Penari(k) Hati (1)

54 7 0
                                    

Setelah insiden makan di warung bebek beberapa hari lalu, Arin dan Abra jadi lebih akrab dan bersahabat. Tidak ada lagi tatapan benci Arin ke Abra, atau sebaliknya tidak ada lagi senyum mengejek dari bibir tipis Abra. Dan hari ini rencana mwnonton film maraton di rumah Shania pun terealisasikan, karena sekarang mereka sedang menunggu film diputar di dalam home teater rumah Shania.

Semua tampak sangat fokus dengan tontonan mereka, apalagi Arin dkk, yabg langsung berteriak histeris saat tuan Grey menampakkan tubuh indahnya di layar kaca.

Sedangkan Abra dkk langsung bersiul ria saat tubuh molek Anastasya steel atau Dakota terlihat berlenggok memamerkan kemampuan acting nya yang memukau.

Saat semua sedang sibuk dengan tontonannya, Abra berlari ke toilet dan langsung di beri ejekan menggelikan dari teman temannya.

"Eh Ab, jangan abisin sabun Shania ya, ntar dia gak bisa mandi!"

"Eh, mau gue bantu gak? Biar lebih bersensasi, hahaha." Sontak semua tertawa kecuali Arin yang sedang fokus menonton.

"Jangan serius banget Rin, ntar kepengen. Abra deh yang kena untungnya." Celetuk Boy asal.

Dan dengan polosnya Arin hanya mengangguk pasrah. Antara sadar dan tidak sadar.

"AB, INI DIBANTUIN ARIN AJA!!"

Dengan langkah tergesa, Abra keluar dari kamar mandi.

"Beneran rin? Lo mau bantuin?" Tanya Abra dengan tatapan menggoda. Arin bergidik dan merapatkan outher yang ia kenakan.

"Jangan mimpi. Ini cuma buat masa depan." Ucapan Arin langsung membuat satu ruangan dipenuhi gelak tawa teman sekelasnya, termasuk Abra yang sudah terduduk dilantai karena terlalu keras tertawa.

Arin tersenyum melihat tawa itu, entah mengapa dari awal bertemu Abra, hanya tawa nya saja yang mampu membuat rasa jengkel Arin sirna.

***

Hari ini adalah hari dimana seluruh siswa siswi diwajibkan mengenakan pakaian olahraga. Hari dimana kalau ada murid yang bolos sekolah tidak akan ketahuan. Hari dimana Arin dkk sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi lawan di perlombaan antar kelas.

Sebenarnya Arin tidak terlalu suka hal semacam ini, menurut Arin makan dan bersantai sambil menonton film atau membaca buku adalah hal yang paling menyenangkan. Tapi mau dibilang apa, toh ia juga sudah terdaftar sebagai peserta tari dan tarik tambang, segelintir perlombaan yang ia sukai.

Sedangkan Abra sedang bersiap untuk tanding futsal, Arin sedang menghafal gerakan tarinya. Karena gugup, ia mendadak lupa dengan gerakan tarinya sendiri.

"Gausah sok gemulai deh lo." Ledek Abra, Arin melihat sumber suara yang mengusiknya.

"ㅎㄷ겨 미오 ㅔ먀육 ㅏ미ㅠ요!!!" Ucap Arin entah menggunkan bahasa apa.

"Lo ngomong apa?" Tanya Abra lembut.

"Gue juga gak tau. Eh lo jangan lupa dukung kelas kita ntar ya." Seru Arin dengan semangat. Senyum tulus terukir dibibirnya.

"Gabisa, gue futsal." Jawab Abra singkat.

"Yahh Abra kok gitu sih. Tari kan setelah tanding futsal. Ah lo mah jahat." Sergah Arin dan meninggalkan Abra dikelas sendirian.

"Eh iya deh iya. Nonton gue. Gitu aja ngambek. Jelek lu." Ucap Abra yang diakhiri dengan jitakan di kepala Arin.

"Asu!!"

***

Semua peserta tari sedang mempersiapkan diri didalam kelas masing masing. Pakaian dan alat make up berserakan dimana mana. Termasuk Arin dkk.

DIARINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang