Sandra duduk di kursi cafe pinggir jalan dekat sekolah,cuaca kota Jakarta saat itu sangat cocok untuk duduk memperhatikan jalanan macet dan menikmati segelas cokelat hangat, "Kalo masih kurang nih gue tambahin",Andrean duduk dikursi kosong didepan Sandra sambil memberikan segelas cokelat panas untuk Sandra, "no,thanks.Gue udah minum tiga gelas" jawab Sandra sambil tersenyum. Hening,tak ada obrolan yang mereka bicarakan saat itu,Andrean hanya sesekali memandangi Sandra yang tampak sedang memperhatikan lingkungan disekitarnya, "Lo kenapa ngeliatin sampe segitunya?",tanya Andrean mencoba memulai pembicaraan-, "Gue ngerasa ini lebih dari sekedar Jakarta,enggak i mean,untuk perjalanan hidup dan ntah berapa banyak pengalaman,pelajaran hidup yang gue alami kaya bukan di Jakarta,ini lebih--oke lo gak ngerti,gak usah dibahas.Btw,Deraga kemana?"tanya Sandra sambil memperhatikan Andrean,"Dirumah,biasanya dia jam segini nge-game kalo gak ya molor apalagi cuaca kaya gini enak banget buat males-malesan dikamar,emang dasar gak mau diajak susah tu anak!"jawab Andrean sambil mendengus kesal-, "Oh ya?jadi lo mulai mau tau soal Deraga?gue ikut seneng dengernya",Sandra kembali mengalihkan pandangannya ke jalanan yang macet sore itu sambil kembali menikmati cokelas panas ditangannya. Hidup ini sebenarnya terlalu indah untuk di sia-sia kan,menangis karena disakiti jika sebenarnya kita bisa lebih bahagia dari sebelumnya, menyerah karena kegagalan jika sebenernya kita bisa bangkit dan lebih kuat dari sebelumnya,memilih sendiri jika sebenarnya kita mampu menghabiskan waktu bersama orang-orang disekitar kita,itulah pondasi yang membuat kokoh diri Sandra masih berdiri saat ini,ketika kehidupan kelam menyelimuti Sandra sejak kelas 3 SMA ini hanya kata demi kata yang Sandra rangkai menjadi sebuah kalimat yang memotivasi dirinya hingga sampai saat ini, "Adek lo itu segalanya buat gue,lo tau tiap gue tatap mata dia gue berharap gue gak pernah berkedip,karena gue takut setelah itu gue bakalan tutup mata gue selamanya,dan dia itu seseorang yang mampu bikin gue berani ngebuka lembaran baru dalam hidup gue,gue butuh waktu yang lama buat ngeliat senja-nya kota Jakarta,gue butuh waktu yang lama buat memahami kebahagiaan gue yang sederhana,dan gue butuh waktu yang lebih lama sampe Deraga nyadarin gue tentang rasa,satu hal yang bikin Deraga terpuruk yaitu lo Andrean,gue harap lo bisa care ke Deraga,terlalu perih buat gue liat dia jatuh dan terpuruk,oke? Lo liat itu,walau gak jelas tapi suatu saat gue bakal mengenang adek lo dalam indahnya sunset",ucap Sandra sambil memegang erat tangan Andrean dan matanya menatap langit Jakarta yang sudah mulai senja itu--
***
"Ga,gue mau ngomong", Andrean masuk ke kamar Deraga dan langsung duduk disebelah Deraga yang sedang asik memainkan ponselnya-,"apa?"tanya Deraga sambil membenarkan posisi duduknya-- "Mungkin kalo gue ngomong gini lo bakal ngecap gue sebagai banci atau gak cowok banget,tapi ini tuh udah mendarah daging banget buat gue, ngungkapin hal yang gak mampu gue pendem lama-lama,ya intinya sih bukan gue mau curhat. Saat gue udah gak di Jakarta lagi gue cuma pengen lo gak lupa jagain dan hargain seseorang yang paling berharga dalam hidup gue selain papa sama mama,yaitu Sandra, bagi gue Sandra itu hal terindah yang pernah muncul dalam gue setelah kepergian mama,gue ngerasa mama hadir lagi disaat Sandra ada disisi gue. Kita gak perlu alasan buat mencintai dia karena dia alasan itu sendiri,gue sadar gue cinta dia,saat gue ngerasa,saat gravitasi dibumi udah gak bekerja tiap dideket dia,saat itulah cinta bicara.Gak ada lagi logika yang berkuasa hingga rasa,gak peduli apa yang terjadi di masa nanti dan satu yang pasti gue cuma pengen jadi alasan kebahagiaan buat Sandra,jadi satu-satunya yang dia butuhin meskipun mungkin hingga nanti bukan gue yang dia inginkan tapi gue akan selalu ada..Percuma gue cinta Sandra tulus tapi Sandra cinta lo,karena lo adalah alasan terbesar buat dia selalu bertahan,itu yang bikin lo begitu penting karena lo sangat penting buat seorang Sandra Oktanara. Gue gak pernah se-mellow ini Ga,tapi inilah titik dimana gue mulai menyadari arti penting Sandra,lo tau kan rasanya saat kita jadiin orang perioritas utama dalam hidup,tapi kita dilakukan cuma hanya pilihan kesekian?Tapi gue sadar,buat gue Sandra itu hadir bukan untuk dimiliki,tapi buat bikin sejarah.",Deraga diam mematung tak mampu mengucapkan apapun setelah mendengar Andrean berbicara,Deraga tak menyangka sosok Sandra mampu melemahkan Andrean Septian Pratama dan mampu membuatnya jatuh melemah didepannya,setelah sepuluh tahun jiwa keras,egois dan beku menjadi sisi Andrean untuk pertama kalinya Deraga menyaksikan Andrean melemah,Deraga menghela napas,masih dilihatnya Andrean yang duduk disebelahnya sambil memainkan jari-jarinya,mungkin Andrean masih tak percaya ia berani mengatakannya, "Sandra itu seseorang yang mampu bikin gue ketawa dan senyum bahkan disaat gue terpuruk dia juga yang bikin gue sanggup menelan semua air mata yang gue tumpahin",Deraga memeluk Andrean dengan hangatnya,setelah sekian lama Deraga tak mampu merasakan kehadiran kakaknya untuk pertama kalinya Deraga merasakan kehadiran seorang kakak,ketika persaingan memperebutkan satu hati justru mempersatukan ikatan yang sempat terputus,entah sampai kapan Deraga harap ini akan bertahan selamanya-- Andrean membalas pelukan Deraga,tanpa ragu-,Setelah apa yang Andrean lakukan terhadap Deraga ia merasa menyesal,kehadiran Sandra mampu menyadarkan Andrean betapa ia harus saling menjaga satu sama lain,kepergian orang tuanya sudah cukup membuat Andrean terpukul,sekarang ia tak ingin kehilangan adiknya juga,hanya Deraga yang sedarah dan senadi dengannya,hanya Deraga yang lahir dari rahim yang sama dengannya---
KAMU SEDANG MEMBACA
D E R A G A
Teen FictionGue harap diantara ribuan orang disini lo hadir,dan izinin gue kasih kemenangan ini buat lo