#11

72 6 0
                                    

"Akan ada hari dimana ku gelar sajadah ku dan sajadahmu.Kita bersujud dalam sepenggal waktu yang sama.Doa yang terucap dari mu ku amini dalam satu shaf dibelakangmu"

"Anjrit!Deraga kenapa jadi puitis gini yak San" Tiwi berjalan sambil mengutak-atik ponsel ditangannya lalu duduk disebelah Sandra yang sedang bermalasan dan hanya bergelung dibalik selimut hello kitty-nya, "San lo liat deh fotonya Deraga di instagram yang barusan,kece aned ya tapi sayang captionnya alay naudzubilah,lo apain dia San?" Tiwi menarik selimut Sandra dan meraih boneka dipelukannya-, "Ih apaan sih wik!ya suka-suka dia lah mau puitis kek,mau dramatis kek gak ada hubungannya sama gue!" Sandra kembali menarik selimutnya dan menyembunyikan wajah di balik bantalnya,rasa kecewa masih menjalar hingga ke seluruh tubuh Sandra dan membuat Sandra tak bersemangat sama sekali,masih terbayang saat Sandra menyaksikan Yuri memeluk Deraga didepannya,dan masih menimbulkan rasa kecewa dan ragu saat Andrean yang mengejarnya saat itu,bukan Deraga.Antara kecewa karena yang hadir disaat Sandra membutuhkan seseorang bukan Deraga justru Andrean dan rasa ragu terhadap sikap Andrean yang Sandra harap tak lebih dari seorang teman-, "Wik,lo pernah ketemu kakaknya Deraga?" Sandra bangkit dari posisi tidurnya lalu menatap kaca besar disampingnya kacau banget gue! Batin Sandra. "Wait! Andrean Septian Pratama,nah ini akun instagramnya!Iya sekarang gue tau,kenapa San?" Tiwi memandang Sandra dengan posisi sedikit menunduk melihat Sandra menundukkan kepalanya dan sesekali menghela napas,"Wik,gue bingung.Andrean baik banget sama gue,dia juga kayanya ada rasa sama gue wik,tapi gue gak bisa,gue masih kekeh cuma Deraga yang bisa nempatin ini hati,tapi Deraga jahat ya wik,dia sering bikin gue kitatii!!" Sandra menyenderkan kepalanya dibahu kanan Tiwi sambil memukul-mukul boneka ditangannya,Tiwi hanya terdiam sambil menghelai rambut Sandra,sahabatnya itu.Tiwi melukiskan satu senyum kecut diwajahnya,tak pernah terlintas dalam pikirannya jika hidup Sandra akan serumit dan tidak akan berjalan semulus ini. Kehidupan kelam Sandra yang harus Tiwi ikut rasakan sejak Sandra mengenal sosok Deraga,Tiwi merindukan Sandra yang dulu sangat ceria,hidupnya normal tak ada masalah sedikitpun,namun segalanya telah berubah,Sandra menaruh hati ke seseorang yang justru melibatkannya ke masalah yang lebih besar,tak ada yang salah--Tiwi akan selalu mendukung apa yang membuat Sandra bahagia,meski sakit didadanya menyaksikan Sandra terluka, "Gue sayang lo San,lo itu sahabat gue yang paling gue ati-ati,yang gue jagain banget,yang gakbisa gue jalanin hari tanpa lo,lo harus janji satu hal sama gue San,kalo someday terlintas dalam benak lo buat pergi jauh ntah dengan alasan apapun,jadiin gue alasan buat lo bertahan meski kedua setelah Deraga",Sandra memeluk Tiwi dengan pelukan tak ingin kehilangan,air mata Sandra mengalir begitu mendengar ucapan sahabatnya,karena selama ini hanya Tiwi yang menemani Sandra menjalani hari-harinya,"Gue janji wik, gue gak bakal ninggalin lo,makasih ya wik udah dateng disaat gue down dan jiwa gue ngerasa sendiri,udah nuntun gue jadi Sandra yang kuat dan tegar kaya sekarang ini,gue gak bisa tanpa orang lain wik..gue bakal duduk disini dalam diam wik terkecuali sampe lo dateng dan duduk sama gue"--

***

Langit kota Jakarta sedang cerah saat ini,Sandra menatap langit diatasnya,menatap SMA Dwipala yang berdiri tegak dihadapannya,mendengarkan suara berisik,ejekan,dan suara gaduh murid-murid SMA Dwipala,Sandra tersenyum lebar menyaksikan semua yang ia lihat,sangat mensyukuri-nya ketika tersadar hingga detik ini semuanya masih bisa Sandra rasakan,mensyukurinya karena Sandra tak tau sampai kapan pemandangan ini bisa ia rasakan-, "Sandra!!" Sandra menghentikan langkah kakinya dibawah anak tangga yang menuju ke lantai kelasnya, "kenapa Ga?" tanya Sandra lirih,tak ada jawaban,Deraga hanya menatap Sandra sambil mengigit bibirnya,seperti ada yang ingin Deraga katakan tapi sulit--"kalo lo mau bahas Yuri gak perlu Ga,gue gak cemburu kok,yaudah gue ke kelas ya" Sandra melangkahkan kakinya ke anak tangga pertama,namun sebuah tangan dengan erat menggenggam tangan Sandra seolah tak ingin ditinggalkan, "Enggak San,gue mau nanya,kok OSIS lo beda sih,gede banget,emm..maksudnya bet nya San" plak! Sandra mendaratkan satu tamparan di pipi Deraga,menatap Deraga dengan jengkel dan mulut yang manyun,lalu meninggalkan satu injakan dikaki Deraga lalu berlari naik ke lantai atas--

***

"Resek kan!"ucap Sandra dengan nada kesal. Tiwi tertawa sekeras-kerasnya dan membuat seisi kelas tertuju ke meja Tiwi dan Sandra,tak terkecuali si guru killer pak.Widodo-, "Sandra! Tiwi!" Teriakan pak.Widodo membuat Sandra dan Tiwi langsung bungkam seolah-olah tak terjadi apa-apa, "elo sih!" Bisik Sandra, "ya abis lucu sih,kirain kaya drakor gitu ditarik tangannya terus dipeluk atau apa,bilang sayang kek,nah ini?OSIS,bhaks!! Bangke emang Deraga!" Jawab Tiwi sambil tertawa kecil.

***

BRUG!! Sandra terkejut dan langsung mengambil buku yang sudah jatuh berantakan di lantai, "shit!jalan tu pake mata mas!" Sandra mendengus kesal dihadapan Deraga yang membantunya merapikan buku yang tadi Deraga tabrak, "ye jalan pake kaki lah,nih bukunya" Diambilnya buku itu dengan kasar dari tangan Deraga,Sandra langsung beranjak pergi dari hadapan Deraga dengan wajah yang kesal dan memerah-, "Eh Oktanara!! Tunggu!!" Deraga mempercepat langkah kakinya menyusul Sandra yang berada didepannya, "idiot!ngapain sih ngikutin!" Batin Sandra. Mendengar langkah kaki Deraga mengikutinya dari belakang Sandra semakin mempercepat jalannya, "Eh mau kemana?" Sandra menghentikan langkahnya ketika Deraga sudah berhenti dan menghadangnya didepan, "minggir!" Sandra mencoba melewati tubuh Deraga didepannya namun lagi--tangan Deraga mencegah langkah Sandra, "elo tuh ya!udah bikin gue ilfil tau gak,dasar over bokep!" Sandra memalingkan wajahnya dari Deraga sambil mendengus kesal-- DEG! Jantung Sandra berdetak lebih kencang ketika Deraga menempatkan dirinya 5 senti dari wajah Sandra,ingin menghindar tapi tembok dibelakang Sandra dan tangan Deraga tepat disisi kanan wajah Sandra membuat ia tak bisa pergi dari situasi itu, "Gue gak over bokep Sandra sayang..kan wajar cowok kek gitu,lagian tadi yang gue maksud bet OSIS nya,bukan dalemnya,tapi kalo lo mau ya ayo" ucap Deraga sambil tersenyum 'iblis'-, "Idiot!kalo lo masih kaya gitu jangan harap gue mau ketemu lo lagi,bhayy!!" Sandra mendorong tubuh Deraga dan langsung berlari meninggalkan Deraga yang masih berdiri sambil tertawa cekikikan-, "Ah elah,becanda San! Sandra!!", Sandra tak menghiraukan teriakan Deraga dan semakin mempercepat langkah kakinya-, "Sandra..sandra,dasar!" Deraga tersenyum sambil memperhatikan Sandra yang mulai menghilang dari hadapannya,ia merasa sangat bahagia atas kehadiran Sandra dihidupnya,Sandra yang mampu menjadi lentera dikala kegelapan menyelimuti Deraga,Sandra yang mampu menjadi peneduh dan tempat berlindung dikala badai menerpa Deraga,dilihatnya sosok Sandra yang begitu manis mampu menghapuskan sedikit luka dihati Deraga walau hanya sementara tapi itu lebih baik,"Gue gak akan lepasin lo San,apapun yang terjadi,termasuk buat Andrean.Gak akan!"---

D E R A G ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang