#3

83 5 0
                                    

"Udah selesai,nih makan" Deraga memberikan semangkuk bubur buatan tangannya,namun tak ada respon sepatah katapun dari Sandra,Sandra hanya terdiam menutup matanya bahkan tak bergerak sedikitpun, "San lo kenapa?jangan bikin gue takut dong,Sandra!!" Deraga menggoyang-goyangkan tubuh Sandra untuk memastikan dia baik-baik saja, Perlahan Sandra membuka matanya dan ia tampak kesulitan mengucapkan kata demi kata yang keluar dari mulutnya "Gue gakpapa kok,Ga telfonin mama ya kalo pulang suruh bawa dokter pribadi gue,gue pusing banget Ga,kaki gue juga susah digerakin" Sandra melirik kearah telfon rumah didekat meja ruang tamu,Deraga mengangguk ia mengerti apa yang Sandra maksud dan ia mengerti apa yang harus ia lakukan-, "Udah San,ditunggu ya.Nih pake biar anget" Deraga melepaskan jaketnya dan menggunakannya untuk menyelimuti tubuh Sandra yang mulai dingin.

***

Pukul 14.45 namun orang tua Sandra tak kunjung datang,sesekali Deraga melihat keluar jendela namun tidak tampak tanda-tanda kehadiran orang tua Sandra. Deraga kembali duduk disamping Sandra yang nampaknya sedang tertidur lelap,sesekali ia mengusap rambut Sandra dengan lembut,memainkan hidung Sandra,ia melakukannya karena Sandra sedang tidur,jika tidak mungkin dia sudah habis dihajar Sandra-, Deraga tersenyum bahagia saat itu,setelah hampir 2 tahun ia tak bisa dekat dengan Sandra sekarang ia benar menyaksikan gadis itu sedang tertidur disampingnya, "Andai gue gak lakuin itu ya San,pasti kita gak bakal musuhan kaya gini.."dengus Deraga sambil merapikan rambut Sandra yang terlihat acak-acakan saat itu--

TIIIN!! ,sepertinya itu suara klakson mobil orang tua Sandra,Deraga langsung bangkit dari sofa dan membukakan pintu rumah. "Nak Deraga?Sandra mana..katanya Sandra sakit?" Deraga hanya melirik ke arah Sandra yang sedang tertidur,mama Sandra sepertinya mengerti apa maksud Deraga,orang tua Sandra langsung menghampiri Sandra yang sedang berbaring tak berdaya. "Cepet bawa Sandra ke kamarnya!!" pinta mama Sandra sambil menangis kepanikan. "Biar Deraga aja tante,maaf.." Deraga menggendong tubuh mungil Sandra menuju ke kamarnya di lantai dua.Deraga menempatkan Sandra diatas tempat tidurnya,Deraga masih menatap wajah pucat pasi,tubuh yang lemas seakan raga itu kosong tak berjiwa,ini pertama kalinya Deraga menyaksikan Sandra dalam keadaan seperti ini setelah hampir setiap hari ia melihat Sandra sosok yang ceria,cerewet,emosional,dan galak-,

"Om,tante..kayanya Sandra lagi butuh perawatan sama istirahat,kalau gitu Deraga pulang dulu ya" Deraga mencium tangan kedua orang tua Sandra,tak lupa ia mencium kening Sandra sebelum ia beranjak pergi dari ruangan itu.

***

Deraga melaju cepat dijalan raya melawan dinginnya hujan yang mengguyur kota Jakarta sore itu,masih terbayang sosok Sandra yang terakhir ia temui dirumahnya,ntah kenapa saat ini yang ada di pikiran Deraga hanya Sandra-- "Bi,kakak udah pulang?" tanya Deraga sambil melepas sepatu lalu meletakannya dibawah kasurnya-- "Sudah den,ada dikamarnya..bibi permisi ya".Deraga langsung menuju ke kamar kakaknya,kamar yang seharusnya tak ia masuki karna memang sejak dulu kakak Deraga tidak pernah mengizinkan Deraga masuk ke kamarnya-, "Kak..udah tidur?" Deraga masuk ke kamar kakaknya yang sepertinya kosong tidak ada orang. "Ngapain lo kesini?!" Deraga sontak terkejut dan langsung membalikkan badannya. "Ah elo kak,kirain kemana,haha" Deraga langsung melompat ke tempat tidur kakaknya,menatap langit-langit dan menarik mundur waktu diotaknya kembali mengingat masa dimana ayah dan ibunya masih ada,masa dimana Deraga dan kakaknya Andrean masih suka bermain bersama,namun semakin memikirkan itu Deraga semakin mengingat kecelakaan yang merengut nyawa kedua orang tuanya,bahkan sampai saat ini Andrean masih menganggap Deraga lah penyebab kematian orang tua mereka dan sampai sekarang juga Andrean masih memupuk rasa benci ke Deraga atas kematian orang tua mereka. "Jadi lo mau apa?!awas gak penting!" ketus Andrean. "Gue mau cerita,gue kenal cewek namanya Sandra,dia cantik,baik,pinter dan dulu dia suka sama gue,tapi sekarang dia benci sama gue kak gara-gara gue cium cewek lain didepan dia,sekarang gue nyesel,gue pengen Sandra aja buat hidup gue,menurut lo gue harus apa?" Deraga menoleh kearah kakaknya yang tertidur disamping kirinya,ia membalikkan pandangannya lalu kembali menatap langit-langit ruangan tersebut. "Menurut gue lo harus deketin tu cewek dan yakinin kalo lo udah nyesel dan gak bakal lakuin hal yang sama.Udah sekarang lo keluar dari kamar gue njing!" Andrean menarik tangan Deraga lalu mendorongnya keluar dari kamarnya. Deraga hanya cengar-cengir dengan muka sok polosnya itu-, Ia tampaknya benar-benar mencerna ucapan kakaknya,kakaknya benar,Deraga harus meyakinkan Sandra kalau dia menyesal dan tidak akan melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya,dia yang membuat luka dihati Sandra maka dari itu dia juga yang harus menyembuhkannya,walau susah gimanapun itu caranya.

D E R A G ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang