Don't Mess Up with Me (Arya's POV)

8.8K 257 18
                                    

Pagi ini, aku terbangun tanpa Gina di sampingku. Aku memanggilnya, tapi tidak ada jawaban. Tak juga kudengar suara air mengalir dari dalam kamar mandi.

Apa dia tengah membuat sarapan?

Dengan segera aku bangkit dan mengambil kimono handuk yang tersampir di atas kursi. Aku memakainya lalu melangkah keluar kamar. Di dapur dan ruang tamu, sosoknya juga tidak ada. Dengan segera, aku melangkah kembali ke dalam kamar. Bahkan, tas miliknya pun sudah tidak ada!

Tatapan mataku menangkap sesuatu di atas meja kerja yang letaknya di ujung kiri ruangan kamar ini. Aku melangkah bergegas dan menemukan selembar kertas. Dengan bergegas aku membuka lipatannya.

----------------------------------

Arya, aku terpaksa pulang dulu. Maaf, tidak membangunkanmu. Ada hal penting yang harus aku kerjakan. Satu hal lagi, handphone-ku tiba-tiba mati total. Entah kenapa dengan sistemnya. Sore ini, aku akan membeli yang baru. Tolong, jangan khawatir padaku. Aku akan segera menghubungimu.

Gina

-------------------------------

Aku melipat kembali kertas itu dan merasa kosong seketika. Tapi, baiklah. Gina sudah berjanji akan segera menghubungiku nanti sore setelah dia membeli handphone yang baru. Aku berusaha menghargainya. Dia wanita mandiri dan aku menyukai kemandiriannya. Hanya saja, perlakuan terakhir dari lelaki Prancis arogan itu yang membuatku tidak bisa meredam rasa khawatir dengan mudah.

Aku menghela napas.

Semua akan baik-baik saja. Akhir pekan kemarin, aku merawatnya. Dia berada di sisiku selalu dan aku merasa tenang. Tapi, aku mengerti kesibukannya, pekerjaannya. Aku hanya berharap, proses mutasi Gina ke Perusahaan Tanawira bisa segera dilaksanakan.

Dengan bergegas, aku melangkah ke kamar mandi. Aku berpikir untuk mengirimnya email ke email pribadinya saat aku tiba di kantor nanti. Aku berharap Gina baik-baik saja. Aku berharap lelaki Prancis itu berhenti mengganggunya. Kini yang harus aku lakukan adalah mempercepat proses kepindahan Gina. Dengan begitu, rasa khawatir ini bisa sedikit berkurang.


Tanawira Tower - 2 jam kemudian

"Arya!"Seru Paman Hans saat aku tiba di lantai ruangan kantorku.

"Pagi, Paman,"jawabku dengan tersenyum. Paman Hans berjalan mensejajariku dan kami berdua masuk ke ruangan kantor pribadiku.

Paman Hans menutup pintu dan dengan segera ucapannya menarik perhatianku.

"Ada perubahan rencana dari Sam & Smith. Oliver Perrier mengabariku. Dia bilang siang ini dia akan datang dengan sekretarisnya."

Aku mendelik. "Benarkah?" Tanyaku segera. Aku meletakkan koper kerjaku di atas meja lalu menduduki bangku kerja dengan segera. Paman Hans mengikutiku, dia pun duduk di bangku yang ada di hadapan meja kerjaku.

"Ya."

Aku menghela napas dan perasaan lega menyusup di dada. Satu langkah akan mereka lakukan. Tapi, untuk langkah ini, sama sekali aku tidak keberatan. Setelah mereka membajak Wina, sekarang waktunya mereka datang untuk "memasukkan" Gina. Jelas, ini rencana mereka yang aku tunggu-tunggu. Mungkin, karena hal ini Gina pergi terburu-buru, pagi tadi? Aku rasa, diapun belum tahu kalau hari ini Sam&Smith memutuskan "memasukkan" dirinya ke Perusahaan Tanawira. Karena kalau Gina sudah tahu, tentu dia sudah memberitahukannya kepadaku. Memikirkan hal ini, membuatku semakin tak sabar ingin segera menemuinya.

"Baiklah, Paman. Kita temui mereka siang ini. Persiapkan makan siang di restoran terbaik di Jakarta."


Romantic Bittersweet Love Story - For 21yo Up Readers Only *** BITTERSWEET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang