What's wrong, what's wrong now?
Too many, too many problems.
Don't know where she belongs, where she belongs.
She wants to go home, but nobody's home.
It's where she lies, broken inside.
With no place to go, no place to go to dry her eyes.
Broken inside.
--------------------------------------
Perempuan itu sedang memegang buku yang tebalnya kira-kira 5 cm. Entah dia sedang membacanya atau hanya sekedar melihat-lihat buku yang bersampul seorang gadis kecil yang sedang mengenakan gaun berwarna hijau tosca itu.
Sesekali perempuan ini terlihat membetulkan letak kacamatanya yang melorot. Nasib orang yang memiliki hidung mancung 'ke dalam'.
Kehidupan sehari-harinya hanya seperti itu. Menghabiskan waktu ber jam-jam di perpustakaan sekolah, hanya sekedar untuk membaca novel-novel klasik yang tebalnya tak terhingga.
--------------------------------------
Rafika atau yang biasa dipanggil Fika oleh keluarganya.
Ashford High School. Siapa yang tak kenal dengan sekolah bertaraf Internasional ini. Hampir semua murid pasti ingin masuk sekolah terpandang ini.
Pagi ini Fika berangkat ke sekolahnya seperti biasa. Entahlah, mungkin dia terlalu bergembira pagi ini, sehingga dia tidak menyadari bahwa sejak ia berangkat dari rumah, langit sudah gelap yang menandakan hujan akan turun sebentar lagi.
1 2 3 byarr ... Hujan turun dengan lebatnya, bagai ditumpahkan oleh Sang pemilik langit. Tentu saja Fika kaget, dengan kecepatan seribu ia langsung mencari tempat untuk berteduh.
Tentu saja ia tidak langsung mendapat tempat berteduh mengingat banyaknya murid-murid se-SMA-nya yang juga baru berangkat sekolah dan sekarang sedang berteduh karena hujan turun dengan lebatnya. Untunglah ia melihat sebuah kedai kopi dan tanpa pikir panjang ia langsung memasukinya. Dan how lucky I am batinnya, kedai kopi ini adalah salah satu dari kedai kopi favorit Fika yang selalu dikunjunginya apabila ingin ber-wifi ria.
Dia duduk di salah satu meja yang berhadapan langsung dengan jalan raya, hanya dibatasi oleh kaca transparan yang sedikit berembun karena hujan.
Dari sini, ia bisa melihat orang-orang yang sedang berteduh. Ada yang bajunya basah karena hujan, atau ada yang duduk sambil menggosokkan kedua telapak tangannya sambil berharap hujan segera reda.
Kali ini ia tidak memikirkan bahwa ia akan terlambat sampai ke sekolah. Karena, sepertinya kali ini hujan tidak mengizinkannya untuk pergi dari kedai kopi yang selalu mendatangkan suasana damai bagi Fika.
--------------
Jam 09.00 wib dan hujan baru saja berhenti. Bisa dibayangkan bagaimana telatnya Fika. Ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa gurunya pasti akan memaklumi keterlambatannya.
Pintu gerbang masih terbuka lebar. Itu menandakan bahwa tidak ada guru yang berjaga di meja piket. Tebakan Fika benar, tidak ada satupun guru di meja piket.
Ada satu hal lagi yang membuat batin Fika bertanya-tanya kemanakah semua murid ?. Biasanya apabila sudah jam segini, banyak siswa-siswi dari kelas lain yang suka nongkrong di sepanjang koridor IPA ini, tapi sekarang hanya ada sekitar 4-5 murid di koridor ini.Entahlah, mungkin karena hujan, jadi banyak murid yang memilih untuk tidak hadir ke sekolah.
Fika memilih mengabaikan keanehan itu dan langsung masuk ke dalam kelasnya. MIA 2. Banner yang terpampang di pintu masuk kelasnya. Ia segera meletakkan tasnya dan berjalan keluar menuju bangku yang disediakan di sepanjang koridor IPA.
Fika selalu suka suasana setelah hujan. Ia sangat menyukai bau tanah dan rumput yang basah karena hujan. Ia menyukai suasana teduh yang ditinggalkan hujan.
Ketika sedang menikmati keasikannya itu, tiba-tba ia kaget karena ada seseorang yang duduk di sebelahnya.
"Lo setan apa manusia?" ucap Fika langsung.
"Ya manusia lah, yakali gue setan. Kalopun gue setan, gue juga gasudi kali deket-deket sama lo" tandasnya yang langsung membuat Fika terdiam, kata-kata itu terasa menohok dirinya.
"Sewot amat bang jadi orang" ucap Fika tak kalah frontal.
"Yaudeh gue pigi, eneg juga liat muka lo lama-lama" lalu ia beranjak pergi.
"Yaudeh!" ucap Fika agak kuat.
Entahlah, dia sangat suka wangi dari parfum cowok itu. Tidak terlalu menyengat, dan wanginya sangat lembut dan menenangkan.
Dia seperti sangat mengenali wangi parfum ini sebelumnya. Enggak, Fika bukan tukang parfum, dia cuma merasa pernah akrab sama orang yang make parfum yang sama dengan parfum yang cowok tadi pake.
Fika sangat penasaran dengan cowok yang satu ini. 'Naluri stalker gue muncul lagi dah'. Iya, Fika memiliki hobi kedua setelah membaca yaitu stalker. Dia tipe orang yang stalker dulu baru mulai berteman. Sifat itu diturunkan dari almh. ibunya, untuk berjaga-jaga alasannya.
--------------------------------------
Segini dulu lahya, maafkan kata-katanya yg ganyambung, typo yg bertebaran, dan maafkan jalan ceritanya yg aduhai (baca: ganyambung).
Gue emang sengaja gapake POV-POV-an segala. So yah,
Happy reading,xoxo
Pipis love and gaholl - Cii

KAMU SEDANG MEMBACA
Beeing You [ON GOING]
Novela Juvenil"Aku hanya menyukainya saja. Apakah itu adalah sebuah dosa ?" -- Rafika Rafika Azalia Maharani Bagas Putra Pratama p.s Newbie p.s.s Judul+cover typo or whatevs