09. Adaptation Task

2.2K 297 41
                                    

“Idenya adalah…” Mr. Simpson menatapi satu per satu muridnya.

“Membuat tantangan pada kalian untuk mendekati salah satu teman kalian.” Perkataannya itu lagi-lagi menimbulkan kebisingan di kelas.

“Itu sama sekali tak ada hubungannya dengan Bahasa Inggris,” teriak seseorang dari belakang.

“Tentu saja ada. Bahasa adalah media kita untuk menyampaikan sesuatu. Jika kita bisa mengolah kata, orang lain bisa menjadi teman, teman bisa menjadi kekasih, bahkan kekasih bisa menjadi pendamping hidup yang sah. Apa aku benar?” pertanyaan Mr. Simpson itu tidak ditanggapi oleh murid-muridnnya. “Jika tidak ada yang mengeluh, aku akan mulai mengundi nama-namanya.” Mr. Simpson mengeluarkan beberapa kertas kecil yang telah digukung-gulung seperti sudah disiapkan sebelumnya.

“Benar kata Lyla. Sebenarnya ini bukan karena murid-murid kurang bisa beradaptasi, ini memang metode Mr. Simpson saja untuk nilai praktek kita. Itu hanya alasan.” Bisik Ashley menginformasikan pada Makayla. Makayla hanya melirik sebentar ke Ashley tidak peduli. Ya, kalau memang harus seperti itu tugasnya, untuk apa dipermasalahkan?

“Peraturannya sederhana. Setelah masing-masing dari kalian mendapatkan kertas undian kalian, kalian harus mendekati seseorang dengan nama yang telah tertulis di dalam kertas. Kalian harus menguak apa pun informasi mengenai dirinya. Contohnya, hal-hal yang ia benci, atau hal-hal yang ia suka. Dan kertas undian ini adalah rahasia. Jangan sampai ada seorang pun yang tahu, termasuk sahabatmu, karena bisa saja sahabatmu jadi penghalang nilaimu. Benar kan? Jangan percayai siapa pun.” Instruksi Mr. Simpson. “Sedangkan kalian yang menjadi target, harus hati-hati. Jika ada orang yang tiba-tiba mendekati kalian, maka kalian harus curiga dan menutup dalam-dalam rahasia kalian. Jangan sampai orang yang mencari informasi kalian, kalian mudahkan untuk mendapatkannya. Setelah kalian mendekati dan didekati teman kalian, aku akan menanyakan sesuatu yang tak terduga oleh kalian. Dan kalian harus bisa menjawabnya. Kertas undiannya jangan sampai hilang. Sebagai bukti jika kalian mendapatkan target kalian. Apa ada pertanyaan?” Mr. Simpson mengangkat kedua halisnya dan menatap muridnya satu per satu. “Baiklah kalau begitu, silakan Adam, kau yang duluan.” Mr. Simpson mempersilahkan Adam yang mendapat giliran pertama.

Setelah belasan murid yang ke depan, kini giliran Makayla yang ke depan. Makayla mengambil kertas undian itu dan membawanya kembali ke kursinya. Disusul dengan Michael selanjutnya, Michael mengambil kertas undian dan kembali ke kursinya.

Jantung Makayla tersentak ketika mendapati nama Michael yang ada di dalam kertasnya. Aduuuhhh, kenapa sih aku dan Michael selalu saja kebetulan seperti ini hah? Ya Tuhan! Makayla menggetarkan kakinya hingga mejanya bergerak dan menarik perhatian Ashley.

“Kenapa kau?” Ashley mengerenyitkan kedua halisnya.

“Kau dapat nama siapa?”

“Loh? Kau tidak dengar penjelasan Mr. Simpson barusan? Beliau bilang, nama dalam undian adalah rahasia.” Jelas Ashley memperingati.

“Ya ampun Ashley! Aku tak akan mencuri idemu. Begini, aku ingin kau bertukar undian denganku.”

“Kenapa kau ingin seperti itu?” Ashley menjadi penasaran.

“Aku…” Makayla menggigit bibirnya gugup.”Aku tak mau mendekati M… orang ini.” Jelas Makayla. Ashley menyandarkan punggungnya ke kepala kursi.

“Tapi Makayla, aku menyukai lelaki yang akan kudekati ini. Bagaimana?” Ashley bertanya tak enak.

“Ooh.” Makayla mengurungkan niatnya. “Tidak apa, jangan khawatir. Aku hanya bercanda.” Makayla menyenggol lengan Ashley dan Ashley pun ikut tertawa.

“Tuhkan benar dugaanku? Kau mau membuatku membocorkan siapa yang akan kudekati.”

“Ya… ya kau benar.” Makayla lebih memilih mengalah saja. Matanya melirik Michael yang sedang terpaku menatapi kertasnya. Apa Mike juga mendapat namaku di kertas undiannya? Makayla berharap-harap cemas.

(TERBIT) Things I CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang