BAGIAN 5 (Yura)

2.1K 163 13
                                    

Yura...

Yura POV

Sumpah demi apa? Itu benar-benar Revant! Cinta pertama gue sekaligus pacar pertama gue. Tapi di sisi lain ada Nana, temen baru gue. Jadi sebisa mungkin gue nggak ngenalin Revant. Revant juga sama kagetnya dengan gue. Tapi tanpa instruksipun, dia sudah berpura-pura tidak kenal dengan gue.

Dan sekarang gue malah semeja sama mereka...

"Lo ngapain di sini?", Tanya Nana ke gue.

"Oh, tadi sih nemenin bos yang lagi meeting. Dan ya, tadi bos nyuruh gue nunggu disini, nemenin clientnya yang dari Inggris. Tapi clientya udah pergi, nih, gue baru aja mau keluar. Tapi kayaknya, bos gue belum kelar meetingnya...",

"Ohh...", mereka mendengarkan penjelasan panjang gue.

Antara gue sama Revant bener-bener kaku banget. Jangankan ngobrol, saling menatap aja enggak. Oke, gue tahu sekarang emang dia udah jadi selebriti terkenal. Tapi jujur, perasaan gue kemarin-kemarin itu udah biasa aja sama dia. Tapi nggak tahu kenapa, ketemu secara langsung gini, rasanya aneh banget.

"Heii! Kok kalian diem-dieman sih... Ayo dong ngobrol. Revant, kita dapet temen baru, tuh...", kata Nana pada Revant.

"Ehh... Ohh.. iya.. salam kenal ya, gue Revant. Lo pasti udah tahu kan?", katanya sedikit jutek.

"Iya.. Siapa yang nggak kenal sama kamu sih? Temen-temen kampus gue aja sama ngefans sama loe...", kata gue mencoba menetralisir suasana aneh diantara kami.

Tiba-tiba HP gue bordering, dari Pak Vernon.

"Gue pergi dulu, ya... Ternyata bos gue udah nungguin nih...",

"Ya udah... gak papa-papa. Tadi maaf ya...", kata Nana.

***

Dan benar, Pak Vernon sudah menunggu di pintu keluar. Dengan terburu-buru gue menghampirinya.

"Maaf, pak... Tadi saya kira, Bapak juga mau ke bar juga, dan saya menunggu di sana setelah Mr. Jose pergi...", kata gue dengan nafas masih ngos-ngosan.

"Baju kamu kenapa?", tanyanya menyelidik.

"Iya Pak, tadi ada yang menbarak saya dan minumannya tumpah...", kulihat noda ungu di baju gue.

"Lain kali langsung ganti, ya. Saya tidak ingin jika tiba-tiba kita bertemu dengan client, dan client itu merasa terganggu", katanya dingin. Sumpah ya tu orang, yang dipikirin masalah kerjaan mulu. Tadi gue kira dia peduli sama gue. Hih.. sebel deh. Baru kerja sehari aja kayak gini? Gimana sebulan ke depan coba. Gue membayangkan masa depan suram di hadapan gue.

"Karena ini sudah malam. Saya akan mengantar kamu pulang...", katanya tiba-tiba.

"Baik pak...", pikiranku masih tertuju pada pertemuanku dengan Revant. Kenapa kami harus bertemu lagi Tuhan! Apa rencana yang telah Engkau tulis.

Yura POV END

Hari ini sudah genap seminggu Yura menjalani tugasnya sebagi sekertaris Vernon. Kerjanya lumayan bagus, tidak ada complaint sama sekali dari Vernon. Rupanya dia belajar sangat cepat. Dia juga bisa menyampaikan penjelasan Vernon ke clientnya yang berasal dari Korea dan Negara lainnya. Bahasa Inggrisnya sangat bagus, dan bahasa Koreanya lumayanlah.

Namun sikap Vernon ke Yura masih sama. Dingin, seperti tak menganggap Yura benar-benar di sampingnya. Yang dipikirkannya hanyalah kerja, kerja, dan kerja. Bahkan putusnya hubungan Vernon dengan kekasihnya, Citra, sudah tidak terlalu dipikirkannya. Akhirnya Vernon menyetujui keinginan Citra untuk berpisah. Meskipun sebenarnya Citra hanya menggertak Vernon saja, tapi Vernon justru menganggapnya serius karena Vernon sudah jenuh dengan hubungan mereka. Citra berubah menjadi posesif, Vernon tidak senang.

Oh! My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang