinggal, namun aku berada di Jakarta mempunyai tujuan. Tujuanku adalah melupakan seseorang yang kini sedang...