"Eeya bertahan sayang." Dan kegelapan pun tiba...***
Aku tidak tahu apalagi yang terjadi setelah Kak Rai datang.Aku hanya terbangun dikasurku dengan pakaian kering yang sudah diganti.
Aku lemas tidak tahu harus berbuat apa, dan aku haus jangan kan untuk mengambil gelas yang berada dimeja samping tempat tidur, untuk mengeluarkan suara pun aku tidak bisa, serasa badanku ini hancur.
Pintu kamarku terbuka dan menampilkan Kak Rey yang berjalan kearahku, tersenyum, dan dia menyeret kursi belajar kesamping kasurku, dihadapanku. Aku menatap sendu kearahnya, dan Kak Rey menatapku balik.
"Adek kakak tersayang, Eeya mau apa?" Kak Rai mengelus puncak kepalaku.
Aku tetap menatapnya, aku menggerakkan bibirku supaya ada suara yang keluar tapi tidak bisa.Aku ingin minum...
"Eeya kenapa? Eeya mau kakak ngapain? Ayo ngomong jangan bikin kakak khawatir." Matanya menampakkan kekhawatiran.Aku memberinya isyarat lewat mataku yang mengarah ke gelas di atas nakas.
"Eeya mau minum. Kakak ambilkan ini..." kak Rey membantuku untuk duduk.Yaampun badanku sakit sekali Tuhan, menahan rasa sakit untuk minum hanya demi merasakan rasanya air mengaliri kerongkongan ku yang kering, menghilangkan dahaga ini.
Aku dibaringkan kembali.
Aku menatap hampa Kak Rey entah apa yang sedang ia pikirkan.Sudah berapa kali aku mendapati kondisiku seperti ini dipukuli dan tidak berdaya sungguh sudah terbiasa tapi aku masih selalu merasa takut. Menerawang jauh keluargaku yang bahagia sebelum ini membuatku sedih.
"Hiks... hiks... hiks..." tak kuasa menahan sedih aku pun terisak menangis pilu, sakit rasanya, tapi sakit itu berkurang saat Kak Rey memelukku.
Aku juga merasakan Kak Rey menangis.
"Eeya harus kuat yah. Maafin kakak Eeya." Kak Rey menatapku dan mengelus pipiku.
Aku akan kuat kak. Kalau kakak terus ada buat aku, aku bakal kuat. Dan kakak juga harus kuat, kita akan kuat bersama.Aku hanya mengangguk samar. Kak Rey mengecup keningku.
"Eeya karna ini udah malem, gimana kalau kita lomba? Siapa pun yang tidur nyenyak duluan dia lah pemenang nya dan yang kalah harus kasih hadiah gimana?" Kak Rey.
perlombaan klasik lagi.Kak Rey selalu mengajak berlomba disaat kondisi yang seperti ini. Dulu sewaktu aku dan Kak Rey masih kecil kita sering berlomba seperti ini, semua berawal dari idenya mommy.
Dulu sewaktu kami kecil Kak Rey yang selalu tidur duluan tetapi sekarang yang selalu memenangkan perlombaan ini adalah aku.
Aku tidak tahu itu benar atau tidak tetapi Kak Rey selalu mengaku kalah dan memberikan hadiah kepadaku.
Aku mengangguk dan tersenyum. Kak Rey membalas tersenyum dan segera meletakan kembali kursi belajar yang tadi ia duduki ketempat semula.Kak Rey naik dan menempati sisi ranjang sebelahku, ia tersenyum dan memelukku.
"Are you ready honey? Let's start." Kak Rai memejamkan matanya, dan aku pun juga.
Sudah beberapa menit berlalu aku tak kunjung tertidur tapi aku tetap memejamkan mataku. Suara kasur disebelahku bergemerisik, dan ada yang mengelus pipi ku, aku yakin itu adalah Kak Rey. Aku sengaja tak membuka mataku.
"Eeya kita bakal ngelewatin ini semua. Kakak janji, kakak akan selalu ada disamping Eeya, kakak janji dek."Bisikan halus Kak Rey membuatku ingin membuka mata. Saat aku ingin membuka mata kak Rey mengecup kedua kelopak mataku, dan itu membuatku mengurungkan niatku untuk membuka mata.
Suara bergemerisik kasur pun terdengar, dan sehabis itu pintu pun terbuka serta tertutup tanpa menimbulkan suara berisik.Aku pun membuka mataku dan benar saja Kak Reytidak ada. Huft... aku melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul sebelas malam tapi aku belum bisa tidur.
Ku habiskan malam ini dengan memikirkan semua keadaan ini dimana semua sudah berubah, merasakan sakit dengan semua perbuatan mom dan dad.Ternyata luka yang tidak terlihat sangat menyakitkan.
***
Aku tidak tahu jam berapa aku tertidur dan sudah berapa lama aku tertidur, tetapi saat terbangun pagi ini aku merasa sudah baikan. Aku harus bersiap-siap untuk pergi kesekolah.
Oke di depan kaca! Liat penampilan, rambut oke, make up oke, seragam oke, kayaknya semua yang berada di dalam diriku selalu oke. Dan oke semua siap.
Setelah semua siap--kamar pun sudah rapih, aku turun ke bawah dan berjalan ke arah meja makan dan membuat bekal sandwich untuk ku dan Kak Rey. Setelah membuat bekal aku menemui Kak Rey di garasi. Kak Rey sedang menungguku didalam mobilnya.
"Pagi Kak." Aku mengecup pipinya.
"Pagi juga adiknya kakak," Kak Rey mengelus rambutku."You look so fresh." Lanjutnya. Kak Rey tersenyum dan melajukan mobilnya dari garasi.
"Because of you." aku membalasnya dan tertawa.
Di dalam mobil kami bercanda dan bermain tebak judul lagu sampai kami tiba di sekolah. Aku dan Kak Rey turun dari mobil serta berjalan beriringan, kurasa semua mata tertuju kearah kami, memang kami adalah orang terpopuler.
Sesampainya pada tangga pertama yang menghubungkan kelasku, aku dan Kak Rey harus berpisah, kelasku XI MIA I berada dilantai dua di bagian sayap selatan sedangkan kelas Kak Rey XII MIA I berada di lantai dua bagian sayap utara dekat perpustakaan.Aku melambai kearahnya, lalu menaiki tangga dan berjalan kearah kelasku berada.
Sesampainya di kelas semua mata tertuju padaku aku tahu aku ini memang siswi paling cantik dan populer diangkatan ini, dan itu membuatku seperti ratu.
"Eh cupu kerjain PR gue cepet!"Dan itu membuatku bisa menyuruh siapapun.
####
Apakah semua manusia didunia selalu bahagia? Jawabannya adalah tidak, bahkan seorang ratu pun bisa merasakan rasanya sakit tapi dia selalu menutupinya karna tak mau rakyatnya menganggapnya lemah, ia harus kuat dan pantang mengeluh.
Bersambung....
Tania swan
Revisi Republish : 27/08/2016
VOTEEE COMMENT
HAK CIPTA DILINDUNG!!!!!! Do Not CoPas
YOU ARE READING
LONELY
Teen FictionAku adalah Dafreeya Antariksa. Mengikuti alur hidupku yang sangat menyedihkan. Aku hancur, kecewa dan rusak. Kami dulu bahagia, tapi itu hanyalah dulu sebelum semua keadaan mengubahnya, sebelum kalian memutuskan untuk bercerai dan membawaku...