15. Jordan And Algie

1.9K 270 35
                                    

Seluruh persiapan untuk memotret telah rampung. Para model dan photographer sedang mempersiapkan kesiapannya masing-masing. Tak terlewat Michael yang juga sibuk bersama kamera kesayangannya. Matanya terus memperhatikan seluruh model yang sedang sibuk merias wajahnya. Tak ada satu pun wajah Makayla yang terdeteksi oleh indra penglihatannya yang mana itu membuat Michael jauh lebih tenang daripada biasanya.

Tapi…

Suara pintu yang terbanting menginterupsi kesibukan semua orang. Dan semuanya menatap ke arah pintu. Seseorang telah datang.

Rona wajah cantiknya keluar saat semua mata tertuju padanya. Ia menurunkan tas gitarnya dan tertunduk malu karena sudah terlambat.

“Maaf aku terlambat.” Ujar Makayla malu. Michael mengerutkan allisnya marah. Hatinya yang sudah senang karena ketidakberadaan Makayla akhirnya harus ia kubur kembali.

Suara langkah sepatu tinggi dan mahal menggema di seluruh ruangan. Langkah itu semakin cepat menghampiri kediaman Makayla. Gadis itu tentu saja Lyla. Dia menaruh kedua tangannya di pinggang sambil memelototi Makayla.

“Maaf Lyla, tadi aku masuk kelas musik terlebih dahulu. Aku benar-benar lupa hari ini ada pemotretan juga. Jadi…” penjelasan Makayla terpotong saat Lyla menunjukkan kelima jarinya untuk menghentikan Makayla.

“Dari awal kau memang tidak serius dengan ini.” Tegur Lyla dengan tenang. Tapi sorot matanya menggambarkan kemarahan yang sangat besar. Aku memang tidak pernah mau mengikuti ini jika bukan karena kau, sahut Makayla dalam hati. “Kau tidak tahu aku menaruh banyak harapan padamu.” Tambah Lyla masih kesal. Makayla tertunduk merasa bersalah. Apa pun alasannya, ini adalah keputusan Makayla. Tidak seharusnya ia menyalahkan Lyla atas yang terjadi. Makayla harus bisa mengambil risiko akibat kelapangan hatinya.

“Maafkan aku.” Hanya itu yang bisa Makayla katakan. Semua masih memperhatikan Makayla, tak terkecuali Michael. Semua sudah siap dan di sinilah Makayla dengan wajah polos dan pakaian lusuhnya. Pakaian musisi. Rambut terikat, kaos putih polos yang terbungkus jaket jeans pudar, dan celana jeans panjang yang di bagian lutut kanannya sudah sedikit robek.

“Aku akan menindaklanjut jika kau mengulangi lagi kesalahan ini. Sekali lagi, jangan sepelekan kami. Ini bukan main-main.” Lyla membalikan tubuhnya meninggalkan Makayla dengan pertanyaan yang berkeliaran di otaknya. Lalu aku harus bagaimana setelah ini? Hati Makayla bertanya-tanya. Ia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukannya. Ini pengalaman pertamanya sebagai model dan dia tersesat.

Makayla melangkah masih tertunduk melewati kerumunan orang yang masih saja asyik menatap Makayla. Dengan sisa keberanian yang masih ada, Makayla akhirnya mendongak dan menatap salah satu model berambut pirang di sebelahnya.

“Permisi. Aku mau bertanya apa yang harus aku lakukan.” Kata Makayla gelagapan pada gadis itu. Si Gadis Pirang menatap Makayla dengan tatapan tidak suka. Bahkan gadis ini memperhatikan Makayla dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Makayla melongo diberi tatapan seperti itu. Setahu Makayla, ia tak pernah membuat rusuh di mana pun. Jadi, kenapa ada tatapan seperti itu?

“Kau sudah punya photographer?” tanya gadis itu pada Makayla. Makayla menatap dengan wajah bodohnya dan menggelengkan kepalanya dengan bingung. “Kalau begitu cari saja. Lain kali, lebih cepatlah sedikit jadi kau bisa memilih photographer yang kauinginkan. Nanti dia yang akan menyuruhmu pakai apa dan konsep pemotretannya akan seperti apa.” Jawab gadis pirang itu. “Aku pergi dulu.” Ucap gadis itu. Makayla terdiam tak bergeming. Ia benar-benar kebingungan sekarang. Keberaniannya yang nol besar untuk menyapa orang lain terlebih dahulu, apalagi itu photographer yang terbaca dingin oleh semua orang membuat Makayla diam seperti kutu.

Sudut mata Michael masih tertuju pada Makayla. Hatinya tergerak untuk mengambil Makayla menjadi modelnya. Hanya saja, keegoisannya benar-benar menguasai Michael. Lagi pula, ia sudah mengambil Grace untuk menjadi modelnya. Niatnya untuk mengajak Lyla akhirnya terkurung karena sepertinya Lyla tidak akan ikut sesi pemotretan hari ini. Ia hanya akan menjadi penanggungjawab kali ini. Ditambah, Grace yang paling pertama datang ke hadapan Michael, dan tentu saja Michael tidak bisa menolaknya karena ia sudah berjanji pada Grace jika ia takkan memotret gadis mana pun kecuali Grace.

(TERBIT) Things I CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang