[1.2] Angel

72 9 1
                                    



"APA KAMU LIAT-LIAT!!..." Tiba-tiba aja Daddy mengamuk kearahku.

Aku yang sejak tadi memerhatikan Daddy langsung menunduk.

"Aku gak liat apapun ko Dad,"

aku semakin gugup saja saat daddy menghampiriku.

"Daddy aku... aku nggak... AAAAA!! Daddy sakit!"

Aku meronta-ronta pada tangan dad yang menjambakku. Sakit sekali terasa seperti akar-akar rambutku terpaksa keluar dari tempatnya sedangkan aku belum siap kalau saja rambut panjangku harus terlepas dari kepalaku.

"DASAR KAMU ANAK SIALAN ANAK MANJA!" Daddy berteriak mengucapkan kalimat itu didepan wajahku.

Plak! sebuah tamparan keras yang mendarat dipipiku.

Sakit, pernih. Aku tidak kuat untuk melawan, airmataku pun mangalir deras.

Daddy jahat! Aku terus menangis dan memohon pada Daddy.

"Kamu harus dihukum anak manja."

Rasanya semakin sakit saat rambutku ditarik paksa, dan aku pun diseret oleh Daddy. Aku terus menangis dan merasakan sakit dikepalaku.

"Daddy tolong lepasin aku... aku mohon, aku mohon tolong lepasin aku." Wajahku sudah bersimpahan airmata. Aku tidak bisa menyeimbangi langkah besar dad sehingga aku terjatuh, itupun tak dapat memberhentikan tindakan Dad.

Dia malah semakin menyiksaku.

Karna menangis, aku baru sadar bahwa aku diseret ke kamar mandi. Daddy menyalahkan shower dan turunlah air.

Air itu membasahiku...

Menyatu dengan airmataku.

Aku merasakan semakin lama air itu terasa hangat dan memanas. Aku meronta karna airnya sangat panas dan kulitku terasa melepuh semua.

"Daddy panas dad... aku mohon maafin aku."

Daddy malah tertawa melihat keadaanku yang mengenaskan dengan kulit yang merah melepuh.

"Kamu kepanasan anak manja? Oke oke."

Airnya berhenti sejenak membasahiku dan kemudian turun lagi dengan air yang dingin tapi semakin lama airnya dingin sekali bahkan kulitku terasa seperti ditusuk-tusuk jarum.

Daddy menjambak rambutku. Lalu dia menjedugkan kepalaku pada dinding keramik kamar mandi, sebelum kegelapan menenggelamkan ku aku melihat Daddy pergi dan terdengar suara keributan.

Tak lama kak Ray pun datang menolongku. Aku tersenyum lemah diambang batas kesadaranku.

"Eeya bertahan sayang."

Dan kegelapan pun tiba...

###
Dia memang malaikat tak bersayap tapi cobalah untuk jeli melihat kedalam hatinya disanalah sayapnya ia sembunyikan

Bersambung

Tania Swan

Revisi-Republish : 27/08/2016

Vomen yaaah

Hak cipta dilindungi!!! Nocopas

LONELYWhere stories live. Discover now