Painless Life Without Love

14.5K 433 53
                                    


Lantai parket kayu di ruangan apartemen Arya, entah kenapa terasa dingin di telapak kakiku--yang melangkah berjinjit, perlahan, nyaris tanpa suara, di kegelapan malam menjelang pagi ini.


Percayalah, aku tidak ingin mengganggu tidur lelaki yang sudah teramat baik padaku.


Lelaki yang memutuskan untuk menginginkanku dan tidak mengindahkan semua yang melekat padaku, seburuk apapun itu.


Tuhan... dia terlalu baik.

Dan aku wanita yang kini mencintainya dengan hati, tak lagi hanya sekadar nafsu yang mengikat sejak hari pertama aku bertemu dengannya.

Aku meringis dalam hati, mengingat hari pertama aku bertemu Arya, dan bagaimana aku terjebak dalam semua ini.

Aku melangkah keluar dari kamar bersuasana monokrom yang maskulin. Meskipun begitu, lantai kayu parket menghangatkan kesan dingin yang ada. Hanya saja, malam menjelang pagi ini, lantai kayu parket itu seolah menyerap sepi begitu dalam, sehingga dingin menyusup tubuhku dengan pasti.


Aku berjalan menuju dapur dan mengambil cangkir bergambar bunga krisan, membuatku langsung melirik ke arah gelang bunga krisan yang melingkar di pergelangan tanganku, gelang pemberian Arya yang menjadi benda favoritku kini.

Aku tersenyum, kembali teringat malam di mana aku mendapatkan hadiah gelang bunga krisan itu. Malam-malam dulu yang penuh tanda tanya Itu.


Ku tuang air hangat dari dispenser lalu meletakkan satu buah kantong teh dengan campuran bunga mawar kering di dalamnya. Aku membelinya beberapa hari lalu saat berbelanja kebutuhan dapur untuk mengisi kulkas dan kitchen's drawer apartment Arya.


Membelinya saat luka belum memenuhi sekujur tubuh belakangku. Sebelum 'lelaki itu' memukuliku.


Aku memejamkan mata dan segera hangat terasa di pelupuk dalam kedua mataku. Perasaan tak pasti, khawatir, dan ragu kembali menyusup.


Aku masih ingat kata-kata, ancaman yang ditelontarkan lelaki itu; Ada sebagian yang tidak aku sampaikan pada Arya, yang aku sembunyikan semampuku. Sungguh, aku sendiri tidak tahu apa yang harus aku lakukan!


"Ingat! Kalau kau sampai mengkhianatiku, mengkhianati Sam&Smith, maka berdoa saja untuk umur panjang seorang Arya Tanawira! Kau sama sekali tidak tahu, pengaruh yang kami miliki semakin besar dari hari ke hari, dengan mudah sebenarnya kami dapat menyingkirkannya. Hanya saja, Sam ingin bermain dengan strategi. Tapi, Kalau kau sampai mengkhianati kami, bukan hanya kau dan keluargamu yang harus menanggungnya, tapi juga nyawa seorang Arya Tanawira!"


Lagi-aku memejamkan mataku, mencoba mencari kedamaian, bukan hanya rasa nyaman dan aman saja, tapi semua ini sia-sia.


Mungkin, aku tidak terlahir untuk menyesap kedamaian yang sebenarnya. Hidupku selalu penuh luka...padahal aku pun sama dengan mereka-manusia manusia yang juga diciptakan oleh Tuhan. Aku sama, akupun ingin merasakan kedamaian, rasa tenang dan cinta yang hangat, tanpa ada 'kegelapan' seperti ini, tanpa rasa takut yang seolah tidak pernah mau membiarkanku merasakan bahagia yang sebenarnya.


Aku tahu, bahagiaku adalah bersama Arya. Tapi, jika harus kehilangan dia untuk selamanya, maka aku tahu, hidupku akan bergulir layaknya hidup penuh kutukan yang tidak akan pernah pergi. Aku tidak boleh egois, bukan???

Romantic Bittersweet Love Story - For 21yo Up Readers Only *** BITTERSWEET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang