[1.4] Disrepair again?

45 6 0
                                    




"Eh cupu kerjain PR gue cepet."

Dan itu membuatku bisa menyuruh siapa pun.

***

Waktu istirahat pun tiba...
aku ingin menemui kakakku tapi belum sampai pada kelasnya aku melihat ia bersama Bella, entah apa yang sedang mereka lakukan.

Aku pun menghampiri mereka dengan tiba-tibanya aku menarik Kak Rey untuk pergi, sempat Kak Rey tersenyum pada Bella dan bertanya mengapa aku menariknya, ku jawab saja seadanya.

Saat aku dan Kak Rey pergi aku melihat kearah Bella berada ia nampak tidak suka padaku. Dasar cewek genit!

"Kak kita makan di taman aja yuk." Aku pun menyeret Kak Rey ke taman belakang setelah ia mengiyakan keinginanku, nyanyian kecil ku pun mengiringi langkah kami.

Sampai pada taman kami duduk disebuah bangku taman. Kubuka tas bekal dan memberikan kotak bekal pada Kak Rey, Dan aku pun membuka kotak bekalku.

Sebuah tangan menyodorkan air mineral pada Kak Rey tangan yang mulus pastilah ini tangan seorang perempuan, dan benar saja dia adalah Bella.

"Rai ini buat kamu."

"Gak usah kita juga punya minum!" aku menolak, dan mengeluarkan sebotol air mineral.

"Itukan cuma buat kamu doang Daf, ini buat kakak mu. Ambil saja Rey!" Kak Rai pun mengambilnya dan bergumam terimakasih.

Aku kesaaal!!

Aku pun segera melahap bekalku dengan cepat. Makin hancur sudah lah selera makanku saat Kak Rey menawarkan bekalnya pada Bella.

Sebelum Bella sempat mengambil sandwich kaka, aku mengambilnya terlebih dahulu. Peduli setan dengan mulutku yang masih penuh dengan sandwichku yang belum tertelan, akupun melahap sandwich Kak Rey sampai mulutku benar-benar sudah maksimal penuh.

"Uhuk... uhuk..."

"Yaampun Eeya... minum." Kak Rai mengusap punggungku, setelah minum kurasakan perutku sudah kenyang.

Aduuh aku mau muntah.

"Kamu kenapasih dek?"

"Lapar Kak." Jawabku sekenanya. Kupaksakan untuk memakan kembali, tapi dengan perlahan.


"Bekalmu kan belum habis, masih banyak."

"Emangnya kenapa? Kakak tadi juga mau kasih bekal kakak ke Bella kan? Aku lapar jadi aku aja yang mengambil!."

"Eeya jangan kaya itu. Kakak kan  menawari Bella, kamu punya bekalmu sendiri."

"Akukan udah bilang kak, aku lapar!!" nada suaraku naik beberapa oktaf.

Aku kesal pada kak Rey, Dia lebih mementingkan si cabe-cabean dari pada aku.

Kak Rey menatapku tajam. Aku tidak suka ditatap seperti itu.

"Oke sekarang aku udah gak lapar lagi!" ku bawa bekalku yang masih tersisa dan melangkah ke arah Bella. Ku jejali mulutnya dengan sandwichku.

"Makan tuh Bekal gue cabe!!" setelah ku jejali mulut Bella dengan sandwichku kami saling bersitatap sebentar sebelum tiba-tiba saja Kak Rey berdiri lalu mendorongku yang hampir membuatku terjatuh.

Kenapa kakak sekasar ini?

"Eeya apa-apaan sih kamu!! Kakak gak suka yah kamu berbuat kasar begitu!"

"Kakak juga kasar dan aku suka kalau aku kasar juga! Apalagi sama dia, bitch!" kataku sambil menatap kearah Bella.

"Jaga ucapan kamu Eeya!!"Kak Rai membentakku!

Tangan Kak Rey melayang siap menampar mulutku, refleks saja akupun menutup mata ku.

Tapi aku tak merasakan apa pun.

Saat ku buka mataku tangan Kak Rey masih terangkat.

Aku kesal...

"APA?! Kaka mau pukul aku? Pukul kak! AYO PUKUL!! Ternyata kaka sama saja kaya dad. Aku benci kakak!"

Aku pun langsung meninggalkan kakak dengan si cabe-cabean itu yang tadi sempat ku lihat menatapku dengan mengejek.

Dasar jalang, tunggu pembalasanku.

Aku sudah pergi meninggalkan mereka, berharap Kak Rey akan mengejarku dan meminta maaf sudah membentak dan hampir menamparku. Tapi harapan Cuma harapan Kak Rey tidak mengejarku sama sekali, saat kutengokan sedikit kebelakang malah yang kulihat adalah Kak Rey sedang menyentuh pipi Bella.

Mengapa nasibku seburuk ini? Kakak sudah tak menyayangiku lagi, dia lebih memilih si jalang itu dari pada aku.

Siapa yang akan menjadi tiang untukku berpegang? Sudah tidak ada lagi, bahkan Kak Rey yang sudah menjadi tiangku berpegang ingin menamparku.

Dadaku sakit, sesak...

Kenapa Tuhan hadirkan aku di dunia ini? Untuk apa? Hanya untuk merasa sendiri dalam sepi maupun ramai?.

Aku menangis, mengasihani diriku. Aku benci hidupku!

"Daf... "

"Revon..." aku berbalik dan langsung memeluk Revon serta menangis dipelukannya.

Aku tak tahu mengapa bertindak memeluknya begini. Kami tidak cukup dekat, tapi aku tahu dia menyukaiku.

###
Kenapa semua terasa lebih menyakitkan dari pada yang pertamaku alami? Runtuh lagi untuk yang kedua kalinya itu menyakitkan! Apakah aku harus memulai yang baru kembali?


Bersambung....

Tania Swan....

Publish : 27/08/2016

Hak cipta dilindungi

VOTE & COMMENTS

LONELYWhere stories live. Discover now