f o u r

94 8 1
                                    

(Mulmed : Rafika as Kaya Scoladerio)

This innocence is brilliant

I hope that it will stay

This moment is perfect

Please don't go away

I need you now

And I'll hold on to it

Don't you let it pass you by

--------------------------------------

"Tuh anak gila kali ya. Kemaren waktu duduk di bangku koridor dia sewot banget ngomongnya, eh sekarang pake cium-cium jidat orang sembarangan lagi. Emangnya gue anak kecil apa pake cium jidat segala".

Fika mendumel sendiri di bangkunya. Dia masih tidak habis pikir dengan kelakuan Bagas yang kemarin. Mengapa Bagas mencium keningnya?. Itu yang sedari tadi ia pertanyakan. Bahkan ia baru sehari kenal Bagas, anak itu bahkan sudah berani mencium keningnya.

Awalnya Fika kira Bagas termasuk cowok baik-baik mengingat rambutnya yang sangat klimis. Seperti baru saja dituang minyak goreng 1 liter. Tetapi, melihat perbuatannya yang seenak jidatnya saja mencium kening stranger seperti Fika, sudah pasti anak itu termasuk Bad Boy.

Masih ada 1 hal yang mengganggu benak Fika hingga sekarang ini. Entah hal apa yang mendasari Bagas untuk mau dekat dan peduli dengannya. Bukannya Fika baper. Tapi perbuatan yang dilakukannya tempo hari itu sudah pasti dianggap lain oleh Fika. Terlebih teman-teman sekelasnya melihat-nya kemarin.

Tetapi berkat kejadian itu, mereka, Bagas dan Fika jadi semakin dekat. Setiap pagi, sebelum kelas di mulai, Bagas pasti menyempatkan dirinya untuk datang ke kelas Fika hanya sekedar untuk mengajaknya makan bubur, di tempat yang sama setiap harinya.

----------------------------------------

Masih jam 6 pagi dan Fika sudah stay di bangku kelasnya. Cukup ramai yang datang di waktu sepagi ini, mengingat ini adalah Jakarta. Kota yang super macet. Mau tak mau, orang harus datang sepagi mungkin untuk menghindari macet.

Samar-samar Fika mendengar dari obrolan teman yang duduk di depannya bahwa kelasnya akan kedatangan siswi baru.

Memang, hari ini kelas Fika memang kedatangan siswi baru. Siswi ini adalah anak kandung dari Pak William. Pemilik sekaligus Ketua Yayasan sekolah Fika saat ini. Ashford High School. Siswi ini bahkan sudah diperkirakan akan termasuk ke dalam jajaran anak populer di sekolah ini.

"Ngapain gue peduli, tuh anak baru pasti bakal gabung sama si komplotan cabe tuh, gengnya si-Evelyn." Batin Fika.

Ya, kelas Fika ini memang rata-rata diisi oleh anak populer. Kenapa? Karena kelas MIA 1 dan MIA 2, adalah kelas-kelas orang tajir. Nah, kalo udah tajir pasti populer kan, so yah.

Dan keberuntungan banget untuk Fika karena dia bisa masuk ke kelas MIA 2, karena Fika memiliki keluarga yang berlatar-belakang terpandang dan otak yang cemerlang.

Tiba-tiba Bu Linda masuk ke dalam kelas. Ia membawa siswi baru yang diperbincangkan seluruh kelas. Kesan pertama Fika saat pertama kali melihat siswi ini adalah she is fuckin' swagger. Bagaimana tidak, ia memiliki rambut yang dicat merah, memakai sepatu warna-warni dan mengenakan beanie hat di dalam kelas. Padahal ketiga hal itu sangat tidak diperbolehkan dalam sekolah ini, walaupun sangat remeh.

Bu Linda memperkenalkan nama siswi ini. Adara Nathania Bramantyo.

"Kalau gasalah, Bramantyo itu kan nama perusahaan yang kerjasama sama perusahaannya papa kan? Bramantyo Inc." Fika membatin

Fika kemudian tersadar dari lamunannya. Ia sangat kaget melihat Adara sudah duduk di sebelahnya.

"Eh lo ngapain disini ?" Fika bertanya

"Duduk lah, jadi ngapain lagi ?" Adara menjawab

"Bu-bukan gi-gitu, arrghhh." dan Fika mulai stress teman-teman

"Gue duduk disini ya karna gaada bangku lain" timpal Adara

"Oh iyaya." lalu Fika memukul jidatnya

"hoi, kita belum kenalan ini." cetus Adara

"Eh iyaiya." Fika kemudian menggaruk tengkuknya

"Gue Adara. Hobi gue makan, minum, bernafas. Seperti yang lo tau, gue anak Ketua Yayasan. Padahal menurut gue itu biasa aja, tapi gatau deh mereka nganggepnya kek gue anaknya Ratu Elisabeth." kata Adira

"Haha, mereka mah emang gitu orangnya. Btw, gue Rafika Panggil aja Fika" ujar Fika

"Buset, nama lo kek nama pelicin pakaian" ledek Adara

"Pasti gitu deh kalo tau kepanjangan nama gue" Fika merengut

"Canda canda. Gue harap setelah ini kita bisa temenan baik ya. Gue agak anti sama orang yang gila ketenaran kek cabe-cabe di pojokkan itutuh" tunjuk Adira

"Itu mah gengnya si Evelyn, memang gitu mereka" balas Fika

Setelah percakapan singkat tadi, keduanya sama-sama diam mendengarkan penjelasan guru di depan.

"Sumpah ni cewek cool banget gayanya, gue jadi berasa apa gitu" Fika membatin. Ia kemudian menatap Adira. "Gue kayak kenal sama ni cewek" Fika memastikan.

Ternyata Adira menyadari bahwa ia sedang diperhatikan. Ia segera menoleh ke arah Fika.

"Lu ngapain ngeliatin gue kayak gitu?"

"Bu-bukan, gue kayak pernah kenal sama orang yang mukanya mirip sama lo"

"Ohh, muka gue emang pasaran"

"Hahaha. Btw, lo anak dari Om Jamal bukan sih? Yang CEO Bramantyo Inc. ?"

"Hahaiya, lo kok tau sih ?"

"Bokap gue temen kerja bokap lo deh. Bokap lo sering datang ke rumah gue dan sering ngobrol-ngobrol gitu sama bokap gue"

"Ohiya, nama lengkap lo siapa emangnya? Rafika apa?"

"Rafika Azalia Maharani, gue emang gamau pake nama perusahaan."

Dan Adira hanya manggut-manggur seperti boneka anjing yang ada di dashboard mobil.

------------------------------------------

Ehkem Ekhem

gue balik euyy, maaf atas kengaretan dan ketidak konsistennya gue

maaf atas typo, katakata yg ganyambung dan kekhilafan yang lain

pipis, love and gaholl - Cii

Beeing You [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang