Senyum pertama

136 10 0
                                    

Senin, 23 Agustus 2014

Males itu datang ketika ada rapat OSIS gabungan yang diwakili Ketos, bendahara dan sekretaris OSIS.

Tapi Allah punya rencana yang lebih indah ya..

Diarin yang bahagia*)

***

Senin adalah hari dimana semua pelajar di Indonesia diwajibkan berpanasan selama kurang lebih 30 menit untuk menghormati jasa pahlawan yang sudah mati matian membela si Pusaka Merah Putih. Diarin juga tak luput dari hal itu, beruntung badannya sedikit pendek dari teman yang lain, jadi ia bisa berlindungi diantara barisan si tinggi.

Tapi bukan Arin namanya kalau tidak mendapat kesialan dihari senin.

"Yang merasa berbadan pendek dipersilahkan berdiri dibarisan paling depan." Semua mata dibarisan menatap kearahnya dan membuka barisan bak seorang putri raja akan lewat, Arin berjalan lemas ke barisan paling depan. Sudah tak ada kesempatan untuk jongkok atau sekesar menekuk kaki.

Meskipun dengan setengah hati, Arin tetap melaksanakan upacara dengan hikmat sampai sebuah pemandangan menyilaukan pandangannya. Siswa laki laki yang mungkin tergabung ke dalam grup fotograper sekolah. Berjongkok tepat dihadapan Arin.

Arin terus memperhatikan gerak gerik laki laki berjas merah yang ada dihadapannya, saat berbalik mata mereka bertemu dan dengan ramah si jas merah itu memberi senyuman termanis yang pernah Arin liat.

Anjir itu pangeran dari mana? Kenapa gue gak pernah sadar ada anak unggulan seganteng dia?

Arin adalah tipikal perempuan yang sangat pandai menyampaikan perasaannya. Seperti tadi, dengan gamblang ia memotret lelaki yang mencuri perhatiannya itu menggunakan kamera ponsel, dengan mode suara, sudah pasti akan mengusik kehikmatan doa hari itu.

***

"HAYYY.. YANG KEMAREN NYEWA NOVEL AKU MANA? AKU BAWA NOVEL BARU LOH. BARU DIBELI SEMINGGU YANG LALU.." Arin memamerkan senyum manisnya dan mulai beraksi. Tujuannya bukan hanya untuk menjajakn novel miliknya, tetapi untuk melihat sitampan itu lagi.

"Arin nih yang kemaren. Gila sedig banget, mewek gue. Ada yang melow melow lagi gak?" Diana, selaku pelanggan setia Arin datang sambil membawa satu novel roman.

"Gak ada deh kayaknya, udah lo baca semua. Tapi sini deh.

"Gue punya novel lanjutan dari fifty shades yang kemarin lo baca? Mau sewa lagi? Tapi mahal, karna ini masih baru gue beli." Ucapnya setengah berbisik, karena novel yang satu ini hanya beberapa anak yang tau kalau ia mempunyai novel cinta erotic tersebut.

"Gak masalah, emangnya berapa?" Balas lawan bicaranya sambil berbisik, juga.

"25 ribu, mau?" Diana hanya mengangguk dan memberikan selembar uang lima puluh ribu dan mendapat kembalian dua puluh lima ribu. Transaksi tersembunyi ini berjalan dengan lancar.

"Fifty s-shades of-mmfft." Arin langsung lompat menutup mulut orang yang hampir membongkar bisnis ilegalnya ini, kalau sampai banyak yang tau, bisa ancur reputasi anak polos yang selama ini ya sandang.

"Jangan dibaca kuat kuat dong, kalo kedengeran yang lain gimana?" Geram Arin tepat di telinga laki laki yang ia bekap mulutnya.

Laki laki itu menunjuk nunjuk mulutnya yang berarti minta dilepaskan, Arin langsung membuka bekapannya. Dan betapa terkejutnya Arin, ketika melihat seseorang yang ia bekap.

Mampus!! Satu kata itu yang dapat mengekspresikan perasaan Arin sekarang. Bagaimana tidak, pujaan hati yang ia cari sudah didepan mata, namun dengan situasi yang sangat--memalukan?

"Emang itu novel apaan sih? Kok sampe segitunya?" Arin gelagapan, ia deg deg-an, gugup, ah tidak. Perasaannya sekarang lebih menjuru ke malu, bukan gugup.

"Itu novel roman erotic."

"Erotik? Oh itu kan novel yang banyak anu-an nya kan?" Tanya Si tampan itu tanpa ragu.

"Sumpah deh, anu yang lo bilang itu terdengar sangat ambigu." Balas Arin sedikit kesal, catat ia hanya sedikit kesal.

"Diarin Romanticblue, Romantic sama blue nya digabung. Sebelum lo ngeledek gue karena nama super aneh itu, gue mau bilang kalau gue juga aneh sama nama gue sendiri. Dan lo bisa panggil gue Arin." Arin menjelaskan dengan panjang dan lebar, ia tidak mau orang menyebutnya gadis aneh walau itu tidak sepenuhnya salah.

"Nama lo unik bukan aneh, gue manggil lo blue aja ya? Kalau gitu gue juga kasih tau nama panjang gue, Fadli Pangeran Tan. Dan itu nama teraneh yang pernah gue tau."

Arin merasa peekenalan mereka ini seperti sinetron jaman dulu yang sampai saat ini masih ditayangkan. Menjijikkan, namun membuat Arin mabuk kepayang.

"Ah ya, gak papa kok. Kalo gitu gue balik dulu ya, udah mau bel soalnya. Dah Fadli."

***

Senin, 23 agustus 2014.

Setelah hampir 15 tahun aku hidup didunia ini, ada orang yang bilang nama aku unik, bukan aneh. Dan dia manggil aku dengan sebutan Blue.

EMAAAKKKK ARIN EH BLUE SENANGGGGG..

DIARIN EH BLUE YANG SANGAT BAHAGIA.

TBC

Catatan penulis:

Semoga kamu suka ya. RVC nya ya..

Adindahdy

Masih disini, menantimu..

DIARINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang