13. Lil' Damien

1.9K 276 67
                                    


Makayla sedang bersiap untuk pergi ke sekolah. Make up tadi malam membuatnya cukup kewalahan untuk membersihkannya. Ia pikir, polos saja sudah menjadi pusat perhatian, apalagi memakai make up?

Otaknya terus memutar kejadian tadi malam dimana keluarga besar Almo tertunduk di hadapan Damien Skylar. Batinnya terus bertanya-tanya mengenai tentang siapa dan ada hubungan apa Damien dengan keluarganya. Perasaan minder juga kini menghampiri diri Makayla. Ia tak yakin Damien masih mau berteman dengannya jika sekarang ia mengetahui bahwa keluarga Makayla bukan apa-apa. Makayla sadar betul jika Damien itu sangat mengganggu. Tetapi setelah kebersamaan mereka akhir-akhir ini, mana mungkin bisa Makayla menampik bahwa Damien adalah teman barunya?

Setelah siap, Makayla duduk di kursi belajarnya. Ia menggerak mouse komputernya dan segera menyimpan dokumen yang baru ia periksa juga edit tadi malam. Rasanya ia sudah sangat tidak sabar untuk bisa memberikan ini pada Ashley. Makayla tidak pernah membayangkan akan jadi seorang detektif sebenarnya, tetapi kasus ini kelewat sudah membuatnya penasaran.

Makayla menyusuri tangga rumahnya dan sekilas senyuman menyapa wajah Makayla saat melihat ayahnya tengah mencium kening ibunya. Pemandangan yang sangat jarang sekali disaksikan oleh Makayla.

Ia turun dengan langkah kedap suaranya enggan mengganggu romansa yang tengah terjadi di antara kedua orang tuanya. Tapi nampaknya siasat itu tidak berjalan dengan mulus, nyatanya Thomas melihat puterinya melangkah menuju mereka.

"Selamat pagi bidadariku." Sambut Thomas sambil merentangkan tangannya. Senyum Makayla semakin lebar dan kini ia berlari menghampiri ayahnya untuk mendapat pelukan hangatnya. Sedih karena momen ini sangat jarang terjadi, bahagia karena Makayla masih bisa menyicipi keharmonisan keluarganya sendiri. Hidupnya tak segelap Michael yang haus kasih sayang.

Thomas membuka pelukan singkatnnya dan menatap pada bola mata cantik Makayla.

"Kau sangat pintar bisa berteman dengan Damien Skylar." Seketika hati Makayla menciut karena sepertinya Thomas memeluknya hanya untuk mengatakan ini. Jangan berburuk sangka! Batinnya memperingati.

"Ya, dia seniorku." Jawab Makayla apa adanya.

"Memang sudah seharusnya kau dekat dengan orang-orang penting seperti itu. Ingat satu pesanku, kau harus tetap dekat dengan Damien oke?" suruhnya tanpa ada sedikit pun yang menghalangi ucapannya. Mengalir seperti air yang diteguk.

"Siapa Damien Skylar itu Ayah?" tanya Makyla.

"Dia adalah pewaris yang sangat kaya. Nanti juga jika kau mendekatinya, kau akan tahu dia siapa. Dia adalah orang yang nantinya akan sangat berpengaruh di Lovia." Kata ayahnya membuat Makayla justru semakin ngeri untuk dapat berteman dengan Damien. Makayla seperti sudah sangat phobia jika mendengar orang-orang yang sibuk.

Michael mengacak-acak rambutnya saat berdiri di depan cermin. Ya, jika orang lain akan menyisirnya ketika akan pergi ke sekolah, Michael justru sebaliknya. Ia sangat bangga dengan rambut panjang yang nyaris menutupi wajahnya, tetapi itu justru membuatnya terlihat semakin panas. Rata-rata gadis yng menyukai Michael itu karena salah satunya Michael memiliki rambut yang sangat menggoda.

Michael mengalungkan kamera kesayangannya karena sepertinya hari ini Jordan akan mengajaknya memotret. Setidaknya ini bisa menjadi pengalih perhatian akan masalah Michael malam tadi dengan orang tuanya dan orang tua Makayla.

Sementara Damien, sedang menyalakan sebatang sigaret non filter di kamarnya dengan sembunyi-sembunyi. Teman-temannya sudah menunggu di bawah sementara Damien masih saja betah berdiam diri di kamar besarnya.

Ia melihat ke sekeliling dan ia menemukan begitu banyak barang-barang mahal di kamarnya. Ia mengepulkan asapnya dengan berat dan meratapi kehidupannya yang begitu naas.

(TERBIT) Things I CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang