6

1.2K 76 12
                                    

Hari ini Chaca hanya berdiam diri dikamar. Entah mengapa Chaca sangat malas bergerak sedikit pun untuk keluar dari kamarnya.

Tok...Tok...Tok...

Suara ketukan itu berasal dari pintu kamar Chaca. Chaca hanya mengabaikannya tanpa ada niatan membuka pintu, ia tahu betul siapa yang mengetuk pintu kamarnya tersebut. Siapa lagi kalau bukan Ibunya, sedari tadi Ibunya menyuruh untuk keluar dari kamarnya.

Tok...Tok...

Semakin lama semakin kencang suara ketukan pintu tersebut. Chaca merasa sangat terusik dibuatnya.

"Kak Chaca, main yuk. Ini aku, Aini." terdengar suara teriakan gadis kecil diluar sana.

Aini?

Aini adiknya Aldi?

Oh, ya ampun. Chaca hampir melupakan calon adik iparnya itu. Chaca langsung membuka pintu kamarnya dan terlihat jelas seorang gadis kecil nan mungil dihadapannya.

"Aini sama siapa kesini?" tanya Chaca sembari berjongkok untuk menyamai tingginya.

"Cama Bunda dan Papa." jawabnya dengan wajah lucu.

"Kak Aldi gak ikut, Ai?" tanya Chaca lagi.

Biasanya jika kedua orang tua Aldi datang kerumahnya pasti Aldi selalu ikut, bahkan tidak pernah absen. Sepertinya kali ini ia tidak datang, batang hidungnya saja tidak terlihat sama sekali.

"Nggak, kak. Kak Aldi keluar rumah. Kak Chaca main yuk sama, Aini." ajaknya sangat antusias.

"Oke, masuk dulu yuk." Chaca menggendong Aini untuk masuk ke dalam kamarnya lalu meletakkan Aini di atas kasur.

Setelah Chaca selesai berganti baju dengan pakaian yang sopan, ia membawa Aini turun ke bawah bersamanya untuk menemui kelurga mereka disana.

"Hallo semuanya." sapa Chaca dengan wajah gembira.

"Hai." balas mereka kompak tak luput dari senyumannya masing-masing.

"Bunda sama Papa kapan dateng?" tanya Chaca seraya meletakkan Aini di lantai yang beralas karpet lembut, menemani Aini yang bermain dengan boneka barbie-nya.

"Lumayan, sekitar 30 menit yang lalu." jawab Maryam yang dibalas anggukan dari Chaca.

"Kok Mama gak kasih tahu Chaca sih, kalau Bunda Maryam dan Papa Aji main kesini?"

Ibunya mendelik menatap Chaca. "Aturan tuh Mama yang kasih kamu pertanyaan, bukannya tanya balik. Kamu kenapa dari pagi dikamar terus? Udah kayak ayam lagi ngeremin telurnya. Hayo kenapa?!" tanya Erna seakan-akan sedang menginstrogasi buronan yang telah lama menghilang.

Wajah Chaca memucat dengan pertanyaan Ibunya. Chaca menggerakkan kedua bola matanya kesana-kemari untuk mencari jawaban yang pas.

Chaca menghembuskan nafasnya berkali-kali agar tidak merasa tegang. "Ng-nggak kok, Ma. Chaca cuma lagi pengen dikamar aja. Lagi pula Chaca capek banget, mager kalau keluar kamar." jelas Chaca cepat suapaya tidak terlihat gugup.

"Dari tadi Mama ketukin pintunya, Mama panggilin kamu. Eh, tau-taunya kamu masih aja di dalam kamar. Yaudah jadinya Aini deh yang nyamperin kamu." Erna sebal melihat tingkah anaknya ini.

My Husband is My CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang