t h r e e

147 13 5
                                        

(Mulmed: Bagas as Dylan Sprayberry)

Semoga malam tersenyum padamu, Fika-ku tercinta. Sebab kini pada malamlah kau kupercayakan.

---------------------------------------

Bagas Putra Pratama. Seperti namanya. Bagas menyandang nama keluarga Pratama. Siapa yang tak kenal dengan Pratama Group? Sebuah perusahaan kedua terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang perhotelan, pusat perbelanjaan, pariwisata, pendidikan dan masih banyak di bidang-bidang lainnya.

Dan Bagas adalah anak tunggal dari pasangan Hendra Atmadja Pratama dan Adelia Lidyawati Pratama. Ayahnya adalah CEO Pratama Group, dan Ibunya adalah pemilik restoran yang cabangnya sudah sampai ke Singapura, Inggris, Amerika Serikat, dan tersebar di seluruh Indonesia.

Tingkah laku Bagas sangat berbanding terbalik dengan kedua orang tuanya. Bagas memiliki sifat yang tidak mudah akrab dengan seseorang, frontal, dan sangat dingin kecuali pada orang-orang yang dikenalnya. Dan satu hal lagi yang membuat Bagas semakin aneh adalah, kegemarannya yaitu PHP, tukang gombal.

Orangtua Bagas adalah pengusaha yang merakyat. Hal itu yang menyebabkan bisnis keduanya masih berjalan sukses hingga sekarang.

~~~~

Deru motor membelah kesunyi-senyapan jalan raya. Pagi ini Bagas berangkat ke sekolahnya dengan menggunakan motor Ducati Panigale 1199 kesayangannya itu. Ia menikmati kelengangan di jalan raya. Ya, jalan masih sangat lengang pagi ini. Bagaimana tidak, jam masih menunjukkan pukul 06.00. Matahari pun masih malu-malu menampakkan sinarnya.

Bagas mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, sembari menikmati udara sejuk di pagi hari. Ketika ingin membelokkan motornya ke gerbang sekolah, tak sengaja matanya melihat seorang gadis yang sempat bertikai dengannya kemarin. Gadis berkacamata sebutnya.

Ia memberhentikan motornya tepat di depan Fika. Tak ayal, gadis itupun langsung terkaget.

"Naik" seru Bagas dingin.

"Paan sih?" balas Fika

"Naik cepetan, elah" ujar Bagas

"Gajelas deh lo, minggir sana gue mau lewat!" bentak Fika

"Tinggal naik aja rempong banget sih lo". Bagas turun dari motornya dan menggendong Fika duduk di atas jok motornya. "Nah gini kan siap, dari tadi juga".

Badan Fika menegang, benaknya dipenuhi berbagai macam hal. Ia masih tidak habis pikir dengan cowok yang sekarang duduk di depannya ini.

Bagas membelokkan motornya menuju sebuah kedai bubur di pinggir jalan. Ia memarkirkan motornya. "Yuk makan, gue tau lo belom makan".

"Enak aja lo nyuruh-nyuruh gue, emang lo siapa? Pacar bukan, suami bukan, berasa apa gitu gue disuruh-suruh gini!" cerocos Fika

"Makan cepetan, nyerocos aja lo dari tadi" ucap Bagas sambil menyuapkan sesendok bubur ke mulut Fika.

Badan Fika (lagi-lagi) menegang. "Ni anak apaan sih maunya, hobi banget bikin orang nge-fly" batin Fika.

"Eh lo ngapain bengong segala? Abisin gih buburnya, atau mau gue suapin lagi?" goda Bagas sambil mengedipkan salah satu matanya.

"Uh geli gue" ucap Fika sambil cepat-cepat menyuapkan bubur ke dalam mulutnya.

~~~~

Bagas membelokkan motornya ke gerbang sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul 07.20 yang artinya 10 menit lagi bel akan dibunyikan.

"Eh kacamata, 10 menit lagi bel masuk, bengong mulu sih lo dari tadi. Lo kesambet apaan?" ujar Bagas.

"Gue gabengong dari tadi dan stop manggil gue dengan sebutan 'kacamata'. Gue punya nama yang udah diakikahin sama bonyok gue taugak."

"Iye iye. Emang apa nama lo?"

"RA.FI.KA"

"Buset, itu nama apa merek pelicin pakean?" ujar Bagas menahan tawanya.

"Tuhkan, dah ah gue mau kelas dulu."

"Yailah ngambek. Yuk gue anterin lo kelas." Setelah mengatakan hal itu. Bagas langsung menggenggam tangan Fika.

Fika untuk yang ke-tiga kalinya kembali menegang.

"Eh, lo kelas berapa?"

"MI--MIA 2" Fika mulai tergagap sodara-sodara.

"Berarti lo pinter dong ya?"

"Mu--mungkin" dan Fika tergagap lagi.

Bagas mengantarkan Fika sampai ke depan kelasnya. Hal itu jelas mengundang perhatian seisi sekolah. Bagaimana bisa Bagas Putra Pratama menggenggam tangan seorang nerd. Fika dan Bagas mendengar jelas orang-orang yang membicarakan mereka.

"Ih Bagas kok mau sama nerd gitusih"

"Berasa kayak pangeran dan putri kodok"

"Tuh cewek gapunya muka apa berani-beraninya deketin Bagas"

"Cewenya jelek banget sih"

"Bagas sama gue ajadah daripada sama nerd itu"

Dan yang terakhir itu cukup menyakitkan untuk Fika.

"Udah gausah didengerin mereka, masuk sana gih" ujar Bagas lembut

"I-iya, gue masuk ya" balas Fika

CUP. Bagas mengecup kening Fika.

Fika kaget dan mengerjapkan matanya. "Apa-apaan itu tadi?"

"Udah lo masuk sana gih, gue kelas yap" Bagas berjalan santai ke arah kelasnya.

Ia bahkan tidak memberikan penjelasan kepada Fika atas kejadian tadi.

--------------------------------------

Hey everibadeh:D akhirnya gue bisa nyelesein nih part yang udah lama menjadi bangkai di Ms word gue.

Gue mohon ampun atas segala typo(s), jalan cerita yg aduhai (baca: ganyambung) dan kata-kata yg ganyambung:D

so yah

happy reading xoxo

Pipis love and gaholl - Cii








Beeing You [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang