Jangan ganggu aku. Lebih baik kalian semua pergi. Kumohon.
"Ah ra,"
Jangan dekat - dekat. Atau aku tidak akan bisa menahannya lagi.
Aku membanting tasku keras pada mejaku dan segera menenggelamkan kepalaku disana. Hingga aku merasakan ada sebuah tangan yang menyentuh pundakku.
Aku mengangkat kepalaku perlahan mencoba menyingkirkan bayang - bayang dari semua yang telah terjadi padaku. Dan memberanikan diriku menatap orang yang memanggilku.
"Pagi Fyera" ucapnya sambil tersenyum menatapku.
Dia lagi. Bukankah aku sudah bersikap acuh tak acuh kepadanya beberapa hari ini? Kenapa ia masih mendekatiku? Apa dia tidak lelah?
Aku dengan raut yang masih sama, kembali menenggelamkan kepalaku seolah tak melihat atau mendengar apapun sebelumnya. Ini lebih baik, untukku ataupun dia.
"Ra? Lo kenapa? Lo sakit?"
Aku mendengar suara kursi ditarik di bangku yang berada didepanku. Dan kali ini aku mendengar suara seorang wanita. Aku menghela nafas sedikit berat dan kemudian mengangkat kepalaku. Mendapati dua orang menatapku dengan pandangan bingungnya.
Daffa dan Bintang.
"Ra, kalo sakit ke uks aja. Mau gue temenin?" Bintang menatapku khawatir. Sudah kubilang jangan dekat - dekat denganku.
Aku bangkit dari kursiku dengan tiba - tiba. Membuat Daffa dan Bintang menatapku aneh. "Ra?"
"Aku baik. Jangan khawatir." aku meninggalkan mereka begitu saja sambil berjalan keluar meninggalkan kelasku. Meninggalkan mereka yang menatap heran terhadapku.
Untuk kali ini, kumohon kalian menjauh dariku dan jangan mendekatiku lagi. Demi kebaikan kita, aku, dan kalian.
Aku memiliki alasan, alasan terburuk yang pernah kupikirkan. Alasan yang sejujurnya aku juga sangat membencinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fyera
RandomTidak biasanya Fyera seperti itu. Tidak biasanya Fyera membolos sekolah. Apa karena semua ini, ia akan menyerah? Menyerah pada takdir, dan menyerah pada hidupnya. Bukankah itu cara yang benar-benar bodoh untuk dilakukan? Bahkan, Daffa dan Bintang ti...