Destiny...
Yuhuu... Ane kembali sesuai janji ane seminggu lalu. Hari berjalan cepet aja ya, udah Jumat sama Sabtu aja nih... Yak arena aku hari ini updatnya telat (udah hari Sabtu ini) maka langsung aku kasih update 2 part deh, biar temen-temen gak kecewa. Cusss yuk, dibaca!
Author POV
Sebuah sedan hitam berhenti di depan apartemen Yura. Mala mini hujan sudah reda. Yang tersisa hanyalah genangan-genangan air dan bau basah tanah.
"Terimakasih, Pak. Saya turun di sini saja...", kata Yura sambil berusaha keluar dari mobil, sementara sebuah tangan masih mencengkram lengannya kuat. Dengan penuh hati-hati, Yura melepaskan cengkraman tangan itu kemudian berhasil keluar dari mobil.
"Terimaksih juga, Nona. Atas bantuannya...", sopir itu kemudian berpamitan pada Yura. Yura hanya bisa mengangguk mengantar kepergian mobil itu. Menatap hingga mobil itu menghilang dari pandangannya. Kemudian setelahnya, ekspresinya berubah seketika.
"Auchhhh... pegel nih lengan sama badan gue. Kamfret tuh orang. Badannya berat banget sih, kebanyakan dosa apa ya...", Yura memaki sambil memenagangi area tubuhnya yang pegal-pegal. Kemudian dia sadar akan sesuatu. Memegang bibirnya, teringat dengan kejadian sebelumnya...
Flashback
"Pak Vernon kenapa...", Yura yang telah terhipnotis dengan mata indah milik Vernon, tak bisa memalingkan pandangannya. Jantungnya mulai berdegub tak karuan. Tiba-tiba saja Vernon menciumnya. Awalnya hanya sebuah kecupan. Namun karena tidak ada penolakan dari Yura, Vernon mulai mencium Yura dan mensesap bibirnya. Mereka saling berpagutan lama, lama sekali. Hingga akhirnya Yura yang belum berpengalaman pun menjauhkan wajah Vernon karena kehabisan nafas. Saat itulah Yura sadar apa yang telah terjadi. Vernon juga seeprtinya menyadari sesuatu.
"Emmm... Pak... Ver...", belum sempat menyelesaikan kata-katanya. Vernon sudah jatuh pingsan menimpa tubuh Yura. Yura panic, tidak tahu siapa yang harus diteleponnya. Akhirnya Yura mendengar HP Vernon berbunyi dari balik jasnya. HPnya sudah sangat basah, namun masih bisa hidup. Disitu ada panggilan dari sopir pribadinya.
Di mobil tidak jauh berbeda. Vernon tidak mau melepaskan tangan Yura yang hangat. Kepalanya bersandar pada pundak Yura yang membuat Yura sakit punggung. Ingin sekali rasanya menoyor kepala bosnya itu agar menjauh. Namun itu tidak mungkin dia lakukan. Akhirnya Yura hanya bisa pasrah dengan keadaan itu.
Flashback END
***
Revant POV
Gue bingung, setelah si cantik Nana liat kedua orang itu berciuman tadi malam, sikapnya jadi berubah. Diam. Gue Tanya kenapa, bilangnya sih nggak papa-papa, tapi sikapnya... Emang siapa sih tuh cowok. Gue nggak bisa ngeliat mereka dengan jelas apalagi si cewek. Tapi kalo dari perawakannya sih, kok kayaknya gue kenal ya. Halah bodo amat lah. Ngapain ngurusin orang lain...
Oh, ya, hari ini gue putuskan untuk nemuin Niki diam-diam tanpa sepengetahuan manager gue. Gue udah kangen banget sama dia. Rasanya udah lama banget, kita nggak seneng-seneng bareng. Kayaknya Niki lagi syuting sinetronnya. Samperin ah...
Sesampainya di tempat syuting Niki, gue lihat nggak terlalu ramai. Sepertinya para kru dan pemain sedang istirahat. Gue harus tetep hati-hati tapi, siapa tahu tiba-tiba nongol wartawan atau fans-fans Niki. Gue tetep dalam mode penyamaran nyari Niki. Sebelumnya, gue udan contact sutradaranya, jadi ya gue diijininlah buat nyelinap ke lokasi syuting mereka. Gue langsung menuju ruang ganti Niki. Gue udah hapal sama seluk beluk lokasinya.
Gue udah di depan ruang ganti Niki, mau ngetuk pintu. Tapi kemudian tanganku menggantung di udara. Aku mendengar suara lain di dalam ruangan itu. Ku batalkan niatku dan memperjelas pendengaranku. *halah, bilang aja nguping.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! My Princess
Fanfiction"Menjadi seorang princess? Keinginan setiap wanita... Tapi itu bukanlah hal utama!" "Jodoh itu aneh, nggak diharap-harapin, nggak dikejar-dikejar, walaupun diikhlas-ikhlasin, tetep aja nyamperin kita..." Judul: Oh! My Princess (Complete) Bahasa: Ind...