Hai see yaa dengan ceritaku ini Happy Reading.
DO NOT COPY
***
Aku menangis, mengasihani diriku. Aku benci hidupku!
"Daf... "
"Revon..." aku berbalik dan langsung memeluk Revon serta menangis dipelukannya. Aku tak tahu mengapa bertindak memeluknya begini. Kami tidak cukup dekat, tapi aku tahu dia menyukaiku.
***
"Revon... thanks ya buat hari ini." Aku tersenyum pada Revon, yang sudah berbaik hati mengantarku pulang serta mengajakku bolos sekolah.Menurutnya itulah yang aku perlukan, dia rela menghabiskan waktunya bersamaku hanya untuk menghiburku.
"Sama-sama Daf... gue balik dulu yah."
Aku mengangguk seraya tangan Revon mengusap rambutku, lalu iya memakai helmet nya.
"Hati-hati!" seraya mengangguk kecil Revon melajukan motornya dari kediamanku.
Aku membuka pagar dan menutupnya lalu berjalan menuju pintu masuk.Terasa lelah sekali, ternyata Revon adalah anak yang menyenangkan, meskipun aku tak suka akan reputasinya si anak emas dari Venus Senior High School, dia dikenal sebagai orang paling pintar disekolah reputasinya itu membuat dia bersikap layaknya pangeran yang dapat disembah, alias sombong tingkat dewa!
Berjalan melewati ruang keluarga untuk mencapai lantai atas yaitu kamarku, semua lampu sudah dimatikan hanya cahaya dari lampu aquarium dan dapur saja yang dibiarkan menyala.
"Dari mana aja kamu Eeya?"Saat sedang meniki tangga sebuah suara mengagetkanku dan secara tak sadar juga aku menengokan pandanganku ke asal suara, ternyata kak Rey sedang berdiri dibalik pintu masuk mengamatiku.
Bagaimana bisa aku tidak menyadari dan melihatnya saat membuka pintu maupun mengunci pintu dengan kunci cadanganku?
"Kamu tahu ini sudah jam berapa?" aku mengangguk mendengarnya sembari menjawab pelan.
"jam 10 kak..."
"Gak baik perempuan pulang malem apalagi bolos sama cowok gak jelas!" Kak Rey berjalan menghamiriku."Kenapa kamu gak bisa dihubungin sama sekali?" Lanjutnya.
"Sengaja aku turn off smartphone ku." Jawabku sekenanya.
"Kamu gak tahu kalau kakak tuh khawatir sama kamu?! Tahu kamu gak bisa dihubungi dan gak ada kabar, kakak langsung cariin kamu!!"
"Buat apa kakak khawatir sama aku? Aku tahu kakak udah gak peduli lagi sama Eeya!"
"Dafreeya kenapa kamu bisa berfikir gitu?"
"Jelaslah dari perhatian kakak ke si nenek lampir Bella itu, dari pada aku kakak lebih peduli sama dia!" aku memegang dada kiriku,"Bahkan kakak tega memukul Eeya didepan cabe-cabean itu. Kakak sama aja kayak Dad. Apa aku juga akan sama seperti Mom?" Lanjutku lirih sambil menatapnya terluka.
Kak Rey berdiri terpaku membeku, aku tidak peduli aku berjalan meninggalkannya sendirian dan segera menuju kamarku lantas menguncinya juga.Merosotkan diri dibalik pintu dengan perasaan yang semula sudah membaik kini berantakan lagi, aku merogoh kedalam saku rokku, mengambil ponsel didalamnya lalu menyalakannya muncullah peringatan bahwa battery low tak lama mati kembali, aku memandanginya sejenak.
Tersenyum kecut lalu berdiri mengambil charger di meja belajar lalu Mencharge smartphone ku.
Saat ponsel kunyalakan kembali, rentenan pesan dan panggilan tak terjawab bermunculan, sebagian besar itu dari Kak Rey, Yah saat sedang bolos bersama dengan Revon ponselku mati, sedikit mengkhawatirkan Kak Rey yang akan kelimpungan mencariku karena aku tak sempat memberinya kabar, tapi ku pikir apa iyah dia masih memperdulikanku? Huh...
Line....line.... Line...
Bunyi pesanpun kembali terdengar, ternyata itu line dari Revon.
'Daf lu lagi apa?'
'Daf R dong'
'Daf lu udah tidur yah?'
Aku membaca pesannya tak lama diapun kembali mengirimnya lagi. Nih orang gak ada kerjaan ya.
'Astaga akhirnya di R juga, bales dong.'
'Apaan sih lu berisik banget!' balas ku.
'Hehe... gue kan cuma mau mastiin keadaan lu.'
'Besok berangkat bareng yak! Gue jemput lu.'
Berangkat bareng? Tapi gimana Kak Rey?
YOU ARE READING
LONELY
Teen FictionAku adalah Dafreeya Antariksa. Mengikuti alur hidupku yang sangat menyedihkan. Aku hancur, kecewa dan rusak. Kami dulu bahagia, tapi itu hanyalah dulu sebelum semua keadaan mengubahnya, sebelum kalian memutuskan untuk bercerai dan membawaku...