Sandra berjalan menembus hawa dingin kota Jakarta pagi itu,perlahan air langit jatuh dan menghasilkan nada-nada yang nyaring terdengar di telinga Sandra,huft sepertinya pagi ini akan hujan-, "San,katanya semalem Deraga kerumah lo?serius?kok bisa?terus dia ngapain?ceritain San" Tiwi langsung memberikan pertanyaan seakan-akan dia sedang mengintrogasi pelaku pembunuhan berantai-, Sandra hanya terdiam sambil sesekali menarik nafasnya panjang,malam itu seakan-akan Deraga berusaha menarik dan membawanya ke memori masa lalu,masa lalu yang kelam dan kelabu,astaga kenapa lo masih sempet-sempetnya ngerasa sakit hati sih San! Batin Sandra kesal. "Pokoknya gitu lah,udah gue gak mau bahas Deraga dulu wik" jawab Sandra singkat sambil menyenderkan kepalanya di meja.Sandra masih tidak percaya apa yang terjadi semalam,Deraga mengatakan hal yang jauh tidak pernah terbayang oleh Sandra ia akan mengatakannya.
***
Jam ke 3-4,waktu menunjukkan pukul 08.20,walau masih pagi tetapi panas matahari sudah serasa diatas kepala,guru olahraga paling tidak pengertian adalah Pak.Fajar,heran di cuaca apapun selalu semangat olahraga,tapi bukan berarti harus mengikut sertakan muridnya sebagai teman seperjuangan-, "San,hidung lo kenapa?!" Tiwi berteriak panik ketika ia mendapati hidung Sandra sudah mimisan,wajah Sandra tampak pucat pasi,dan Brugg!! Benar saja Sandra pingsan di tengah lapangan.
***
"Bangun gak?!alay banget sih lo pake acara pingsan" Sandra terbangun setelah ia berada beberapa saat di alam bawah sadar nya,ia merasakan tangan yang lebih besar darinya menyentuh keningnya. "Gue dimana?" tanya Sandra lirih. "UKS bego!pake acara pingsan segala sih,untung ada gue,Tiwi olahraga tuh,jadi gue yang bawa lo kesini,makasih kek-," Sandra hanya diam mendengar ocehan Deraga yang ntah sejak kapan ada diruangan itu bersamanya sambil sesekali memegangi kepalanya yang masih terasa berat,"makasih Deraga,makasiih"jawab Sandra dengan nada terpaksa. "Nah gitu dong San,nanti lo pulangnya sama gue ya,Oke?" Deraga bangkit dari tempat duduknya lalu sedikit mengacak rambut Sandra dengan halus sebelum ia pergi meninggalkan Sandra di UKS sendiri. Sandra masih memandangi punggung Deraga sampai akhirnya tidak terlihat lagi,Sandra sedikit merasa tidak enak dan merasa kasihan selalu mengacuhkan Deraga,ingin sesekali Sandra membalas kebaikan Sandra,sayang..hati Sandra masih dibentengi dengan dinding egois dan perisai luka yang Deraga torehkan 2 tahun yang lalu ketika cinta Sandra ke Deraga tulus justru Deraga mengkhianatinya dan membuat luka permanen di hati Sandra,luka yang tidak bisa disembuhkan begitu saja dengan kata maaf bahkan 1000 penyesalan.
***
Tepat jam 13.00 bel pulang sekolah berbunyi,Sandra yang keluar kelas sendiri karena Tiwi harus mengerjakan ujian susulan terpaksa jalan sambil terhuyung-huyung sendiri,Sandra melihat ke pintu gerbang belum terlihat mobil papa nya didepan. "Pfft-,pusing" Sandra menyenderkan kepalanya ditembok sambil memejamkan matanya karena setiap kali ia membuka matanya dia seperti 180 derajad diputar balikkan. "San,lo kenapa?pulang sama gue aja yuk,kasian gue liat lo kaya gembel aja" Sandra membuka matanya perlahan ketika mendengar suara dan melihat sosok yang ia phobia selama ini berada persis didepan matanya,percaya saja..Sandra bahkan lebih bahagia jika Deraga tidak nampak didepannya walau satu detik Sandra mengedipkan matanya.
"Setan lo!gue dijemput,balik aja sana!"usir Sandra."Elah mau nunggu sampe jam berapa?udah sepi ini,udah sama gue aja!" Deraga menarik lengan Sandra dan mengisyaratkan agar Sandra naik keatas motor ninja 4T biru putih miliknya.Apa boleh buat,tubuh Sandra sudah berasa diambang akhir,daripada dia pingsan disekolah lagi lebih baik dia pulang bersama Deraga walau sebenarnya ia ingin menolak mentah-mentah ajakan Deraga.
Deraga sesekali melihat kaca spionnya dan memperhatikan wajah Sandra yang sudah pucat seperti mayat hidup sejak pingsan saat pelajaran olahraga tadi,ntah apa yang terjadi pada Sandra hari ini,tak ingin Sandra semakin memburuk karena cuaca saat itu memang dingin Deraga memutuskan untuk menambah kecepatan laju motornya.
Motor Deraga berhenti didepan rumah Sandra yang nampak sepi sedang tak berpenghuni,ia mengulurkan tangannya ke Sandra membantu Sandra untuk turun yang nampaknya sudah sangat lemah saat itu. "San,lo hari ini kenapa sih?kalo sakit mending izin,jangan maksain diri" ucap Deraga sambil mendudukkan Sandra ke sofa diruang tamunya. "Gue juga gak tau Ga,lo gak pulang?" tanya Sandra sambil memejamkan matanya. "Enggak San,lo dirumah sendiri mana mungkin gue ninggalin lo dengan keadaan kaya gini,bentar gue bikinin bubur buat lo" Deraga bangkit dari tempat duduknya lalu menuju dapur,Sandra sempat memperhatikan Deraga yang sedang sibuk memasak untuknya.Sosok Deraga yang ia phobia selama 2 tahun ini perlahan-lahan mungkin mampu menghancurkan dinding egois dan perisai dihati Sandra yang ia buat 2 tahun yang lalu,"Enggak San!lo gak boleh luluh cuma karna dia baik sama lo!" Batin Sandra.Tetap,Sandra masih berpegang teguh tak ingin semudah itu memaafkan Deraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E R A G A
Teen FictionGue harap diantara ribuan orang disini lo hadir,dan izinin gue kasih kemenangan ini buat lo