[2.2] Their Mistake

16 4 0
                                    

       

Mereka saling menatap satu sama lain,  merasakan getaran yang sama tapi tak tahu berasal dari mana.

Mereka saling mendekat lalu berciuman, merasakan sensasi lembut dari pagutan bibir mereka dan terlarut didalamnya.
           
"Kak aku Mencintai kakak.." ujar Dafreeya parau disela-sela pagutan bibir mereka.
           
Rey yang mendengar pengakuan Dafreeya bagai tersambar petir. Ia membuka matanya melepas pagutannya lalu bangkit dari tumpuannya dan berdiri disamping ranjang.

Membuang pandangannya dari Dafreeya.
           
Dafreeya juga terkaget akan reaksi Rey, lalu ia bangkit duduk dari posisi berbaringnya tadi. Menatap Rey yang membuang pandangan lalu Dafreeya pun tertunduk sambil meremas seprei.
           
Suasana menjadi hening. Mereka larut dalam pikirannya masing-masing.
          
Sekian lama dalam suasanan hening dan canggung Rey pun membuka suaranya,

"Sejak kapan?"
           
Dafreeya yang mendengar langsung mendongakak serta mengrebyitkan dahi, melihat Rey yang masih membuang pandangannya.
           
"Sejak kapan Eeya punya perasaan itu sama kakak?" lanjut Rey dan dia pun melihat Dafreeya dengan tatapan menuntut.
           
Dafreeya menggeleng pelan.

"Eeya gak tau. Perasaan itu tumbuh dengan sendirinya, dari perasaan sayang biasa seorang adik kepada kakaknya lalu berubah menjadi perasaan seorang remaja yang jatuh cinta pada teman laki-lakinya." Ujar Dafreeya dengan suara parau.

Dafreeya memainkan kuku-kukunya tidak berani menatap wajah dingin sang kakak.
           
"Eeya cinta sama kakak, apa itu salah?" lanjut Dafreeya menatap wajah kakaknya yang masih memasang wajah dinginnya.
           
"Itu jelas salah Eeya! Salah besar!!" balas Rey dengan pandangan tak percaya nadanya pun naik beberapa oktaf membuat mata Dafreeya berkaca-kaca lalu Dafreeya menunduk kembali.
           
Ia tak kuasa menahan sesak didada, berusaha sekuat mungkin menahan air matanya agar tak terjatuh dan juga menahan isak tangis yang hampir lolos kalau saja Dafreeya tidak menggigit bibir bawahnya kuat.
           
Suasana kembali hening mematung sampai akhirnya bunyi pintu bedebam keras dari lantai bawah, membuat sedikit reaksi pada tubuh mereka.
           
"Kayaknya dad udah pergi, kamu bisa aman dikamarmu sendiri. Kakak mau kebawah ngunci pintu."
           
Dafreeya pun berdehem dan menganggukkan kepalanya dengan wajah yang masih tertunduk dan tertuupi rambut panjangnya.

Ini pengusiran dan penolakan untuknya yang diutarakan Rey padanya.

Dafreeya bangkit dan melangkah keluar dari kamar Rey menuju kamarnya sendiri sedangkan Rey sudah pergi meninggalkan nya setelah membukakan pintu kamar ini.
           
Dibalik pintu kamar Dafreeya setelah mengunci pintu kamarnya air matanya luruh tapi sekuat tenaga ia menahan isak tangis yang keluar agar tak terdengar.

Ia meraba bibirnya yang agak membengkak dengan jari tangannya serta menekan kuat dadanya dengan tangan yang lain merasakan nyeri dan sesak yang menghinggapi sampai kakinya tak kuat untuk menopang berat tubuhnya sendiri sehingga tubuhnya meluruh dibalik pintu kamar nya, dengan tangisan pilu tanpa suara.
           
Sementara diwaktu yang sama ditempat Rey berdiri dibalik pintu utama sehabis menguncinya.

Ia sedikit menyapukan ibu jarinya pada permukaan bibirnya masih terasa sensasi kelembutan dalam bibir adiknya, ia termenung merasakan ada yang merambat naik didalam dadanya membuat perasaannya menjadi tak karuan.

Menyentuh dada kirinya merasakan getaran yang bergemuruh dalam dadanya dengan detakan yang berpacu.

Apa yang terjadi pada dirinya?

Menggeleng ia pun mengacak rambutnya frustasi dengan kedua tangannya lalu berjalan menuju kamarnya dengan pandangan kosong.
           
Dafreeya pun bangkit lalu menyeka airmatanya dengan kedua tangannya secara cepat lalu ia pun ambruk dalam kasurnya, memejamkan mata dengan berbagai pikiran berkecambuk sampai akhirnya tertidur.
           
Semua orang tidak bisa memilih kepada siapa mereka harus jatuh cinta atau pun menginginkan jatuh cinta pada orang yang salah kan?

Karna cinta tumbuh dengan sendirinya baik disadari maupun tidak disadari, apa yang salah?

Bersambung....




.......

Tania Swan

18/09/2016 [do not copy]

LONELYWhere stories live. Discover now